✿ Selamat membaca ✿
Kami masih saling melumat satu sama lain, aku mencoba untuk mengimbangi ciuman Daddy namun beberapa kali aku kesulitan untuk mengimbanginya.
Bibir kami saling mengecap satu sama lain, tangan Daddy tak tinggal diam, tangannya mulai meraba perutku yang datar lalu naik ke atas dadaku yang cukup besar untuk ukuran telapak tangan Daddy.
"Akhh!"pekik ku mendesah saat tangan besar berurat Daddy meremas salah satu dada ku.
Mendengar desahanku entah mengapa ciuman Daddy semakin menggebu gebu, membuat ku sulit mengatasinya.
Bibir Daddy turun ke arah leher putihku, mencium, menjilat, dan menggitnya.
Aku tidak bisa menahan suara desahan ku, ini sedikit sakit namun sekaligus terasa nikmat, entahlah aku tidak bisa mengutarakan perasaan ini, namun yang pasti ini baru pertama kali aku rasakan.
Tangan Daddy sudah masuk kedalam bajuku menangkup salah satu dadaku tanpa terhalang apapun.
Daddy kembali mencium bibir ku dengan tergesa gesa saat tangannya yang satu meraba paha dalam ku.
"Akhh Daddy..."desahku saat jari panjang Daddy mengusap milikku yang masih terbalut celana dalam yang tipis.
Seketika Daddy menghentikan pergerakannya, bertepatan pula dengan lampu kamar yang kembali menyala.
Dengan segera Daddy bangun dari tidurnya dan menatap ku dengan raut wajah bersalah? Aku tidak tahu ekspresi apa yang saat ini Daddy tampilkan, namun yang pasti itu membuatku malu.
"Da-Daddy?"lirihku yang ikut mendudukkan badanku menghadap nya seraya membenarkan rok ku yang tersingkap.
Daddy masih menatapku dalam diam lalu ia meraup wajahnya dengan gusar.
"Maafkan Daddy. Kamu tidurlah, Daddy akan ke ruang kerja."katanya turun dari ranjang lalu pergi meninggalkan ku yang masih mencerna semua ini.
Aku kembali di tinggalkan sendiri lagi dan terlebih lagi dalam ke adaan yang berantakan seperti ini.
Aku masih tidak menyangka bahwa aku berciuman dengan Daddy.
"Astaga, barusan apa yang aku lakukan? Apa yang akan terjadi kalau saja lampu tidak menyala?" Lirihku dengan wajah merona. aku tidak bisa membayangkannya!
Sepertinya malam ini aku tidak bisa tidur, aku masih menebak bagaimana reaksi Daddy besok saat bertemu dengan aku. Apakah akan canggung?
Tidak, tidak, aku tidak ingin ada kerenggangan diantara aku dan Daddy.
Lama aku membayangkan kelanjutan hubungan ku dengan Daddy sampai tak menyadari bahwa sekarang sudah pukul 3 pagi. Tenggorokan ku kering jadi aku berniat untuk pergi kebawah, untuk minum. Namun, saat aku membuka pintu kamar ku bertepatan pula dengan Daddy yang juga keluar dari kamarnya dengan koper kecil dan tas kerjanya.
"Daddy mau kemana?"tanya ku.
Hening sejenak, Daddy menatap ku dengan terkejut, lalu tak lama setelah itu daddy menormalkan kembali raut wajahnya.
"Daddy ada panggilan dari Prancis kalau perusahaan disana mengalami masalah besar yang tidak bisa di selesaikan." Balas Daddy dengan agak canggung?
Aku merasakannya, sikap Daddy yang agak canggung ini membuatku sedih apalagi saat Daddy mengatakan akan pergi.
"Daddy akan meninggalkan ku sendiri?"tanya ku menyelanya.
Daddy terdiam lalu mendekatiku."Daddy sudah menyewa seseorang untuk menjaga mu disini."katanya.
"Daddy meninggalkan ku?" Tanya ku lagi, kali dengan penekanan.
Daddy menghela napasnya dengan berat."maaf"
"Jangan pergi."kataku mengeratkan genggaman ku pada jas yang di pakai oleh nya.
"Tidak bisa, Cia. Daddy harus pergi, ini tugas Daddy untuk menyelesaikan masalah tersebut, mengertilah, Cia."balas Daddy membawa kedua tangan ku dalam kedua genggaman tangannya.
"Cepatlah kembali!"seru ku dengan kepala menunduk.
"Daddy usahakan."timpalnya menarik ku dalam pelukan hangatnya.
Tanpa aku minta dengan perlahan air mataku mengalir, membasahi pipiku. Untuk ketiga kalinya Daddy meninggalkan ku seorang diri.
Bersambung ☞ ̄ᴥ ̄☞
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me Dad!
Novela Juvenil[Update setiap malam Jumat.] [Lanjutan cerita Marry me dad di akun @sweetz_bear.] "Marry me dad!" "Kamu jangan aneh-aneh deh. Daddy ini Daddy kamu, Ingat?"