| DS - PART 12 - B |

527 36 2
                                    

Jangan lupa Vote dan Komentar yang banyak yyyaaa 😍😍

100+ komentar lagi fix!
Tapi kayaknya lebih dari 200+ ddeehhh 😍😍

Okey langsung aja....

Selamat membaca^^

*Btw... kalau kalian pusing dan aneh sama alur cerita ini  karena beda sama yang dulu.. tentu saja beda..
karena alur di wp yang dulu dan di versi cetak yang sekarang aku bikin beda alurnya..
Karena ini juga ketentuan penerbit juga jadi aku harus mempersingkat alurnya...

Aku juga tidak akan memposting semua PART DS..


*
*
*


Wajah Arbi langsung memerah sampai telinga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah Arbi langsung memerah sampai telinga. Arbi menghela napasnya sambil menutup mata. Kenapa Arbi jadi seperti anak ABG yang mau nyatakan cinta?? Apa di umurnya yang dua puluh delapan tahun ini masih pantas menyatakan cinta seperti anak remaja? Bahkan Arbi sudah lupa bagaimana caranya menembak cewek.

"Saya mau kamu jadi kekasih saya. "

DEG

"APA?!"

Hening.

Viona terdiam dengan mulut terbuka sedikit, matanya mengerjap beberapa kali. Telinganya masih berfungsi dengan baikkan? Tadi ia mendengar apa? Viona menatap wajah Arbi memerah. Ia tau itu bukan karena panas matahari, tapi itu panas karena malu.

Viona mengubah duduknya jadi menghadap ke arah Arbi, membuat lelaki itu mengerjapkan mata beberapa kali menatap Viona. "Tadi... ba-bapak bilang apa?" tanyanya.

Arbi berdehem, lalu berdiri dengan cepat sambil mengambil sepatunya. "Tidak ada siaran ulang." ucap Arbi berbalik meninggalkan Viona yang melongo menatapnya pergi.

Viona sadar saat melihat Arbi semakin menjauh, ia buru-buru mengambil tas dan sepatunya lalu menyusul Arbi. "IIHH PAK ARBI! TUNGGUIN!"

Sementara Arbi yang sudah memakai sepatu segera pergi, membuat wajahnya memerah karena malu dan marah. Pertama, malu karena berteriak dan kedua marah karena Arbi pergi meninggalkannya. Setelah memakai hak tingginya lagi, Viona dengan segera menyusul Arbi yang sudah berjalan santai. Mereka berjalan ke arah tempat parkir mobil. Setelah jarak mereka sudah dekat, Viona mendumel membuat Arbi tersenyum kecil, sebelah tangannya terulur mengacak rambutnya.

Viona menepis tangan Arbi di kepalanya. "Gak usah pegang-pegang!" Ucap Viona menatap tajam Arbi.

"Terus kamu boleh pegang saya gitu?" tanya Arbi melirik lengannya yang masih di pegang Viona.

Viona yang sadar dengan apa yang ia lakukan, langsung melepaskan cekalannya di lengan Arbi. Matanya mendelik lalu berbalik, tapi Arbi dengan cepat menahan pundaknya dan membuat tubuh Viona berbalik menghadapnya kembali.

"Bisa dijawab pertanyaan saya tadi?" tanya Arbi.

DEG!

Ternyata beneran ya. Batin Viona sambil membulatkan matanya.

Mimik wajah Viona kembali berubah. Jantungnya berdetak tak karuan, apa yang harus ia jawab? Ya atau tidak? Viona mengingat lagi disaat awal mereka bertemu, disaat bimbingan skripsi, kejadian di perpustakaan dan sampai kejadian sekarang ini. Tanpa di pungkiri dirinya juga ada rasa nyaman dan juga tenang di dekat Arbi. Hanya sekedar nyaman saja. Namun, Kenapa jantungnya jadi selalu berdetak tak karuan disaat dekat Arbi? Kenapa dirinya selalu nyaman jika di dekat Arbi? Padahal mereka kenal tidak sengaja karena skripsi.

"Viona?" panggil Arbi lembut.

Viona mengatur napasnya dengan pelan. Ia menoleh ke arah Arbi yang menatapnya. Tidak salahnya kan jika ia menerima Arbi? Viona menggigit bibir bawahnya, ia mencoba menyakinkan diri dengan jawabannya.

"Ya." ucap Viona dengan suara sangat pelan. Arbi yang mendengar itu tidak percaya jika Viona menerimanya.

Hati Arbi senang, bahkan bibirnya terangkat membuat senyuman kecil. "Apa?" ucap Arbi bermaksud menyuruh Viona untuk mengulang kata singkat barusan.

Meskipun singkat, Arbi tau apa jawaban Vio barusan. Viona mendengus sambil mendelik ke arah Arbi. "Gak ada siaran ulang Pak!" omel Viona, lalu berbalik.

Rasain! Pembalasan Pak! Batin Vio dalam hati sambil tersenyum.
                                 
CUP!

Viona terkejut saat Arbi membalikkan badannya. Jantungnya berdegup dengan membulatkan mata, saat merasakan ada sebuah kecupan mendarat di keningnya.

Astagfirullah! ini di tempat umum Pak Arbi! Batin Viona berteriak.

"Makasih sudah menerima Saya, Viona. Besok kita ngedate ya."

"Hah? Gimana?"


*
*
*



Mampus...
langsung nge-date gak tuh wkwkwk..
btw...
ter-Arbi-Arbi juga gak tuh..
wkwkwkwk 🤣🤣

Akhirnya permintaan kalian terkabul yyyaa 😂😂😂

Akhirnya Viona menerima Arbi dan dapat status baru sekarang 🤣🤣

Okey....
Aku sudah update dan jangan lupa untuk Vote dan Komentar yang banyak di part ini yyyaaa 😍😍😍

*

*

Sekali lagi jangan lupa di Vote dan Komentar yang banyak yyaa 😍😍😍

Hatur nuhun 🙏🙏

Bandung 1 Januari 2020

Ig : Roseneyy_
Pinterest : anekeney_

Dospem Skrip(S)weet - [ Sudah Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang