⚜HIDDEN VOICE⚜
Kageyama menghembuskan nafas lega setelah keluar dari toilet sehabis buang air kecil. Maunya ditahan sampai jam istirahat tapi sudah kebelet, mau tak mau ia meminta ijin keluar. Kageyama melirik jam tangannya. 10 menit lagi jam istirahat pertama. "Aku lapar"-gumamnya sebelum melangkah pergi namun bukan ke kantin. Ia tidak tahu kenapa langkahnya membawanya ke depan kelas 1-D, yang hanya selisih satu kelas dengan kelasnya, kelas 1-B.
Dilihatnya pintu kelas tersebut tidak tertutup rapat. Kageyama berinisiatif mengintip kedalam, menelusuri setiap wajah wajah penghuni kelas itu. Benar-benar diskors, ya? Lirihnya dalam hati.
"Yo! Mencari si pendek itu?"
Kageyama menutup mata dan mulutnya rapat-rapat. Hampir saja ia memekik karena kaget saat Tsukishima berbisik di telinganya. "Sialan kau" umpatnya seraya berlalu meninggalkan Tsukishima yang mengedikkan bahunya acuh kemudian menyusul si pemuda raven tersebut.
"Kenapa mengikutiku?" Ketus Kageyama menghentikan langkahnya. Jujur saja, ia malu ketahuan mengintip dikelas orang lain, kedapatan Tsukishima pula. Ia yakin, tiang listrik di hadapannya ini akan mengejeknya disetiap kesempatan.
"Heee wajahmu merah. Kau malu ketahuan olehku?" tak lupa senyum mengejek Tsukishima tunjukkan. Kageyama berdecak seraya memalingkan muka. Semakin malulah dia.
"Terserah"
Tsukishima mengulas senyum. Bukan senyum ejekan seperti tadi tapi senyum yang hanya ia berikan pada keluarganya. Sayang sekali Kageyama berpaling muka.
"Oi Kageyama" Empunya nama menoleh, mendapati wajah Tsukishima sudah jadi datar seperti biasa, terlihat menyebalkan.
"Nani?"
"Kau tertarik dengan Hinata Shoyo?"
Kageyama mendelik, "pertanyaanmu terlalu ambigu di telingaku". Kemudian ia benar-benar pergi dari hadapan Tsukishima.
"Gampang sekali berpikiran aneh-aneh. Baka" Cemoh Tsukishima kembali melanjutkan langkah menuju kantin.
⚜
⚜
⚜Matahari sudah tenggelam di ufuk barat. Seluruh kota sudah dipenuhi cahaya lampu. Namun keadaan jalanan masih saja macet yang tidak kenal waktu meski tidak sepadat di kota besar seperti Tokyo.
Hinata menghembuskan nafas berat. Suga benar-benar membuatnya kelelahan. Mengelilingi hampir se Prefektur Miyagi dalam sehari, naik-turun bus tanpa tujuan pasti.
"Aku tidak tahu. Pokoknya harus bersenang-senang" Itu jawaban Suga saat Hinata bertanya kemana tujuan mereka.
Saat ini ia telah sampai di depan rumahnya setelah diantar oleh Suga, lebih tepatnya orang suruhan. Tangan kecil Hinata mendorong pintu besar dihadapannya kemudian melangkah masuk setelah menutupnya kembali.
Niatnya ingin langsung kekamar mengistirahatkan diri tapi--
"Okaeri"
Suara lembut seorang wanita membuatnya terpaku didekat tangga. Jantungnya berdetak dengan kencang. Kepalanya menoleh kaku keasal suara.

KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN VOICE || FRIENDSHIP
Fiksi Penggemar[On Going] Mengisahkan pemuda bernama Hinata Shoyo yang kehilangan suara akibat kejadian tak terduga. Dan bagaimana pertemanannya dengan Kageyama Tobio kembali mengangkat kisah tak terduga itu. :) Hanya meminjam karakter. Alur cerita milik saya ( n...