17

138 9 0
                                    

Punggung Ole membentur tembok saat Puth, Seng dan Smart memojokkannya. Tercetak jelas kebingungan di wajah tampannya. Tubuhnya kini berada dalam kungkungan ketiga pemuda itu.

Saat hendak keluar kelas untuk istirahat, teman sekelasnya Seng dan Puth yang ia ketahui sahabat kekasihnya itu tiba-tiba saja memintanya berbicara dan mengajaknya ke belakang sekolah. Ole hanya menurut meski tak begitu mengenal keduanya. Saat tiba di belakang sekolah seseorang yang ia ketahui sahabat First juga sudah berdiri menunggu mereka. Dan seketika tubuhnya di dorong hingga punggungnya membentur tembok belakang kelas. Tidak begitu sakit memang karena dorongannya tak terlalu kuat, tetapi cukup membuat Ole terkejut.

"A-ada apa ya?" Dengan sedikit gugup Ole bertanya.

"Lo tahu siapa kita 'kan? Kita sahabat Tama." Kata Puth memulai percakapan.

"Tama?" Kening Ole berkerut bingung.

"Maksud gue First." Ralat Puth. Dan Ole hanya mengangguk mengerti.

"Lo beneran pacaran sama Tama -maksudnya First?" Tanya Smart.

"Um.. yeah.."

"Kenapa kalian pacaran?"

Slap

"Pertanyaan macam apa itu hah?" Dengan ringannya Puth menggeplak kepala Seng hingga membuat si kembar itu mengaduh.

"Sakit anjing!" Seng mengusap kepalanya.

"Pertanyaan lo aneh, jelas lah karena mereka saling suka."

"Suka-suka gue dong mau nanya apa."

"Nanya lain kek, kenapa suka Tama, atau kenapa mau pacaran sama Tama? Atau--"

"Lah, kenapa gak lo aja yang nanya kalau gitu? Gue yang nanya, jadi terserah gue dong."

Puth hendak menggeplak Seng lagi tapi Seng segera mengelak.

Melihat pertikaian tak berfaedah di depannya Ole hanya diam dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Smart menggelengkan kepala melihat kelakuan absurd dua sahabatnya. Atensinya kembali pada Ole. "Sejak kapan lo deket sama First?"

"Awal tahun pelajaran, saat gue sekelas sama dia."

"Jadi sebelumnya lo gak kenal First?"

"Tahu, cuma gak gitu kenal banget, gue baru sekelas sekarang sama dia."

"Apa First masuk basket gara-gara lo?"

"Hah?" Ole cukup terkejut dengan pertanyaan Seng. "Kalau itu gue gak tahu."

"Mending lo diem deh Seng, pertanyaan lo unfaedah." Kata Puth kesal.

"Dih," Seng memasang wajah masam dan melipat dua tangannya di dada, kesal.

"Apa yang bikin lo suka First? Lo beneran suka dia 'kan?" Sepertinya hanya Smart yang sedikit normal dengan pertanyaannya.

Mendengar pertanyaan Smart, Ole tersenyum. Memasukkan kedua tangan ke saku celananya, ia menjawab, "Sejak awal gue deket sama First, gue udah suka dia. Mungkin kepribadiannya yang asik dan sifat dia yang selalu apa adanya yang bikin gue suka. Tapi yang jelas gue bukan sekadar suka sama dia, tapi gue sayang dan cinta sama dia."

"Jadi lo beneran serius sama dia?" Tanya Smart lagi.

"Tentu. Gue juga gak langsung ajak dia pacaran kok. Gue udah lama bilang suka sama dia, dan dia juga bilang suka sama gue. Gue udah ngasih dia waktu buat berpikir, tapi gue gak tahan pengen jadiin dia miliki gue. Well gue tahu bukan cuma gue yang suka sama dia." Entah Ole menyindir siapa, yang jelas perkataannya itu membuat ketiga pemuda di depannya terdiam. "Dan kemarin gue nembak dia lagi, and finally he said yes." Imbunya dengan wajah penuh kemenangan.

[JaFirst AU] Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang