Bagian 7

78 8 0
                                    

🍁🍁🍁

"~Boku ga boku de irareru riyuu wo sagashiteita

Anata no mune no naka de ikiteiru boku ga iru no naraba"

"Kurayami mo nagai sakamichi mo
Koeteikeru you na boku ni nareru hazu~"

Petikan gitar dan juga nyanyian Oikawa bergema di ruang santai, depan televisi yang dibiarkan hidup tanpa diberi volume.

Tap!

Tap!

Tap!

Suara ketukan sendal rumah yang berurutan sedikit menambah instrumen pada alunan lagu.

"Tidak lelah melakukan itu sejak tadi sore?"

Tangan Oikawa berhenti memetik gitar, memandang adik sepupunya yang berjalan ke dapur.

"Ah, Tobio-chan... Yogurt mu sudah ku habiskan, gomen ne~" seru Oikawa saat melihat Kageyama membuka kulkas.

Kageyama berdecak malas sembari kembali menutup kulkas, "ck, lain kali beli sendirilah. Uang nii-san kan banyak"

Pemuda yang lebih tua hanya menyengir kuda tanpa membalas ucapan sepupunya sebelum berkutat kembali dengan si gitar.

Kageyama mengacak rambutnya kesal lalu berjalan masuk ke kamarnya. Selang beberapa menit kemudian, ia keluar dari kamar dengan memakai kaos putih polos dengan celana training hitam.

"Aku pergi dulu sebentar"

"Mau kemana?"

"Ke minimarket. Mau titip sesuatu, tidak?"

Oikawa menggeleng sebelum beranjak ke kamarnya meninggalkan Kageyama yang tidak bereaksi apapun.

"Tidak perlu. Aku ikut." ucapnya seraya keluar dari kamar setelah mengganti pakaiannya sama seperti Kageyama.

🍁

Kageyama pada dasarnya memang tidak banyak bicara, tidak seperti Oikawa yang cerewet tapi juga terkadang jadi pendiam seperti sekarang. Keduanya jalan beriringan tanpa ada percakapan, dan itu sudah berlangsung sejak meninggalkan rumah. Kageyama tidak tahu apa yang di pikirkan pemuda yang lebih tua darinya, itu.

"Nii-san ingin membeli apa?" tanya Kageyama mencoba mencari topik pembicaraan.

"Tidak ada. Hanya sekedar ingin ikut. Kau sendiri?"

"Sudah pasti susu dan yogurt." jawab Kageyama. Oikawa kembali diam. Matanya menatap lurus ke depan. "Memikirkan apa, sih? Sampai wajahnya berkerut begitu." Kageyama bertanya sembari menghadap sepenuhnya ke Oikawa, masih dengan berjalan.

Pemilik surai coklat menghembuskan nafas dengan kasar,  raut wajahnya pun berubah. "Aku memikirkan Chibi-chan. Hari ini dia tidak masuk ke sekolah tanpa pemberitahuan. Jujur perasaan ku tidak enak" ujarnya sedih. Ia melanjutkan, "kenapa, ya, setiap melihat dia, aku selalu khawatir"

HIDDEN VOICE || FRIENDSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang