✿Selamat membaca ✿
"Tapi, Zee, kalau boleh tahu apa yang sebenarnya terjadi pada kita saat itu? Bagaimana bisa kita berpisah?"tanya ku pada Zee.
"Kita terpisah karena ada penjahat yang mengejar kita dan kita berpencar untuk mengecoh para penjahat itu lalu, kita berjanji akan bertemu di pinggir danau."
"Pinggir danau?"
"Permisi ini pesanan anda. Selamat menikmati."sela seorang waiters meletakkan makanan pesanan kami.
Sekarang kami tengah ada di salah satu restoran, untuk makan malam.
"Ouh iya, terima kasih."ucap ku tersenyum pada waiters tersebut.
"Ya, pinggir danau, tempat kita berkumpul,markas kita." Zee melanjutkan pembicaraannya.
"agh, lebih tepatnya tempat persembunyian si."kata Zee membenarkan.
"Tapi kau tak datang saat itu, sampai sekarang."lanjut Zee kali ini dengan raut wajah sedih.
"Aku tak tau kalau kita berjanji bertemu di pinggir danau. Atau mungkin aku lupa. Maaf Zee aku melupakan janji kita. Aku tidak terlalu ingat akan kejadian itu."timpal ku.
"Tak apa, karena sekarang kita sudah bertemu kembali. Jangan bersedih."kata Zee menghibur ku.
Aku hanya tersenyum saat mendengar perkataan Zee. Semenjak kedatangan Zee dalam hidupku selama 2 Minggu ini, membuat hidupku sedikit lebih menyenangkan dan mengurangi rasa kesepianku namun, saat kembali kerumah rasa kesepian kembali menyerang ku.
Yang membuat ku sangat kesal saat ini adalah sampai dua Minggu ini Daddy masih jarang menghubungi ku, setiap kali aku melakukan protes padanya pasti akan di balas dengan alasan sibuk mengurusi perusahannya.
Aku tidak bisa menyangkal itu, dan sekarang aku hanya bisa menunggu dan menunggu.
Hari semakin malam dan aku masih senantiasa menunggu notifikasi dari Daddy namun tak kunjung aku dapati notif tersebut.
Dengan kesal aku melemparkan ponsel ku ke atas ranjang, yang untung saja tidak terpental jatuh kebawah, jika saja jatuh, bisa berabe.
Aku hanya menatap malas pada ponsel yang tergeletak di atas kasur. Kaki ku melangkah menuju meja riasku, duduk lalu mulai memoleskan skincare malam pada permukaan wajah dan memakai urutan body care lainnya pada tubuhku.
Ting
Kepala ku tertoleh ke belakang saat mendengar suara notifikasi itu membuatku langsung berbalik menuju ponselku yang ada di kasur, aku meraih ponsel seraya merebahkan diri di atas kasur dengan posisi tengkurap.
Senyumku yang awalnya ceria berubah saat aku tahu bahwa notifikasi tersebut bukanlah yang aku harapkan.
Notifikasi dari sebuah apk Instagram dengan akun milik Daddy yang aku buat karena iseng-iseng saja.
Aku menyerngit kan dahi bingung. Karena tumben sekali ada yang nge tag Ig Daddy. Jempol ku menyentuh layar dan terpampang dengan jelas postingan foto tersebut.
Awalnya aku biasa saja saat melihat postingan foto yang menampilkan beberapa orang berjas dan bergaun cantik yang sepertinya sedang mengadakan sebuah pesta.
Namun, kedua mataku melebar sesaat setelah aku meneliti kembali foto itu, foto dimana sosok Daddy yang bersebelahan dengan sosok wanita yang sangat familiar dimataku. Wanita itu tersenyum lebar sembari merangkul mesra lengan Daddy.
Wajah wanita itu tidak terlalu jelas, karena rasa penasaran ku akhirnya aku menjelajahi akun wanita itu yang ternyata wanita itu juga yang men tag akun Daddy, dan saat aku kembali menyelusuri lagi lebih dalam, melihat semua postingan foto milik wanita itu, melihat dengan jelas pahatan wajah wanita yang bersanding dengan daddyku,
Deg
Jantungku berdetak 2x lebih cepat dari biasanya, saat aku menyakini bahwa wanita itu adalah sosok penyebab Daddy dan juga diriku mati di masa lalu.
Bersambung ☞ ̄ᴥ ̄☞
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me Dad!
Jugendliteratur[Update setiap malam Jumat.] [Lanjutan cerita Marry me dad di akun @sweetz_bear.] "Marry me dad!" "Kamu jangan aneh-aneh deh. Daddy ini Daddy kamu, Ingat?"