Arki meminta hotel menyediakan supir pribadi untuk menjemputnya dan Selin. Arah tujuan Selin dan Arki sejalur hanya sampai setengah perjalanan, sisanya berlawanan, tapi karena Arki sudah menyanggupi untuk mengantar Selin maka, dia harus mengantar wanita itu. Perjalanan dari bandara cukup memakan waktu, dibeberapa titik kota mengalami kemacetan meskipun tidak parah.
"Maaf kau harus mengantarku."
"Aku sudah setuju kan."
Selin tersenyum. Meskipun sedikit ada rasa tidak enak hati.
"Pak apakah saya boleh menjawab telepon?" tanya driver itu yang sebenarnya usianya lebih muda dibandingkan Arki.
Mereka berhenti dilampu merah dan itu masih ada lima puluh detik sebelum hijau. "Silahkan." Katanya.
Selin memandang Arki ketika melihat perubahan pada tubuh driver itu. "Maaf Pak, apakah saya boleh pulang, is... istri saya mengalami kecelakaan." Katanya panik dan terbata-bata.
"Ah iya, nanti berhenti didepan setelah kita melewati lampu merah."
Tanpa sadar Selin meremas lengan kemeja Arki ketika merasa pengemudi menyetir dengan tubuh gemetar. Apapun itu, pasti berita yang dia dapat benar-benar buruk. Laki-laki muda itu minta maaf sekali lagi sebelum keluar. Arki menyusul untuk berbicara pada driver itu.
Selin mengintip dari kaca ketika Arki berbicara pada laki-laki itu, dia menepuk pundaknya. Sebelum memberikan beberapa lembar uang kepada laki-laki itu. Selin tidak tahu apa yang mereka bicarakan, tapi laki-laki itu nampak berterima kasih.
Arki masuk kedalam kursi pengemudi, dia menoleh kebelakang lalu memberi kode dengan dagunya agar Selin pindah ke depan. Wanita itu meringis sebelum pindah, tapi caranya pindah sungguh tidak elegan karena dia pindah dari dalam. Arki menggeleng-gelengkan kepalanya sebelum melajukan kendaraanya.
"Omong-omong memangnya kau tahu alamatnya?"
"Tidak. Tapi aku bisa cek google map."
"Tapi daerah rumah Nenek belum ada di google Map." Selin meringis ketika Arki menatapnya datar.
"Tidak apa, kita bisa tanya orang."
Selin mengangguk. Tidak menyangka Arki sepositif itu dan menanggapi semuanya dengan santai. "Tunggu, ini bukan area rumah nenek." Kata Lyn ketika Arki membelokan mobilnya.
"Kita makan dulu, kau tidak lapar?"
"Sebenarnya sedikit," jawabnya.
Arki tersenyum kecil sambil melirik Selin. Dia melihat tidak percaya bagaimana cara Selin memesan, bibrinya mengulum senyum. Begitulah cara orang memesan ketika sedikit lapar.
"Apa?" tanya Selin ketika merasa diawasi. "Apa aku memesan makanan terlalu banyak? Sebenarnya aku sedang masa diet."
"Diet?" tanya Arki bingung. Apa yang harus dihilangkan dari tubuh yang hanya terbalut kulit? Oke, menurut Arki Selin itu sudah kurus, malah akan bagus jika wanita itu menaikan berat badannya lima atau tujuh kilo lagi.
"Karena makanan disini kelihatan enak, tanpa sadar aku memesan banyak." Kata Selin meringis.
"Pesanlah lebih banyak lagi. Kau tidak perlu diet."
"Tidak. Aku belum menikah harus menjaga badan,"
"Kenapa? Apa kau memasuki masa panik karena usia?" tanya Arki dengan nada menyebalkan. Well, mereka seusia. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan usia mereka, hanya saja pandangan orang-orang yang membuat semua berbeda.
"Apa?! Tentu tidak. Aku masih muda oke. Usiaku belum kepala tiga!" tegas Selin.
"Oh, Ya? Kurasa tidak akan lama lagi. Tanggal berapa ulang tahunmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cute Husband
RomanceCerita ini pernah di publish dalam akun Miss_Kepo21, tapi entah kenapa akun di ban oleh pihak wattpad. **** Tapi takdir selalu punya caranya sendiri untuk mempersatukan dua manusia. Yup, itulah yang terjadi pada Selin dan Arki. Mereka adalah teman l...