06 | Ke Psikiater

53 12 112
                                    

Tiara Andini - Merasa Indah

CHAPTER KALI INI, KHUSUS MASDEV DAN MBAK NAIRA

DI CHAPTER KALI INI, BAKAL KELIHATAN GIMANA SAYANGNYA MAS DEV KE MBAK NAIRA

DI CHAPTER KALI INI, BAKAL KELIHATAN GIMANA SAYANGNYA MAS DEV KE MBAK NAIRA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau ngapain kesini, sih, Mas?" tanya Naira kedua kalinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mau ngapain kesini, sih, Mas?" tanya Naira kedua kalinya. Membuat laki-laki itu tercengang. "Mas mau perkosa aku?"

"Yaampun, kamu mikirnya kejauhan, Na. Makanya masuk dulu," Devano tertawa, gadis itu benar-benar lucu.

"Permisi, Kak. Ini Kak Amel, ya?" tanyanya. Cowok itu tersenyum tipis, kemudian menoleh, melihat, dan membuka pintu ruangan yang di pojok tadi.

Wanita itu tidak menjawab, hanya tersenyum.

"Saya, Devano. Yang kemarin DM kakak di Instagram,"

Wanita itu mengingat-ngingat, "Oh Iya, silahkan duduk,"

Naira menoleh ke sekelilingnya, benar-benar. Apa yang akan di lakukan Devano kepadanya.

"Ini, Naira, Kak. Pacar saya." Devano membuka obrolannya. "Dia ini, dulu pernah mengalami kecelakaan pesawat, dan kebetulan besok lusa saya mau berpergian jauh sama dia. Naik pesawat juga. Saya takut, Kak, kalau dia punya trauma sama kecelakaan itu. Saya pengen ngecek kondisi psikis dia di sini,"

"Hm." sahut Naira acuh. Dia dahulu pernah pergi kesini, bersama Arvin dan Olivia. Rasanya, dejavu bila hal ini terjadi lagi. Namun kali ini berbeda dengan hadirnya Devano.

"Na," panggil Devano, sesaat dia tersadar dari lamunan.

"Coba lihat buku ini, Naira," pinta Amel, cewek berambut panjang sepunggung, dengan kisaran usia kira-kira dua puluh lima tahun. "Apa yang ada di pikiran kamu saat melihat gambar di buku ini?"

Amelia Betharia, memegang dan memperlihatkan gambar pesawat di buku bergambar itu.

"Pesawat, iya bukan sih, Mas?" Devano mengangguk. Sesekali dia menutup mulutnya, menolak untuk tertawa.

"Bagus ! Coba gambar kedua, ya Naira!" Naira menelan saliva-nya.

"Ini gambar apa, coba? Apa yang ada di kepala kamu, saat melihat gambar ini?" Amelia memperlihatkan buku dengan halaman kedua, bergambar air laut. Dan sesuatu yang berhubungan dengan lautan dalam.

Sejuta Sayang Untuk NairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang