✿⁠ Empatbelas✿⁠

573 24 0
                                    

✿⁠ Selamat membaca✿⁠

"Daddy?"lenguh ku saat merasakan pergerakan diwajahku. Dan benar saja itu Daddy.

"Kenapa tidur disini hmm? Dan apa Daddy kurang memberikan mu uang sampai sampai kamu memakai baju kurang bahan seperti ini?"kata Daddy dengan rahang mengeras.

Aku langsung duduk. Ternyata tadi aku ketiduran saat menanti Daddy pulang.

Aku tahu ini reaksi yang akan Daddy berikan padaku. Aku memakai baju tidur berbahan satin dan tipis yang mengekspost bahu dan paha putihku.

"Kenapa dad? Cia emang sering makek ginian kok kalo mau tidur."ujar ku berbohong.

Tangan Daddy yang ada disamping paha ku terkepal sampai urat-urat ditangan tersebut bermunculan.

Aku menelan ludah ku dengan susah payah saat Daddy mulai mendekati ku.

"Aghh."pekik ku kesakitan setelah mendapatkan sentilan di dahi mulusku ini.

"Sakittt dad!" Jerit ku masih dalam posisi duduk di sofa dengan tangann yang terus mengusap dahi ku yang kemungkinan mulai memerah.

Tidak kira kira Daddy menyentilku rasanya sangat sakit dan sedikit panas.

Daddy yang berdiri di depanku hanya menatap ku dengan wajah datarnya dan juga dengan kedua tangan yang bersedekap dada.

"Balik ke kamar mu. Dan jangan pernah memakai pakaian seperti itu lagi. Ingat Cia?!"tekan Daddy.

Aku mendengus dengan kasar." Apa masalahnya sih dad? Badan, badannya Cia, jadi terserah Cia dong mau pakek apa. Daddy nggak ada hak buat ngelarang Cia pakek ini dan itu!."balas ku mendongak kan kepala menatap wajah datar Daddy.

"Daddy bilang tidak boleh ya tidak boleh Cia! Apa kamu sekarang menantang Daddy? Hah? Kamu nggak mau nurutin perintah Daddy lagi? Mau jadi anak nakal sekarang?"seru Daddy mencengkram bahuku dengan sedikit erat.

Bisa terlihat dari urat urat leher Daddy bahwa sekarang Daddy tengah menahan emosinya terhadap ku.

Aku melengoskan wajah tak berani menatap peringai Daddy yang menurutku menakutkan di mataku.

"Bu-bukan gitu. Cia cuman Pengen aja pakek ginian Daddy. Lagian Cia cuma pakek ini didalem rumah dan saat mau tidur doang, nggak ada yang liat selain Daddy."ungkap ku sambil menahan ringisan ku saat tekanan pada bahuku semakin menguat.

"Maka dari itu Cia, karna hanya Daddy yang melihat kamu nggak boleh memakai baju seperti ini."geramnya.

"Maksud Daddy?"bingung ku menatap wajah Daddy.

Daddy diam menatap wajah bingung ku lalu dia menjatuhkan kepalanya ke bahu ku, dengan helaan napas yang berat. Dan aku hanya bisa menahan napas akan itu.

"Daddy."panggil ku lirih karena untuk beberapa saat Daddy hanya diam terus bersandar pada bahuku, rasanya tubuhku merinding setiap kali hembusan napas Daddy menerpa bahu polosku.

"Hah...sudahlah kamu kembali ke kamar, Daddy juga mau ke kamar."ucap Daddy mengangkat kepalanya dari bahuku lalu berdiri menatap ku sebentar lalu melangkah dengan cepat menuju kamarnya.

Aku hanya menatap kepergian Daddy dengan gamang.

Udah? Seperti itu saja? Ia kira Daddy mulai tergoda dengan ku.

Sialan, apakah Daddy tak terangsang dengan tubuhku? Apakah tubuhku tak menggoda atau memang Daddy yang tak menganggap ku sebagai wanita?

Bersambung ☞⁠ ̄⁠ᴥ⁠ ̄⁠☞

Marry Me Dad!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang