Part 4 (WARNING 21+!!)

58 0 0
                                    

#Apart Hawa
Cklik.... suara pintu yang di tutup dengan susah payah oleh rifan karena sedikit kesulitan dengan menggendong hawa.

Rifan sudah sampai di kamar tidur hawa dan membaringkan hawa di tempat tidur, hawa sedikit menggeliat dan berbalik memunggungi rifan, rifan melihat punggung hawa dari belakang, menelisik postur tubuh hawa, dengan baju yang sedikit terangkat ke atas, jujur kali ini rifan sedikit kesulitan mengendalikan dirinya, mungkin karena efek alkohol juga yang membuat kepalanya sedikit pusing.

Rifan sebentar membaringkan badanya di samping hawa, sambil berbaring rifan memandang langit-langit kamar dan perabotan di kamar hawa.

"Kamar yang tertata rapih, tapi dingin luar biasa" kata rifan sambil mengusap usap tangan nya pada tubuhnya sendiri.
Memang sudah menjadi kebiasaan hawa jika tidur pasti ac harus selalu nyala dan kondisi suhu kamar harus dingin, kalau tidak dia akan mati kepanasan saat tidur.

Tak terasa rifan ikut memejamkan matanya di samping hawa, entah karena suasana yang dingin di kamar hawa, tanpa rifan sadari tangan nya sudah memeluk hawa dari belakang, tanganya dengann sendirinya merayap mencari kehangatan, hawa yang sedikit tersadar dari tidurnya merasa ada sesuatu yang melingkar di perutnya, dan menjalar menuju dadanya.
Etah siapa yang mengijin kan tangan rifan sudah memegang dada hawa, hanya memegang tanpa bergerak sedikitpun.
Terasa nafas memburu rifan menerpa tengkuk hawa, disini hawa maupun rifan sudah sama-sama sadar dari tidurnya, yang tertinggal di tubuh keraka masing-masing hanya deru nafas yang memburu dan suhu tubuh mulai memanas di bawah dingin nya suhu ac.
"Bukankan ruangan ini sangat dingin?" Bisik rifan tepat di telinga hawa dengan suara seraknya

Dengan pelan Tangan hawa bergerak memegang tangan rifan yang berada di atas dada hawa. Rifan sejenak terkaget takutnya hawa membuat perlawanan tidak suka.

Tadi di luar dugaan, hawa malah mengeratkan genggaman pada tangan rifan. Hal ini rifan simpulkan sebagai lampu hijau dari hawa.
Dan dengan sekali hentak rifan membalikan posisi hawa menjadi berhadapan denganya, mereka berdua bertatapan di bawah redupnya lampu tidur di kamar hawa.
Rifan menatap mata hawa meminta persetujuan tanpa berbicara sedikitpun, hanya mata yang berbicara antara merka berdua.
Dan sebagai jawaban hawa mengangguk lemah, entah setan apa yang merasuki hawa, hanya saja hawa merasa ingin melakukanya.

Rifan mendekatkan wajah mereka berciuman lembut pada awal, namun seiring berjalanya waktu ciuman itu berubah menjadi ciuman panas dan membakar tangab rifan manjalar dan meremas kasar dada hawa, hawa mengalungkan tanganya di leher rifan

"Eumm....." desahan hawa keluar saat rifan mencium area telinga dan leher hawa, hawa mendongkak kan kepalanya menikmati sensasi yang rifan berikan pada tubuhnya

"Can i..?" Tanya rifan sambil memandang hawa dari bawah persis di depan dua dada hawa. Hawa menelan ludah nya dan mengangguk kaku.
Seperti kesetanan rifan menyesap kedua buah dada hawa yang ranum secara bergantian,

"Ahhh ri...fa...n" desahan demi desahan keluar dari mulut hawa, dan tanpa mereka sadari pakaian sudah lolos dari tuh mereka hanyan kulit langsung yang bersentuhan antara tubuh hawa dan rifan, peluh membasahi tubuh hawa dan rifan.

Disinilah titik klimaks rifan akan memasukan miliknya pada inti hawa. Hawa menegang seperti panik, rifan menciumi hawa agar kepanikan hawa mereda, inti hawa sudah sangat siap menerima miliknya, rifan sedikit demi sedikit menekan, namun bersamaan dengan itu erangan kesakitan hawa dengan jelas masuk di telinganya.
Air mata lolos dari sudut mata hawa,
'Apa dia masih perawan?' Batin rifan sembari memandang hawa dan menyeka air matanya

"Apa ini sakit?" Tanya rifan dengan lembut, hawa mengangguh keras
"Ini...hiks... sangat perih... milikmu sangat besar sepertinya tidak akan bisa" jawab hawa sambil terisak, badaha baru sedikit sekali bagian rifan yang masuk pada inti hawa.

Rifan tidak tega melihat hawa kesakitan seperti ini, rifan mengeluarkan miliknya, dan beranjak dari atas hawa dia beralih ke samping hawa, dan mencium kening hawa,

"Tidurlah, jangan dipaksakan" kata rifan seraya menyelimuti tubuh hawa,
"Ta...pi ka...mu?" Dalam benak hawa pun bingung hal apa yang harus dia ambil di sisi lain dia tidak kuat dengan rasa sakitnya, namun melihat mimik muka rifan dan terserat sedikit kecewa membuat dirinya tidak tega
"Its ok kamu belum siap haw, sekarang istirahatlah ini sangat melelahkan bukan?" Kata rifan sambil menarik hawa dalam pelukanya.

Hawa terdiam di dalam pelukan rifan, dan dalam beberapa menit mereka berdua terlelap bersama.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ekhemmm gimana maaf ya kalo agak gimana wkwkw maklum yah kalo feel nya kurang dapet 🤭🤭

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KARMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang