OO : Psycho

1.4K 139 28
                                    

{©Haruwoo_o}

Main Character

"We are so special and strange."

warn : harsh word.

Menata bunga-bunga mawar yang baru saja dibelinya ke dalam vas, pemuda manis dengan balutan kemeja putihnya itu hanya diam membisu mendengarkan semua ocehan dari teman sebayanya yang duduk pada sofa tepat di belakangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menata bunga-bunga mawar yang baru saja dibelinya ke dalam vas, pemuda manis dengan balutan kemeja putihnya itu hanya diam membisu mendengarkan semua ocehan dari teman sebayanya yang duduk pada sofa tepat di belakangnya.

"Lu dengerin gue kan, Park Jeongwoo?" mendengar pertanyaan terakhir yang diajukan untuknya, si empunya nama segera mengangguk singkat.

"Gue dengerin semua omongan lu tadi, Kak Yedam." mengukir senyum terbaiknya, Jeongwoo segera beranjak dari posisi bersimpuhnya setelah selesai menata bunga-bunga mawar yang tadi di belinya sebelum pulang ke apartmentnya.

Seakan tidak mempercayai apa yang baru saja Jeongwoo katakan, kakak tingkat yang sekaligus sahabat semasa kecilnya itu mendengus malas. Yang lebih tua lantas mengikuti langkah Jeongwoo menuju ke arah kamar pemuda manis itu.

"Memangnya lu nggak capek apa?" memperhatikan gerak-gerik si pemilik kamar, Yedam memilih merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur queen size milik Jeongwoo.

Dari posisinya saat ini, Yedam bisa melihat dengan jelas kalau Jeongwoo yang tengah duduk membelakanginya hanya mengedikkan bahu singkat sebelum tawa kecil yang lebih muda terdengar mengalun bebas.

Memangnya dimana letak lucu dari pertanyaannya tadi?

"Gila." desis Yedam dengan air mukanya yang berubah masam.

Total mengabaikan umpatan yang pastinya dilayangkan untuknya, Jeongwoo mulai menyibukkan diri dengan layar laptop di depannya. Mengerjakan tugas dengan waktu pengumpulan yang sebenarnya masih terbilang jauh. Yedam sendiri memilih menyibukkan diri dengan ponsel pintarnya, lelah memberikan berbagai rentetan kalimat yang sudah jelas dianggap angin lalu oleh sahabatnya itu.

Beberapa belas menit berlalu dengan hening sebagai pemeran utama, sampai dimana suara Jeongwoo kembali terdengar memecahnya.

"Gue haus, lu mau sekalian dibawain minum apa?" terdapat jeda selama beberapa detik sebelum Yedam memberikan jawaban.

"Air dingin aja." mengangguk paham, Jeongwoo segera melesat keluar dari dalam kamarnya.

Membawa kedua tungkainya melangkah dengan ringan, pemuda dengan marga Park itu mulai terintrupsi dengan berbagai kalimat Yedam yang mulai terulang seolah memenuhi rungunya.

Main CharacterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang