Haiii~
Mari kita mulai, hope you enjoy, let's go!
._.
***Bubble Gum Boy***
"Darimana kau tahu nomor ponsel dan alamat rumahku?" Tanya Jaeyun sambil menyodorkan secangkir teh hangat pada Sunghoon.
Sunghoon tidak menjawab namun tampak sedang berpikir.
"Apakah dari Jungwon-ie?" Tanya Jaeyun lagi.
"Aniya, tapi... dari Heeseung"
"Heeseung?" Ulang Jaeyun terkejut.
"Ne. Mianhae. Aku bersikap keterlaluan terhadapmu. Waktu itu aku benar-benar bingung, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku takut jika semuanya akan hancur, namun tanpa sadar aku sendiri yang menghancurkannya" Jelas Sunghoon.
Jaeyun tersenyum pahit "Gwenchana Sunghoon-a. Aku sudah melupakannya"
"Mianhae, jeongmal mianhae" Sesal Sunghoon.
"Emm, lalu... bagaimana hubunganmu dengan Wonyoung? Dia sudah menjadi kekasihmu?" Tanya Jaeyun sedikit ragu.
Sunghoon menarik nafas dengan perlahan. Tatapan matanya mengarah kearah lain sambil menganggukkan kepalanya.
Jaeyun berusaha keras menahan air matanya agar tidak menetes dan melewati kedua pipinya. Ia menggigit bibir bawahnya dan kedua tangannya mencengkram erat sisi sofa yang ia duduki.
"Tapi... dia mengkhianatiku" Lanjut Sunghoon.
Sontak Jaeyun membelalakan matanya dan cengkraman tangannya perlahan longgar.
"Wae?" Tanyanya.
"Dia tidak benar-benar menyukaiku, hanya menjadikanku sebagai pelampiasan. Dan setelah mantan kekasihnya kembali, dia meninggalkanku" Ungkap Sunghoon.
"Mianhae" Jaeyun merasa bersalah telah mengungkit tentang hal itu.
"Gwenchana" Sahut Sunghoon.
"Ah, ini ada hadiah untukmu" Lanjutnya sambil menyodorkan sebuah kotak kecil pada Jaeyun.
"Ige mwoya?" Jaeyun mengerutkan keningnya.
Diraihnya kotak kecil dengan balutan pita biru itu. Membukanya dan menemukan sepasang gelang rajut dengan campuran warna yang berbeda. Sepasang gelang yang sama persis.
"Kenapa ada dua?" Tanya Jaeyun.
Sunghoon tersenyum "Itu gelang couple. Berikan salah satunya untuk orang yang benar-benar mencintaimu dengan tulus"
"Bagaimana aku tahu bahwa orang yang menyukaiku akan mencintaiku dengan tulus?" Jaeyun terlihat bingung.
"Lihatlah pengorbanan dan perjuangannya" Ucap Sunghoon sambil terus tersenyum.
"aku tidak mengerti. Apa maksudmu?"
"Ada seseorang yang menyukaimu. Kau tidak tahu?"
"Mwo?" Jaeyun semakin tidak mengerti.
Sunghoon tertawa kecil "Kau memang pemuda yang tidak peka"
Jaeyun berdecak kesal, ia tidak berniat membalas ledekan pria yang duduk didepannya itu.
"Kembalilah seperti dulu, menjadi Jaeyun yang ceria" Pinta Sunghoon lembut.
Pemuda didepannya masih diam dengan menundukkan kepalanya.
"Kenapa kau berusaha menjadi orang lain selama ini? Kau pikir setelah menjadi orang lain kau akan bahagia? Justru itu akan menghancurkan hidupmu. Jadilah dirimu sendiri, dan jangan hidup dalam bayangan orang lain"
"Mianhae. Seharusnya aku memang tidak seperti ini. Aku bahkan selalu menyusahkan orang lain" Ucap Jaeyun sambil menengadahkan kepalanya.
"Heeseung menyukaimu" Ucap Sunghoon tiba-tiba.
"Mwo?" Jaeyun membelalakkan matanya "Jangan bercanda. Darimana kau tahu itu?"
"Dia sendiri yang mengatakannya padaku. Kenapa? Kau tidak mempercayai sahabatmu ini?"
"Aniya, hanya saja..." Jaeyun menggantung kalimatnya.
