Silent 12

1.6K 221 12
                                    

-Happy reading-Typo? Sorry

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Happy reading-
Typo? Sorry..

Brakk

pintu gudang sudah lebih dulu di dobrak oleh seseorang yang diikuti beberapa orang lagi dibelakangnya.

Dia sang ketua osis 'Manggala Adipati'

"Bangsat" manggala mendekat, memukul membati buta kedua laki-laki yang akan memperkosa asaquile.

Asaquile yang sudah lepas semakin memundurkan tubuhnya disudut. Tubuhnya bergetar kuat, cengkraman pada rambutnya semakin kencang. Kepingan-kepingan ingatan lama berusaha mengambil alih dirinya, dia histeris.

Berteriak ketakutan!

"Manggala udah! Asaquile dulu!" Peringat harjun. Para wanita disana sudah berkeringat dingin, takut apa yang akan terjadi kepada mereka setelah ini. Mau kabur pun percuma, pintu sudah lebih dulu ditutp oleh harjun dan keempat teman laki-laki sekelas asaquile lainnya.

Manggal seseketika sadar, ia menoleh ke arah asaquile lalu berjalan mendekatinya. Tangannya ingin menyentuh asaquile dan menenangkannya,  tapi asaquile yang sudah ketakukan malah semakin histeris.

"Panggil matteo! Gue gak bisa nenangin dia!" Perintah manggal karena merasa dirinya tidak akan bisa menenangkan asaquile. Raut khawatir kentara jelas diwajahnya, begitu juga yang lain.

"Udah-" belum sempat kahar menyelesaikan kalimatnya, matteo dan lainnya sudah datang lebih dulu.

"Adekk!!!" Matteo datang dengan nafas yang tersenggal-senggal. Mata tajamnya menjelajah mencari dimana si bungsu.

Deg

Sakit, sakit yang ia rasa begitu melihat kesayangannya berteriak histeris dan meringkuk takut di sudut ruangan. Tangan kecil itu bahkan semakin berulah dengab memukul-mukul kepala miliknya.

Dengan langkah besar dan cepat ia segera berjalan mendekati asaquile. Namun belum sampai ia lebih dulu di cegah 'kevia', wanita yang tadi menampar dan menjambak rambut asaquile.

"Minggir" suara dingin memenuhi ruangan itu. Mata merahnya menatap nyalang ke arah kevia. Tidak-tidak, matteo tidak memiliki kepribadian ganda seperti kalandra, hanya saja keluarga athalaric akan sangat sadis jika menyangkut si bungsu.

"Sayang, kamu kesini jemput aku ya" teman-temannya yang lain melotot menatapnya. Dasar perempuan gila!

Kevia dengan berani memeluk tubuh matteo, menduselkan wajahnya yang menor itu pada dada bidang milik sang empu. Tanpa tahu tangannya sudah mengepal erat menahan amarah.

Silent (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang