01. Setelah Kecelakaan

7.9K 655 19
                                    

Hai, aku bawa cerita baru lagi, nih.

Tapi untuk update aku enggak bisa janji bisa cepet-cepet.

Happy Reading :)

.

.

.

Tan Chen Li masuk ke dalam rumah dan melonggarkan dasinya yang sudah cukup berantakan. Beberapa waktu yang lalu, dia dan saudara kembarnya mengalami kecelakaan setelah pulang dari sebuah pesta. Ajaibnya, dia hanya mengalami lecet dan tidak ada yang serius meski dia terbentur hebat tadi. Tetapi saudaranya berbeda. Tan Mayleen mengalami cedera parah di lengan dan kakinya dan saat ini tengah dalam perawatan rumah sakit.

Chen Li menyebrangi ruang tamu yang gelap dan membuka lemari es. Tenggorokannya kering, hatinya panas, tetapi air dingin itu tidak membuatnya baik-baik saja.

"Apa kau mabuk, atau kau memang ceroboh?"

Dia teringat dengan perkataan ringan yang Lau Yuxuan tanyakan padanya ketika pria itu tiba di rumah sakit.

Bukan, "Apa kau juga terluka?" atau, "Bagaimana keadaanmu?"

Tidak ada pertanyaan khawatir itu.

Chen Li membuang botol minum kemasan yang airnya telah habis ke tempat sampah, lalu menyeret kakinya yang malas ke kamar mandi. Dia sebanrnya ingin langsung tidur dan mengistirahatkan pikirannya, tetapi ada noda darah milik Mayleen di pakaiannya. Dia tidak nyaman.

Pantulan tubuh Chen Li di dalam cermin yang beruap karena air hangat, cukup nyata. Dia adalah pria berusia dua puluh enam tahun, memiliki otot ringan dengan tinggi hampir mencapai seratus delapan puluh centimeter. Dua tahun yang lalu, dia telah menjalani hubungan ambiguitas dengan Yuxuan. Dikatakan pacaran, tetapi mereka bukan. Mau dibilang hanya teman pun, mereka telah berciuman dan tidur puluhan kali, padahal mereka sama-sama laki-laki. Mungkin itu yang disebut 'friend with benefit', meski kadang Yuxua memandangnya seolah jijik dan tidak rela menyentuhnya. Tetapi jika pria itu mabuk, dia yang akan lebih bersemangat.

Chen Li memang gay sejak awal, tetapi Yuxuan tidak, bahkan sampai saat ini. Dia hanya menjadikan Chen Li sebagai pengganti Mayleen yang tidak bisa dia miliki karena rasa pengecutnya, dan Chen Li tahu akan hal itu.

Bagaimana bisa dia tidak tergoda dengan tawaran Yuxuan. Seperti halnya pria itu yang telah menyukai Mayleen sejak lama, Chen Li juga telah menyukai Yuxuan dari mereka SMA.

Ketika Chen Li keluar dari kamar mandi, ponselnya yang ada di atas meja makan berdering, lalu mati. Sepertinya sudah nyala sejak tadi. Tidak lama, benda itu berdering lagi.

'Mom', begitu tulisannya.

Dia menggosok rambutnya yang basah dengan handuk, tidak mengangkat telepon itu sampai dia duduk di sofa.

"Ya?" nadanya malas dan acuh, tetapi pihak lawan sepertinya cukup bersemangat.

"Chen Li, bagaimana bisa kau pulang dan meninggalkan kakakmu di rumah sakit?!"

"Sudah ada Yuxuan, kan," jawab Chen Li.

"Tetapi kau adiknya. Harusnya kau lebih peduli!"

"Ma, apa kau peduli padaku?"

"Apa maksudmu menanyakan pertanyaan itu? Kau anakku, tentu saja aku peduli. Apa kau bertanya omong kosong?!"

"Kalau begitu, perkataan pertamamu saat meneleponku salah. Ma, bukankah kau seharusnya menanyakan kabarku dulu? Aku juga berada di dalam mobil yang sama dengan Mayleen."

"Bukankah kau baik-baik saja!"

Tertohok. Chen Li meremas ponselnya dan berkata dengan dingin. "Apa aku harus jadi mayat dulu agar kalian peduli padaku?" setelah itu, telepon ditutup.

Dari dulu, hanya karena dia laki-laki, hanya karena Mayleen memiliki tubuh lemah, perhatian orang-orang hanya tertuju pada kakaknya. Bahkan orang tuanya sendiri berlaku timpang dalam hal kasih sayang.

Chen Li bangkit, tetapi saat itu tiba-tiba kepalanya seperti ditusuk ribuan jarum. Tubuhnya segera oleng. Untung refleksnya masih sangat bagus. Kedua tangannya segera berpegangan pada ujung meja. Ketika membuka mata, semuanya bergerak, atau mungkin hanya pandangannya saja. Dia ingin muntah. Dia...

Chen Li, dengan menutup kedua matanya, segera merambat, memegang apa pun yang bisa dia pegang untuk menopang, mencari kamarnya.

Haruskah dia menghubungi seseorang? Sepertinya ada yang salah dengan tubuhnya.

Tetapi perkataan ayahnya dulu terngiang dengan jelas, membatalkan niatnya.

"Jangan mengeluh hanya karena hal sepele, bagaimana kau akan menjaga saudaramu sebagai laki-laki?"

Hati Chen Li bergetar. Saat itu matanya sudah panas dan berair. Tetapi ini benar-benar menyakitkan, Pa. Rasanya seperti akan mati...

Kemudian, di depan pintu kamar yang belum sempat dia buka, tubuhnya ambruk seketika.

Satu minggu kemudian, Chen Li ditemukan...

... Dia sudah meninggal.

.
.
.

Untuk kalian yang suka sama ceritaku yang berjudul 'Hiduplah untuk Bahagia', sekarang sudah ada bentuk fisiknya, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk kalian yang suka sama ceritaku yang berjudul 'Hiduplah untuk Bahagia', sekarang sudah ada bentuk fisiknya, ya..

Bisa langsung di pesan di Shopee dengan keyword: Hiduplah untuk Bahagia by Fandrias

Kalo yang ikut PO, kalian bisa request dibuatkan cerita [dari lagu favorit kalian] loh ke aku 😉

[BL] Even You're Not a God [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang