Part 9

1.3K 119 2
                                    

Haiii~

Mari kita mulai, hope you enjoy, let's go!

._.

***Bubble Gum Boy***

'Heeseung-a. Bisakah kau menemuiku sekarang? Ada sesuatu yang ingin aku berikan padamu. Aku ditempat biasa kita bertemu' Heeseung mendapatkan pesan singkat dari Jaeyun.

Ia pun segera berlari menuju tempat yang telah dikatakan Jaeyun dan mendapati pemuda itu tengah duduk dengan menyandarkan tubuhnya pada batang pohon dibelakangnya. Ditelinganya terpasang airpods biru yang selalu dipakainya. Dengan mata yang terpejam dan sebuah senyum yang tak pernah luntur di bibirnya.

"Jaeyun-a" Panggil Heeseung, membuat Jaeyun membuka mata dan melepaskan airpodsnya.

"Wae?" Heeseung mengerutkan kening sambil mendudukkan dirinya disamping Jaeyun.

"Tadi malam Sunghoon datang ke rumahku. Aku tahu kau menyuruhnya untuk menemuiku"

"Mianhae, aku tahu kau selalu menyembunyikan keberadaanmu padanya. Aku hanya ingin kau-"

"Gwenchana" Potong Jaeyun sambil tersenyum kearah Heeseung.

"Sekarang aku menjadi yang kau inginkan kan?" Lanjutnya.

Heeseung terdiam sejenak. Pandangannya mengarah ke pemandangan kota Seoul didepannya.

"Dimana dia sekarang? Aku belum sempat berterima kasih karena dia berhasil membuatmu menjadi pemuda yang ceria seperti ini" Ucap Heeseung.

"Dia sudah kembali"

"Kembali ke Daegu?" Ulang Heeseung meyakinkan.

Jaeyun mengangguk dan kembali tersenyum kearah Heeseung "Lagipula tugasnya disini sudah selesai"

Heeseung berdecak "Kenapa kau tidak ikut dengannya?"

"Wae? Kenapa aku harus ikut dengannya?" Jaeyun terlihat bingung.

"Dia sudah tidak membencimu, bahkan dia kembali menjadi sahabatmu. Lalu kenapa kau masih disini?" Nada bicara Heeseung terdengar sedikit berbeda.

"Tentu saja karna aku bersekolah disini. Memangnya aku harus kembali jika dia sudah tidak membenciku? Itu bukan alasan. Lagipula aku suka disini"

"Mengapa?" Kini Heeseung yang terlihat bingung.

"Karena ada kau disini" Jawab Jaeyun dan kembali tersenyum manis. Senyum yang membuat Heeseung yakin jika pemuda didepannya benar-benar Jaeyun yang sebenarnya.

"Aku?" Heeseung bertambah bingung.

Jaeyun mengeluarkan sesuatu dari saku seragamnya.

"Ini milikmu" Ucapnya sambil menyodorkan benda itu pada Heeseung.

"Kenapa kau baru mengembalikannya sekarang?" Heeseung memasang wajah pura-pura kesal sambil meraih sapu tangan yang telah disodorkan Jaeyun. Namun ekspresi wajahnya berubah seketika setelah menemukan sesuatu yang terbungkus didalam sana.

"Ige mwoya?" Heeseung mengeluarkan sebuah benda berbentuk lingkaran kecil dari sapu tangannya.

"Itu untukmu" Ucap Jaeyun. Ia pun memperlihatkan benda yang sama pada pergelangan tangannya.

"Couple?" Tanya Heeseung.

Jaeyun mengangguk beberapa kali "Ini pemberian Sunghoon" Akunya sambil menerawang melihat pemandangan kota Seoul didepannya.

Heeseung nampak terkejut. Seakan kehilangan tenaga walau hanya untuk menggenggam sesuatu ditangannya. Pendangan matanya mengarah ke arah lain.

"Dia bilang aku harus memberikan pasangannya pada orang yang mencintaiku dengan tulus" Lanjut Jaeyun.

Sontak Heeseung mengarahkan pandangannya pada sosok pemuda disampingnya. Menatap lekat pada wajah yang kini tersenyum indah.

"Heeseung-a. Kau menyukaiku?" Tanya Jaeyun sambil memutar kepalanya mengarah pada Heeseung.

Heeseung terdiam mematung mendengar pertanyaan Jaeyun. Bingung harus menjawab apa.

Jika Jaeyun memberikan gelang ini padaku, apa itu artinya dia juga menyukaiku? Batin Heeseung.

"Heeseung-a" Panggil Jaeyun sambil melambaikan tangannya didepan wajah Heeseung.

"Kau belum menjawab pertanyaanku"

"kenapa kau bertanya?" Heeseung terlihat kesal.

"aku hanya ingin mendengarnya langsung darimu"

Heeseung menghembuskan nafasnya dengan berat, menyiapkan diri untuk mengungkapkan perasaannya.

"Ne. Naneun joahae"

"Seperti itu saja? Kau tidak mencintaiku?" Jaeyun berhasil membuat Heeseung salah tingkah.

Heeseung seakan tidak bisa membuka mulutnya lagi.

"Saranghae Heeseung-a" Ucap Jaeyun dan untuk kesekian kalinya kembali tersenyum manis.

Tepat. Jantung Heeseung seakan berhenti berdetak. Tenggorokannya tercekat. Benar-benar terkejut atas pernyataan Jaeyun terhadapnya.

"Jaeyun-a, kau punya permen karet?" Sebuah pertanyaan yang sangat menyimpang dari pembicaraan.

"Untuk apa?"

"Untuk menenangkan pikiranku, kau berhasil membuatnya kacau"

~END~

._.

kkeut!

Yeeeay akhirnya selesai juga, terima kasih yang udah mau mampir baca cerita ini ^.^

Semoga suka yeoreobun♡

Bubble Gum Boy | HeejakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang