Aneh

3 0 0
                                    

Glen melihat Gwenna dari jauh,
namun langkahnya terhenti kala dada kirinya terasa sakit. Wajahnya yang berubah pucat juga tubuhnya mengeluarkan keringat.
Iya memundurkan langkahnya, dengan tertatih Glen berhasil menahan rasa sakit.

Glen melirik jam ditangannya, ia melewatkan sesuatu. Ya jam minum obatnya. Akhir-akhir ini Glen sering kambuh.
Entah sampai kapan ia akan menyembunyikan ini dari Gwenna.

Di satu sisi Gwenna menunggu Glen, mencoba menghubungi Glen namun yang ia dapatkan bukan sebuah jawaban dari Glen. Melainkan ponsel yang tidak aktif.

Aneh...

Gwenna mengerutkan keningnya kala mencoba menghubungi Glen. 'ga biasanya' batinku.

Sudah 30 menit Gwenna menunggu, Gwenna memutuskan melangkahkan kakinya keluar dari kampus. Menaiki angkutan umum. Dan mencoba memberi pesan walau masih terpampang jelas hanya ceklis satu.

"kak, lo dimana? Gue nungguin lo, tp sekarang udah di busway"

~~~~

"ma, Gwen pulangg" ucapku kala masuk ke rumah.

Mama sedang duduk di meja makan sambil membulatkan adonan yang entah itu adonan apa.

Hendak bertanya namun mama bersuara "mama bikin onde loh"

"wahhhhhhh" aku teriak kegirangan kala mama bilang akan bikin onde. Onde kesukaan Gwenna dan onde terenak yang Gwenna makan.

Seketika Gwenna teringat Glen. "maa mau bagi kak Glen ya" ucapku yang langsung mendapat anggukan dari mama.

"aku ganti baju dulu, abis itu bantuin mama yaaaa" mama kembali mengangguk dan memberi senyum manisnya.

Setelah berkutat didalam dapur, akhirnya semua onde sudah jadi.
Mama langsung membantuku menyusun onde dan langsung menyuruhku mengantarnya.

Tok.. Tok..

Gwenna mengetuk pintu yang tak lama mendengar sautan dari dalam yang ia yakini suara tante Ina.

Tante Ina kaget kala melihat aku yang berada dibalik pintu. Tanpa basa basi akupun memberi onde yang mama buat.

"kak Glen nya ada tan?" tanyaku penasaran karena sejak tadi glen belum juga membalas pesannya.

"ohh Glen ya, ada kokk lg tidur tapi" jawab tante Ina.
Akupun hanya mengangguk tanda mengerti dan langsung berpamitan.

"ga biasanya tu anak tidur jam segini" hal yang jarang Gwenna ketahui, kecuali...

Kecuali Glen sakit.

Apa iya kak Glen sakit? Batinku terus bertanya.

Gwenna terus memandang ponselnya. Entah apa yang ia tunggu.

Terpampang jelas pesannya belum terbaca oleh Glen. Jemarinya pun mulai bergerak lincah,

"kak...
Lo sakit ya? Kata tante lo tidur. Kok tumben?"

"yah masih belum ceklis dua" ucapku pelan.

Aku memutuskan untuk melanjutkan membaca tumpukan buku novelnya yang meronta untuk dibaca dan di selesaikan.

Tingg..

Tingg...

Ponselku berbunyi pertanda sebuah pesan masuk. Aku langsung bergegas melihatnya. Namun yang diharapkan ternyata tidak sesuai, raut wajah kecewaku tidak bisa ditutupi.

Eh bentar..

'Kenapa jadi kecewa gini pas tau ternyata bukan pesan dari kak Glen?'

'gaaa' aku menggelengkan kepalaku

'gaa, gue cuma khawatir aja. Takut kak Glen beneran sakit. Udah itu aja' ucapku lagi mencoba meyakinkan diri.

Satu pemberitahuan dari Caca
'gwen, sorry baru bales. Gue ikut UKM Sosial ya'

Dan pemberitahuan yang lainnya terkait UKM yang diminta sama kak Dave.

~~~~

Glen POV

Glen mencoba menghubungi pak Dani.

"halo pak, pak tolong jemput saya di kampus ya. Dada saya sakit pak. Tolong cepet ya" suara nafasnya mulai tidak beraturan.

"Nana. Gimana nana. Bodoh banget lo Glen" ia terpaksa harus meninggalkan Nana. Ia tidak mau kalau Nana tau tentang penyakitnya.

Setahun belakangan ini sudah berhasil ia tutupi. Semenjak Nana bekerja ia jadi sangat sibuk lagi, namun kuliah tidaklah sesibuk kerja. Jadi Glen harus berhati-hati.

Terlihat mama sedang berdiri di lobby rumah sakit dengan raut wajah khawatir.

Aku melangkah keluar dari mobil yang langsung di sambut dengan tangan hangat mama. Mama membantuku berjalan.

"ya ampun Glen, kok bisa sampe kambuh lagi" terdengar dari suara mama yang bergetar.

"ga—gapapa ma" aku mencoba membuat mama tidak khawatir namun sepertinya percuma.

———

"mama keluar bentar ya" ucap mama sambil mengelus kepalaku pelan.

Lagi dan lagi aku harus menggunakan alat bantu nafas, dan tangan yang dipenuhi selang infusan.

Sudah setahun ini aku menggunakan ini semua, rasanya tidak berkesudahan. Semakin lama aku merasakan lelah. Tapi ga bisa. Ga boleh.

'tunggu gue ya na'







Haiiiii semuaaaa!
Glen dan Gwenna kembali lagi.
Jangan lupa vote n comment nya ya! Terima kasih!❤✨

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ruang waktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang