HV Bagian 11

28 4 1
                                    

➺ Publish : Minggu, 24 November 2024

Note : Ada beberapa cast yang sengaja aku sebut langsung nama depannya. Kayak Tobio dan Shoyo, di karenakan aku selalu mengikut sertakan keluarga mereka jadi biar gak bingung aja, aku nyebut mereka pake nama depan.

꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚૮꒰˵•ᵜ•˵꒱ა‧₊˚꒷︶꒷꒥꒷

SELAMAT MEMBACA

●◉◎◈◎◉●

Bau antiseptik menyeruak di ruangan serba putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bau antiseptik menyeruak di ruangan serba putih. Mata yang tadinya terpejam, perlahan-lahan mengerjap, menyesuaikan cahaya lampu yang menusuk retinanya.

Rasa pusing mendera setelah penglihatannya sudah berfungsi dengan benar.

Mengenali ruangan tersebut, Hinata Shoyo menghembuskan napas kasar.

‘Ha... Rumah sakit lagi. Lama-lama aku akan jadi pasien tetap di sini.'

Pemuda kecil itu menyentuh pelipisnya yang di lilit perban, yang kesekian kali. Mengingat kembali adegan sebelum dirinya tidak sadarkan diri. Saat fokus pada lamunannya, pintu ruangan terbuka, menampilkan sosok pria jangkung dengan wajah datar, masuk dan mendekatinya.

"Anda sudah sadar rupanya."

Shoyo menoleh untuk melihat pria itu. Rupanya asisten ayahnya, Masahiko Nobu. 'Pasti dia yang membawa ku rumah sakit.'

Masahiko Nobu adalah pria berusia tiga puluhan dengan tinggi 190+ cm, sepantaran dengan Hinata Kou. Dia menjabat jadi asisten sejak Hinata Shoyo masih di sekolah dasar. Masahiko Nobu sangat royal dengan Kou, apa pun perintah yang di berikan akan dia lakukan. Juga, jelas bahwa dia mengetahui bagaimana kehidupan putra atasannya. Jadi, baginya adalah hal biasa jika mendapati Shoyo terluka parah di rumahnya sendiri.

Shoyo tidak membalas ucapan Nobu. Menurutnya itu tidak perlu. Pria ini sama dinginnya dengan ayahnya, Kou.

"Tuan Hinata akan kembali keluar kota. Beliau memberi pesan agar anda tidak macam-macam."

'Memang apa yang bisa aku lakukan selain diam?'

Merasa pemuda itu sudah mengerti, Masahiko berbalik untuk pergi. Namun, sebelum benar-benar meninggalkan ruangan Shoyo, dia memutar kepalanya untuk memandang anak atasannya.

"Sayang sekali lukanya tidak terlalu parah." Setelah itu dia menghilang sepenuhnya di balik pintu yang sudah tertutup lagi.

Tidak ada tanggapan dari Shoyo. Perkataan seperti itu bukan pertama kali dia dengar dari mulut asisten sang ayah. Pandangannya kosong ke depan, bibirnya bergerak memilah kata tanpa suara.

"Ya. Aku juga berharap jika itu lebih dari sekedar luka parah."

🏐

🏐

HIDDEN VOICE || FRIENDSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang