Silent 01

6.1K 406 47
                                    

Happy readingSorry for typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading
Sorry for typo

Malam itu pukul 20.00pm

Bugh

Dalam sekali pukulan, seorang pria langsung terbanting dan menghantam jalanan. Para kawanannnya yang lain sudah jatuh pingsan dan penuh luka.

"Kita semua udah pernah bilangkan?, jangan pernah sekali-sekali buat nyari masalah ke kita berlima." Ujar pria bernametag "Keenan Prince C" sambil menginjak perut seseorang yang telah ia pukul tadi.

"Peringatan itu udah kita ulangin beberapa kali, dan kalian masih anggap itu angin lalu?" tambah "Sabian Rei C"

"Lainkali kalau mau nyerang, bawa semua anggota gang lo." ia menjongkok kemudian menyentil kepala yang sudah dipenuhi darah.

Total 5 orang yang mereka buat pingsan dan berada diambang kematian jika tidak segera dibawa ke rumah sakit.

"Kalian cuma ngabisin waktu, lebih kalian mati saj-"

Brukk

"Siapa di sana!" Seru sabian, ia mengalihkan pandangannya kepada seseorang yang berdiri didepan gang.

Bukannya menjawab, pria manis yang menjadi pelaku yang menjatuhkan belanjaan miliknya itu hanya diam sambil menggelengkan kepalanya panik. Tangan mungilnya bahkan ikut melambai ribut, seakan tidak tahu apa-apa.

Keenan dan kedua orang lainnya mendekat ke arah pria manis yang sekarang menundukkan wajahnya tersebut. Meremat jarinya sendiri karena takut.

Gang ini memang sepi, oleh karena itu orang tua dan kedua kakaknya selalu melarang ia melewati gang yang akan ia lewati saat ini. Apalagi tanpa pengawasan sama sekali.

"Apa yang lo lihat hm?" Tanya Keenan sekali lagi dengan mata yang menajam, membuat si pemuda manis merasakan hawa menyeramkan menyerangnya.

"JAWAB BANGSAT, BISU LO!" Habis sudah kesabaran keenan.

Mendengar bentakan keenan, membuat pria kecil dihadapannya berjengit kaget. Tidak ingin membuat pria besar dihadapannya itu memukulnya, ia kembali mengangkat kepalanya dan menggeleng ribut. Tangannya buru-buru mengambil buku note kecil beserta pena di dalam saku hoodienya.

Tangan kecilnya menulis sesuatu pada lembar kertas tersebut dengan tangan yang bergetar menahan takut.

"Maaf"

Satu kata tersebut cukup untuk membuat keenan berseta yang lainnya terdiam. Keenan yang bahkan sempat membentak pria kecil dihadapannya itu menjadi merasa bersalah.

Matanya yang tadi menatap pria kecil tersebut tajam kini menjadi memelas. "Maaf.." ujar keenan pelan.

Si pria yang mendengarnya malah mereasa tidak enak, maka dengan paniknya ia kembali menulis sesuatu.

Silent (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang