Haiii~
Mari kita mulai, hope you enjoy, let's go!
._.
***Bubble Gum Boy***
Jaeyun dan Heeseung sudah kembali ke seoul dan menjalani aktivitas seperti biasa. Tugas dari Park sonsaengnim sudah selesai mereka kerjakan.
Sekarang Jaeyun tengah berada ditempat favoritnya dengan airpods yang terpasang ditelinganya. Menggenggam erat kalung yang didapatnya dari Jungwon. Dia kembali merasakan pipinya basah dan terdengar isakan kecil dari bibirnya.
"Sudah ku katakan kau butuh teman" Ucap seseorang yang mengejutkan Jaeyun.
"Untuk apa kau kemari?" Tanya Jaeyun sambil menghapus air matanya.
"Ini karena Sunghoon kan?" Tanya balik Heeseung yang telah mendudukan dirinya disamping Jaeyun dan menerawang jauh pada pemandangan kota seoul didepannya.
Jaeyun hanya diam dan menundukkan kepalanya.
"Kau bisa menceritakannya. Berbagilah padaku" Ucap Heeseung lembut sambil memandang wajah Jaeyun yang tertunduk.
Jaeyun masih diam.
Merasa tidak mendapat jawaban, Heeseung berdiri dari duduknya.
"Baiklah, jika kau hanya ingin menyimpannya sendiri" Heeseung hendak melangkahkan kakinya menjauh, namun suara Jaeyun menghentikannya.
"Aku... menyukainya" Ucap Jaeyun dengan kepala yang masih menunduk.
Kembali terdengar suara isakan. Jaeyun kembali menangis.
Heeseung kembali duduk disamping Jaeyun. Ingin mendengar lebih lanjut tentang isi hati pemuda disebelahnya.
"Dia sahabatku. Tapi apa salah jika aku menyukainya? Setelah aku mengungkapkan perasaanku, dia menjauhiku. Dia benar-benar membenciku. Aku tidak akan memaksanya untuk menjadi kekasihku. Aku hanya ingin jujur, aku ingin dia tahu perasaanku yang sebenarnya" Jelas Jaeyun disela isak tangisnya.
"Aku bahkan tahu dia menyukai orang lain, teman sekelas kami. Dan aku mendukungnya, walaupun aku merasa sakit hati. Aku tahu dia sangat mencintai gadis itu" Lanjutnya.
Heeseung diam, tidak ingin berkomentar cepat atas pernyataan Jaeyun. Menunggu pemuda itu untuk bercerita lebih banyak.
"Sunghoon tidak tahu jika aku akan pindah, jadi aku menyatakan isi hatiku padanya sebelum aku pergi. Tapi..." Jaeyun menggantung kalimatnya "Lagipula aku yakin dia tidak akan peduli" Lanjutnya.
"Aku mengerti. Tapi bukan berarti kau harus merahasiakan kepergianmu. Lalu darimana kau yakin bahwa dia membencimu?"
"Sudah terlihat jelas karena dia selalu menjauhiku" Jaeyun menatap lirih pada lawan bicaranya. Penglihatannya benar-benar kabur, air mata telah menumpuk dipelupuk matanya.
"Mungkin dia menjauhimu hanya karena ingin menenangkan diri. Berpikirlah positif Jaeyun-a"
"Dia membenciku" Ucap Jaeyun kembali menundukkan kepalanya.
Heeseung mengangkat tangannya dengan ragu, berusaha meraih kepala Jaeyun yang tertunduk dan membawanya kedalam pelukan. Mengusap lembut surai coklat caramel milik Jaeyun, membiarkan pemuda itu menangis didada bidangnya.
"Gomawo" Ucap Jaeyun yang masih berada dalam dekapan Heeseung.
"Untuk apa?"
"Karena telah menjadi temanku"
***Bubble Gum Boy***
"Jaeyun-a. Apa kau sadar? Sedari tadi Eunsoo terus memperhatikanmu dengan wajah yang menyeramkan" Ucap Chenle.