"Jaeyun-a, aku yakin dia mencintaimu dengan tulus. Jika tidak untuk apa dia datang jauh-jauh ke Daegu untuk menemuiku? Dia memintaku untuk mengembalikanmu seperti dulu. Dan dengan ucapannya aku bisa menemuimu disini"
Jaeyun menghembuskan nafasnya perlahan "Molla Sunghoon-a"
"Pikirkanlah"
Jaeyun mengangguk "Kau tinggal dimana disini?"
"Molla. Setelah sampai aku langsung kesini. Sangat tepat waktu untuk merayakan ulang tahunmu" Sunghoon terkekeh.
Jaeyun berdecak "Menginaplah disini. Lagipula orang tuaku kenal dekat denganmu"
"Baiklah jika kau memaksa" Sahut Sunghoon sambil tertawa.
Jaeyun kembali berdecak "Padahal aku tidak memaksa"
"Aish, bocah ini" Sunghoon berniat menjitak dahi Jaeyun. Suatu kebiasaan jika Jaeyun membuatnya kesal. Namun Jaeyun selalu berhasil menghindar.
"Ssssttttt" Jaeyun meletakan jari telunjuknya didepan bibir.
"Sudah malam, sebaiknya kita segera tidur" Lanjutnya.
Sunghoon terlihat kesal.
Jaeyun terkekeh kecil, ia berdiri dan menunjukkan sebuah kamar tamu pada Sunghoon. Setelah pria itu membuka pintu kamarnya, Jaeyun pun berbalik dan berniat menuju kamarnya sendiri. Tapi baru beberapa langkah ia berjalan, Sunghoon memanggilnya dengan lembut.
Jaeyun menoleh dan mendapati Sunghoon yang berjalan mendekatinya. Setelah tepat berada didepan Jaeyun pria itu langsung memeluknya dengan erat.
"Gomawo Jaeyun-a, karna sudah memaafkanku" Ucap Sunghoon.
Pria itu melepaskan dekapannya. Kedua tangannya menyentuh kedua sisi bahu Jaeyun dan menatapnya lekat.
"Berjanjilah padaku. Jika esok hari tiba, kembalilah seperti Jaeyun yang ku kenal dulu. Aku benar-benar merindukannya" Ucap Sunghoon sambil tersenyum.
Jaeyun juga tersenyum dan mengangguk mantap.
"Yaksok?" Sunghoon menyodorkan jari kelingkingnya didepan Jaeyun.
Pemuda itu pun ikut mengangkat jari kelingkingnya dan menautkannya dengan jari Sunghoon "Yaksok" Ucapnya.
***Bubble Gum Boy***
Heeseung berjalan gontai menuju kelasnya. Hatinya merasa tidak nyaman, pikirannya berkecamuk. Merasa kesal dengan keputusannya sendiri karena telah meminta bantuan Sunghoon untuk mengembalikan Jaeyun seperti dulu, tanpa menghiraukan perasaannya yang cemburu.
Sesampainya dikelas, ia melihat seorang pemuda yang duduk di kursi Jaeyun dengan surai yang berwarna hitam pekat dan sedang berbincang dengan Chenle. Heeseung berdiri tak jauh dari pemuda yang duduk membelakanginya itu. Terdengar suara tawa kecil disela-sela perbincangannya, sebuah suara yang tidak asing bagi Heeseung.
Pemuda berambut hitam itu tidak menyadari bahwa Heeseung kini telah berada tepat dibelakangnya.
"Jaeyun-a" Panggil Heeseung pelan.
Pemuda itu berbalik dan menampakkan senyum manis pada pria didepannya.
"Oh Heeseung-a, kau sudah datang?"
Sunghoon berhasil, bahkan hanya dalam waktu satu malam. Memang hanya dia yang bisa membuat Jaeyun berubah. Batin Heeseung.
._.
kkeut!
Semoga suka yeoreobun♡

KAMU SEDANG MEMBACA
Bubble Gum Boy | Heejake
Romance[END] Jaeyun yang selalu pergi ke bukit belakang sekolah saat jam istirahat membuat Heeseung penasaran dengannya. Hingga suatu hari ia tak sengaja melihat pemuda itu menangis sendirian, apa yang terjadi? Dan juga mengapa pemuda itu selalu terlihat m...