Holaaa... lama tak jumpa, maaf ya karena lama bgt gk up. Tapi ini di usahakan up ya secepatnya. Next aku mau bikin versi baru dari sexy man next door.
Jangan lupaaa komeen dan like ya!
Fyi, komen kalian tuh bikin mood nulis.Makasiiiih❤❤❤❤.
.........
Arum tidak mengerti kenapa sejak tadi El hanya diam setelah mereka pulang dari pernikahan Arin dan Haya. Lelaki itu hanya tersenyum kecil dan langsung masuk ke kamarnya. Arum menghela napas tetapi ia tidak ingin mengambil pusing, ia lebih memilih untuk membersihkan dirinya.
"Mama ..." suara Shehzel membuat Arum tersenyum lebar dan langsung merentangkan tangannya. Shehzel langsung berlari kecil dan menghambur di pelukan Arum.
"Gimana tadi date sama Meira?" Arum bertanya, ia tahu jadwal anaknya itu hari ini, Shehzel mengajak Meira bermain bersama dan makan eskrim. Arum rasa bedanya zaman mempengaruhi situasi anak-anak atau memang ia tidak sekaya Shehzel saat kecil. Shehzel yang masih kecil saja sudah bisa mengajak temannya jalan-jalan walaupun bersama pengasuh dan juga bodyguard.
"Arum ngapain? Cepat siapkan air mandi saya!" Suara teriakan El membuat Arum menatap kaget.
"Papa enggak boleh teriak sama Mama!" Shehzel membalas.
"Tahu tuh si papah, kayaknya punya kepribadian ganda." Arum berkata.
"Cepat, atau saya enggak jadi membuatkan kamu ruang karaoke." El kembali berkata dengan nyaring.
"Hah, benar mau bikin ruang karaoke?" Arum menganga. "Bentar ya Zel, Mama di panggil Papah."
**
Arum tidak mengerti dengan bos yang sekarang menjadi suami dadakannya itu, tadi marah-marah tidak jelas, lalu sekarang masuk ke kamarnya dan langsung tidur di sampingnya sambil memeluknya dari belakang. Kalau memang El menikahinya demi Shehzel rasanya memang sakit tetapi Arum juga berterimakasih karena lelaki itu ada di waktu yang tepat.
Arum memilih tetap memejamkan matanya saat Shehzel bangun dan memukul lengan ayahnya. Arum menyembunyikan senyumnya karena merasa lucu. "Papa kenapa tidur disini?"
"Sstthh! Nanti Mama kamu bangun." El menjawab dengan pelan.
"Tapi jadinya sempit kalau Papa tidur disini." Shehzel membalas.
"Ya sudah, kamu tidur di kamar kamu saja!" El mengeratkan pelukannya di tubuh Arum, membuat pipi Arum memerah. Shehzel mendengus, ingin menangis tapi ia takut Arum akan bangun. Shehzel merebahkan tubuhnya dan memeluk Arum yang berada di tengah antara ia dan ayahnya. Arum yang peka langsung memeluk Shehzel.
"Mama punya Shehzel, bukan Papa!" Shehzel berkata pelan tetapi cukup di dengar Arum dan El.
El menghela napas dan melonggarkan pelukannya, ia benar-benar cemburu sekarang. Cemburu pada anaknya sendiri bahkan pada Ataraskha. Lelaki itu dengan terang-terangan memperlihatkan kalau ia menyukai Arum dan mengajaknya kencan. Arum memang sudah menjadi milik El secara hukum dan agama tetapi ia belum memiliki gadis itu seutuhnya. El yang belum pernah memikirkan cara menggagalkan kencan orang kini berpikir akan membuat Arum kelelahan besok, El akan memberikan setumpuk pekerjaan lalu sibuk dengan Shehzel.
**
Seluruh tenaga Arum terkuras habis sejak pagi buta hari ini. El yang bangun satu jam lebih pagi meminta banyak hal, dari air panas untuk mandi yang di ulang tiga kali lalu dasi yang minta di pasangkan sepuluh kali karena bagi lelaki itu terlihat belum rapi, sarapan yang minta di ganti tiga kali, lalu belum lagi kopi yang panas dan tidak boleh hangat dan di hidangkan tepat waktu, lewat satu detik saja lelaki itu minta di ganti dengan yang baru. Shehzel saja sampai berteriak kesal pada ayahnya itu karena menyuruh-nyuruh Arum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Suami Arum
RomanceArumi Haania punya mimpi untuk hidup bahagia bersama keluarga kecilnya dengan calon suami yang sudah ia idamkan sejak ia kecil. Hayam Wuruk, nama lelaki itu unik selayaknya nama seorang raja dan Arumi sadar kalau Hayam adalah raja pemilik hati nya...