Mendengar itu Jaeyun pun membalikkan tubuhnya mengadap Eunsoo yang duduk di kursi paling belakang. Benar saja, Eunsoo sedang menatapnya dengan tajam, seakan menyimpan dendam.
Perlahan Eunsoo bangkit dari duduknya dan menghampiri Jaeyun sambil melipat kedua tangannya didepan dada, tentu saja diikuti oleh kedua pengawalnya.
"Heh Shim Jaeyun! Baru beberapa bulan disini kau sudah berani melakukan kesalahan yang sangat fatal" Ucap Eunsoo lantang.
Jaeyun hanya membalas dengan tatapan dinginnya, walau sebenarnya ia masih belum mengerti apa maksud perkataan Eunsoo.
"Kau tahu apa kesalahanmu? Tadi aku melihatmu berpelukan dengan namjachingu ku"
"Namjachingu?" Jaeyun mengerutkan keningnya.
"Ne. Heeseung adalah namjachingu ku" Ucap Eunsoo penuh penekanan.
"Siapa yang kau sebut sebagai namjachingu mu itu?" Sahut seseorang yang membuat Eunsoo dan Jaeyun menoleh ke asal suara.
"Heeseung-a" Gumam Eunsoo sedikit terkejut.
Heeseung berjalan mendekati kerumunan itu dan kini ia telah berdiri tepat didepan Eunsoo.
"Kapan aku menjadikanmu sebagai kekasihku?" Tanya Heeseung datar pada gadis didepannya itu.
"Tapi... kau tahu aku menyukaimu. Jadi-" Belum sempat Eunsoo menyelesaikan kalimatnya, Heeseung telah memotong perkataannya terlebih dahulu.
"Jadi kau sudah menganggapku sebagai namjachingu mu setelah kau menyatakan perasaanmu? Kau terlalu cepat mengambil keputusan"
"Jadi kau lebih membela murid pindahan ini daripada aku?"
"Aku tidak punya alasan untuk membela orang egois sepertimu. Mulai sekarang, jangan pernah mengganggu ku ataupun Jaeyun sedikit pun!" Heeseung menarik tangan Jaeyun dan berjalan keluar kelas.
***Bubble Gum Boy***
"Aku tidak percaya bahwa kau tidak menyukainya. Dia cantik dan dari keluarga yang terpandang. Bahkan hampir semua pria disekolah ini selalu memujanya" Jaeyun terkekeh kecil sambil memainkan sumpit di cup ramyeon nya.
"Hampir. Berarti tidak semuanya kan?" Heeseung tertawa kecil.
"Mianhae. Karena aku kau bertengkar lagi dengan gadis egois itu" Lanjutnya.
"Gwenchana. Lagipula aku merasa tidak terganggu dengan perlakuannya padaku"
"Emm, Jaeyun-a. Bolehkah aku bertanya?"
"Wae?"
"Tentang kalung yang diberikan Sunghoon padamu. Apa itu pemberianmu untuknya?" Tanya Heeseung hati-hati.
Jaeyun terdiam sejenak, menghembuskan nafas perlahan "Ne. Aku memberikannya sewaktu kami memulai hubungan sebagai sahabat. Setelah dia mengembalikannya, aku yakin dia tidak akan pernah menganggapku sebagai sahabatnya lagi. Dia membenciku"
._.
kkeut!
Semoga suka yeoreobun♡

KAMU SEDANG MEMBACA
Bubble Gum Boy | Heejake
Romantiek[END] Jaeyun yang selalu pergi ke bukit belakang sekolah saat jam istirahat membuat Heeseung penasaran dengannya. Hingga suatu hari ia tak sengaja melihat pemuda itu menangis sendirian, apa yang terjadi? Dan juga mengapa pemuda itu selalu terlihat m...