Bertemu Lagi

51 7 0
                                    

jangan Lupa Vote & Komen Besties

Happy Reading


*****


Bagiku hal paling menyenangkan dalam hidupku selain menikmati segelas teh adalah, melihat pemandangan alam yang indah.

Mau itu Gunung atau pun Laut aku selalu menyukainya. Siapa sih yang tidak suka dengan keindahan? Bahkan laki-laki playboy seperti Harry, maupun Mas Randy semua juga menyukai keindahan –fisik.

Huuh.

Apa tidak ada laki-laki di dunia ini yang tidak memandang fisik? Ada pepatah yang mengatakan "dari mata turun kehati" nah kan dari sana juga sudah bisa di tebak. Makna-nya adalah. Melewati pandangan secara fisik kemudian bisa merasakan yang namanya cinta. Aku tidak tau apa laki-laki brengsek pernah punya cinta yang tulus atau tidak.

Di pantai Anyer, setelah tiga hari terkurung di ruangan terjebak meeting yang menyebalkan aku akhirnya bisa me-refresh otakku sebentar. Sebelum nanti sore aku kembali ke Jakarta lagi.

Setidaknya ini cukup membuat otakku sedikit segar agar tidak konslet. Angin yang kencang, bau laut yang khas dan merasakan deburan ombak di kakiku, melihat anak-anak kecil bermain air. Cukup untuk membuatku merasa nyaman dan melupakan rutinitas ku yang membosankan.

Memikirkan masalah hidup yang terus membebaniku setiap hari. Butek, dengan kegiatan ku selama ini yang monoton. Kadang aku bosan dengan rutinitas ku.

Senin-jum'at di bebani dengan laporan yang bertumpuk meeting sana-sini. Pergi keluar kota setiap minggu, beberapa bulan sekali keluar Negeri. Menaiki burung besi yang sangat aku takuti. Walaupun sudah sering ku naiki aku tetap saja Phobia. Jum'at malam bertemu para sahabatku, saling hina dan menggosipkan hal yang tidak penting. Membahas Masalah kantor sampai tas bermerek. Saling menceritakan pacar mereka. Dan di setiap hari sabtu dan minggu aku habiskan dengan berburu buku novel ataupun komik, serta dvd dan menonton film korea bersama Cinta di hari minggu jika dia tidak sedang jalan dengan pacar-pacarnya.

Membosankan.

Aku menoleh saat ada yang menepuk bahuku. Seorang lelaki yang tak ku kenal, tapi aku merasa familiar sekian detik bertatapan dengannya, aku melihat sepasang mata bulat yang di hiasi bulu mata lentik dan tebal. Iya, hanya dia laki-laki yang ku kenal punya mata seperti ini.

"Satria?" aku meyakinkan, dia tersenyum manis sekali.

Oh God. It's beautiful smile.

"Gue pikir lo udah lupa, tadi agak sedikit ragu sih takut salah orang." dia tersenyum lagi.

Aduuhhh. Lama-lama aku diabetes melihat senyumnya.

"Nggak mungkin gue lupa sama orang yang udah nyelametin nyawa gue." aku membalas senyumnya.

"Padahal-kan waktu itu elo gak liat muka gue. Kok bisa tau ini gue?" dia Masih keheranan. Aku tersenyum menatapnya lagi.

"Only see your beautiful eyes. I know that you." dia tersenyum lagi mendengar jawabanku.

"So, you like my eyes?" dia memeluk tanganya sendiri. Dan aku mengikuti hal yang sama.

"Kalo lo ngizinin, Gue mau nyongkel mata lo buat jadi pajangan, boleh?" dia tertawa menjitak kepalaku.

What surprised. dia berbeda 360 derajat saat pertama kali bertemu. Saat itu dia seperti Ice Man. Dingin, beku. Menyebalkan.

Tapi saat ini dia begitu hangat, bersahabat. Padahal kami baru bertemu dua kali. Tapi kami seperti dua orang sahabat yang sudah sangat dekat.

Meant To BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang