Happy reading
Sorry for typoVote dulu ayo! ✰
((งง •̀•̀__•́•́))งงSetelah asa kekeuh ingin mengobati mereka, ya walaupun dalam artian hanya menonton karena yang mengobati adalah ibunya. kini mereka bertiga sudah di usir pulang oleh keluarga athalaric. Lebih tepatnya kedua abang posesifnya lah yang mengusir trio Carson itu.
"Adekkk, lainkali kalau mau pergi bilang sama abang dulu ya sayangg" kalendra memeluk erat tubuh mungil yang ada di pangkuannya sekarang. Mendekapnya seakan takut si bungsu akan hilang begitu saja.
Tadinya ada Matteo, tapi karena ada urusan di markas ia jadi harus merelakan si bungsu bersama si sulung.
Asaquile mendongakkan wajahnya lalu hanya mengangguk-anggukkan kepala mendengar permintaan abangnya. Memang salahnya juga yang pergi tanpa ijin.
Melihat asa mengangguk-anggukan kepalanya yang membuat pipi gembil itu ikut naik turun, kalendra langsung menyerang pipi si bungsu. Mencium gemas seluruh permukaan kenyal itu, tidak ingin melewati seinci pun. Seluruh wajah manisnya kini bahkan ikut jadi sasaran.
Mengingat ia dan lainnya pernah kehilangan pipi gembil si bungsu.
Ah, mengingat itu ia makin memeluk tubuh asa posesif. Ia berjanji pada dirinya sendiri akan selalu melindungi adik bungsunya ini. Lalu Matteo? Biarkan saja, dia tidak penting.
Jangan salahkan kelakuan kalendra yang mungkin kelewat berlebihan, tapi ia hanya tidak ingin kejadian 10 tahun lalu kembali terulang. Ia tidak ingin adiknya mengalami hal itu lagi. Cukup sekali. Ia dan keluarga besarnya tidak akan pernah membiarkan bungsu keluarga atharic itu kembali merasakannya.
Bahkan seluruh keluarganya termasuk dia berjanji akan terus mencari seseorang yang menjadi pelaku atas kejadian 10 tahun lalu. Dan ketika waktunya itu tiba, maka mereka akan membalaskan semuanya.
Memikirkannya membuat raut wajah kalendra mengeras menahan amarah, ia bahkan tidak sadar kalau si bungsu ternyata sudah tertidur didekapannya.
Mendengar dengkuran halus serta tidak ada pergerakan dari si bungsu, Kalendra menunduk. Melihat adik kesayangannya yang ternyata sudah tertidur dengan bibir yang sedikit terbuka.
Wajah yang tadinya mengeras, jadi melunak karena wajah polos yang sedang tertidur itu. Manis, benar-benar manis! Ia jadi ingin mengecupnya... eh?
Tapi sepertinya tidak apa-apa.
Cup
Satu kecupan ia berikan di sudut bibir si bungsu. Rasa manis susu masih terasa dari bibir mungil itu. Sebuah smirk tiba-tiba muncul begitu saja di bibirnya.
'Shit! Jangan muncul sialan'
'Ck, oh ayolah. Biarkan aku memonopolinya juga'
'Tidak!'
'Ck, aku tidak peduli'
'Bajingan!'
Glek
Mata yang tadinya berwarna biru, kini terbuka dan menunjukkan mata lainnya yang berwarna merah.
Menatap tajam kearah Asaquile dengan smirk andalannya. Matanya menatap seluruh wajah Asaquile yang membuatnya tergila-gila. Wajah manis itu, wajah yang menurun dari sang ibu. Wajah yang sayangnya berbeda dari semua keturunan athalaric. Hanya ia sendiri yang memiliki wajah manis menjerus cantik.
Ia tidak akan membiarkan wajah maupun tubuh mungil dalam dekapannya itu terluka seinci pun. Kulitnya terlalu tipis dan lembut untuk mendapat luka kembali.
Cup
Kali ini tidak di sudut bibir, melainkan tepat di bibirnya. Hanya kecupan, ia tidak menjilat bibir itu walau terlihat menggoda karena tidak ingin membangunkan si bungsu. Tapi mungkin nanti?
Ia lalu memperbaiki posisi tidur Asaquile, merebahkan tubuh mungil itu disampingnya lalu kembali memeluknya erat.
"Selamat tidur sayang, kami semua mencintaimu" ujarnya sebelum mengikuti si kecil kedalam mimpi.
Sementara itu...
Mereka bertiga telah sampai di Mansion mewah keluarga Carson. Jejeran bodyguard dan maid tentunya menunduk menyapa mereka.
Berjalan ke arah sofa besar di ruang keluarga, lalu mendudukkan diri mereka disana. Perasaan kesal tentunya masih menghinggapi mereka.
"Sialan, kalau bukan karena dua orang itu pasti kita masih bisa menikmati wajah manis miliknya" kesal sabian. Ia bahkan sampai membanting handphonenya karena kesal.
"Lo aneh, lo ga liat dua abangnya jaga dia udah kek berlian gitu? Ya wajar aja mereka ngusir kita yang notabenenya orang baru" jelas sagara sambil merotasikan matanya bosan. Percayalah sebenarnya ia juga kesal karena tidak bisa berlama-lama dengan si manis dari keluarga athalaric itu.
"Berisik. Ian!" Cibir keenan lalu memanggil pengawal pribadi keluarga Carson itu.
"Saya tuan." Ian mendekat. Menunduk dengan sopan kepada ketiga tuan mudanya itu.
"Cari tahu tentang Asaquile de athalaric. Aku beri waktu hingga besok pagi." Tegas keenan, kemudian beranjak untuk pergi ke kamarnya.
"Baik tuan."
"Jangan sampai terlambat Ian. Kau tahu apa konsekuensinya" peringat sagara sebelum akhirnya pergi ke kamarnya. Ian yang mendengarnya menelan ludahnya kasar.
Oh ayolah, ia tidak ingin mati secepat itu.
Sementara sabian, ia lebih memilih untuk merebahkan diri diatas sofa. Menunggu kedua orang tuanya pulang tidak ada salahnya kan? Sekali-sekali menyenangkan mereka.
TBC?
See u