Bagian 8

16 10 2
                                    

Hari yang tenang, rasanya hari ini lebih baik dari hari biasanya.

Zelia tengah duduk manis di kursinya sambil melihat berita berita yang ada di ponselnya. meskipun tidak banyak berita yang menarik baginya.

Dan seperti biasanya Reza akan terduduk tidur disampingnya, mereka pulang cukup larut semalam sehabis membeli es krim dan memakannya sepanjang perjalanan.

Rasanya Zelia perlu keluar kelas sebentar untuk menikmati cahaya matahari pagi.

Zelia berjalan menuju pintu kelas meninggalkan Reza yang masih tertidur di bangkunya.

setelah mencapai ambang pintu, Zelia berpapasan dengan Nova, keduanya saling menatap satu sama lain, namun tak lama Nova pun menundukan pandangannya.

Zelia melihat penampilan Nova kini sudah berubah, rok yang tidak lagi ketat, juga seragamnya yang tidak lagi kecil menggantung.

beberapa anak kelas yang sudah bersiap dengan drama yang akan diciptakan oleh keduanya seolah kecewa melihat kenyataan dimana Nova meninggalkan Zelia begitu saja di ambang pintu.

Seolah menjadi suatu yang aneh, Fany dan kelompoknya melihat kejadian itu terheran-heran. bukannya kemarin keduanya belum selesai? bukannya hari ini justru Nova akan memberi Zelia pelajaran atas apa yang Zelia lakukan kepada Sandi?

Namun Nova terlihat melenggang begitu saja melewati Zelia, seolah tidak pernah terjadi apa-apa diantara keduanya.

Fany dan kelompoknya yang penasaran pun menghampiri Nova yang baru saja duduk di tempat duduknya.

Nova melihat Fany dan kelompoknya mengukung tempat duduknya.

"kenapa? lo mau nyontek PR?"

Bertambah lah kecurigaan Fany dan kelompoknya pada Nova, biasanya juga ia yang paling panik saat masuk kelas karena belum mengerjakan tugas.

"lo ngerjain PR?" tanya Fany penasaran.

Seakan sadar Nova pun terdiam, ia bingung mau bicara apa.

"fix sihh, lo dipaksa sama si Zelia?" tanya Fany lagi.

Namun Nova tetap bungkam, ia tidak ingin teman-temannya mengetahui apa yang terjadi diantara dia dan Zelia semalam.

Fany dan kelompoknya seolah paham apa yang terjadi, mereka pun berjalan keluar kelas untuk menemui Zelia.

Tidak mau tahu dan takut yang dirasakan oleh Nova, membuatnya bimbang harus melakukan apa, ia hanya bisa berharap Zelia mau tutup mulut soal pekerjaannya semalam.

Fany dan kelompoknya itu berjalan agak cepat menuju keluar kelas, dan menemui Zelia yang sedang duduk berjemur menikmati hangatnya matahari pagi di tangga depan kelasnya.

kelompok Fany datang dan langsung mengerumuninya.

Zelia melihat mereka satu persatu, "apa? lo ngehalangin cahaya mataharinya" ucap Zelia.

"lo apain Nova?" tanya Fany.

Dahi Zelia menyernyit, ia sungguh tidak paham dengan apa yang teman-temannya ini katakan.

Fany pun mendorong bahu Zelia untuk mendesaknya menjawab, "cepet jawab"

Zelia tersenyum miring mendapat perlakuan itu.

sekali lagi Fany mendorong bahu Zelia agar Zelia menjawab pertanyaannya.

namun detik selanjutnya Zelia berdiri dan langsung mendorong mereka, sampai mereka terjatuh menuruni anak tangga.

Zelia menuruni satu persatu anak tangga, kemudian berjongkok menatap Fany dengan mata sayunya yang khas.

"itu bukan urusan lo, jadi lo urus aja urusan lo sendiri" ucap Zelia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAVAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang