Saat Lee Hwan membawa sepedanya di jalan yang menurun, dia tidak pernah berhenti menggoes. Dengan daya dorong yang kuat, sepeda itu meluncur sampai tidak ada siapa pun yang bisa menghentikkannya, kecuali mobil hitam di depan sana yang tiba-tiba membuka pintu.
"AWAS!!!"
Dia menekan rem yang sayangnya tidak berfungsi secara misterius. Karena yang bisa dia lakukan hanya menghindar, jadi dia membelokkan sepedanya dan menabrak tiang listrik. Sepeda yang mahal itu telah bengkok ban depannya. Tubuhnya sendiri tersungkur ke aspal dan mengalami nyeri yang lumayan.
Bunyi tabrakkan itu cukup kuat. Di tengah keterkejutannya, dia teringat dengan sikap Ji Min yang mencurigakan sebelum dia berangkat sekolah.
"Fuck!"
Dia mendesis, lalu membuka mata. Pandangan yang dia terima samar-samar dan agak bergetar, sepertinya efek dari benturan di kepala.
"Apa kau baik-baik saja?"
Pertanyaan khawatir, canggung dan tidak lancar itu bergema di telinganya. Suara yang sangat akrab. Anehnya, hal itu membuat penglihatannya semakin jelas.
Pria itu mengenakan setelan setengah formal; sepatu hitam mengkilat, celana bahan berwarna cream, dan baju hangat putih tulang. Meski ditutupi oleh coat hitam panjang, tetapi Lee Hwan bisa melihat jika tubuh pria itu telah lebih kurus.
Ap-apa?!
Matanya terbelalak setelah menyadari sesuatu yang terlambat.
"Apa yang kau lakukan disini?" pertanyaan refleks itu keluar dari mulutnya menggunakan bahasa Mandarin yang fasih.
Di depannya, Lau Yuxuan berdiri dengan sangat nyata. Bukan mimpi ataupun ilusi.
Pria itu mengerutkan kening mendengar ucapan Lee Hwan. Lalu raut wajahnya segera berubah seperti tersadar akan sesuatu.
"Kau... anak Korea itu," Yuxuan berkata, balas dengan bahasa Mandarin juga.
Jika dipikir-pikir, memang orang yang sama. Dia hampir tidak ingat siapa nama anak di depannya sekarang, tetapi dia pernah menyelidiki anak itu. Yuxuan ingin tahu apa hubungan dia dengan Chen Li. Bagaimana bisa orang luar sepertinya nampak tahu banyak tentang mereka. Ternyata memang bukan siapa-siapa.
"Apa kau tidak apa-apa? Apa ada yang luka? Haruskah kita ke rumah sakit?" Yuxuan bertanya sambil mencoba mengecek keadaan Lee Hwan, tetapi anak itu terang-terangan menunjukkan raut wajah tidak suka saat hendak disentuh olehnya. Karena itu, dia kemudian bertanya, "Apa kau membenciku?"
"Ya." Lee Hwan menjawab tanpa ragu. Dia lupa jika aspal sangat keras, tetapi dia berbaring seolah nyaman di sana.
Hanya dengan melihat Yuxuan, hatinya benar-benar sakit. Seolah kasih sayang yang dulu meluap, melebur menjadi benci yang tiada tara.
"Seingatku, kita baru bertemu dua kali. Aku bahkan tidak pernah melakukan apa pun padamu. Apa yang membuatmu begitu membenciku?" kini Yuxuan berjongkok, tatapannya serius menatap Lee Hwan
"Karena kau brengsek!"
"Ap—hey--!"
"APA YANG KAU LAKUKAN?!" tiba-tiba sebuah jeritan datang dari seorang nenek dengan tongkat. Dia menunjuk-nunjuk Yuxuan, wajahnya garang sekali. "DIA SEDANG TERBARING SETELAH MENABRAK TIANG, TETAPI KAU MALAH MENGAJAKNYA BICARA! APA KAU TIDAK PUNYA PIKIRAN?!"
Setelah sedikit keributan, Lee Hwan akhirnya dipaksa pergi ke rumah sakit, lalu mereka berpisah setelah itu. Sepedanya sendiri dibiarkan begitu saja, toh sudah jadi rongsokan juga. Tetapi Lee Hwan tidak tahu jika Yuxuan kembali ke tempat semula, mengambil sepedanya, lalu dibawanya ke tempat perbaikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Even You're Not a God [END]
Fiksi RemajaBUKAN CERITA TERJEMAHAN! Author : Andrias13 Warning: Yaoi, BL, Gay ------------------------------------------------------------- Tan Chen Li adalah bayangan saudara kembarnya, Tan Mayleen. Ayahnya berkata, "Jangan mengeluh hanya karena hal sepele, b...