.
Kayaknya hari sial Caca kembali datang hari ini. Lagi-lagi waktu sepulangnya dia dari kampus. Ceritanya gini, Caca berjalan sendirian menyusuri koridor minimarket. Tangannya hendak mengambil beberapa bungkus mi instan tepat ketika terdengar suara seseorang di balik rak.
"Iya nanti aku jemput. Ini lagi mampir minimarket dulu."
Caca hapal betul pemilik suara rendah itu.
Gak ada yang lebih sial dari Caca saat ini. Gimana ceritanya dia jadi lebih sering bertemu Bara dalam sepekan terakhir ini. Sumpah, dari sekian banyak tempat yang ada di Jakarta kenapa harus di minimarket dekat kampusnya. Dan kenapa lagi-lagi harus dalam keadaan Caca yang sekarang lebih mirip sayur bayam yang udah layu. Iya, sekucel itu...
Sementara Bara malah makin ganteng aja.
Caca jadi ingat obrolannya dengan Yuma beberapa Minggu yang lalu.
"Cowok tuh kalo udah jadi mantan kenapa makin cakep ya?" Caca merutuk pelan.
"Ya.. namanya juga mantan."
Iya, namanya juga mantan.
Kadang Caca ngerasa kesal gitu kenapa penampilan Bara jadi berubah sedrastis gini. Emang sih waktu jaman pacaran Bara udah ganteng banget, tapi kenapa pas jadi mantan tuh cakepnya makin-makin. Kan kalau gitu Caca jadi gamon.
'Kemarin-kemarin pas gue habis salonan lo kemane anjir!' teriak Caca dalam hati
Caca masih diam mematung di tempatnya sementara Bara terdengar melanjutkan langkah setelah memutus sambungan teleponnya yang Caca yakini itu dari ceweknya.
Dan tebak apa yang paling sial?
"Eh, Caca?"
Belum sempat buat kabur, eh malah dipertemukan langsung dengan orangnya. Bagus, gak sekalian aja langsung kirim Caca ke alam baka.
"Kebetulan banget ketemu di sini. Apa kabar?"
"Iya, hehe.. kebetulan." Caca tertawa kikuk. "Kabar gue baik, btw."
Dalam hati Caca melanjutkan, 'Pake nanya lo anjing. Kabar duka banget lah gue ketemu lagi sama lo.'
"Baru balik ngampus?" Bara melangkah lebih dekat ke hadapan Caca.
"Hooh." Caca senyum kecil sebelum tangannya mengambil beberapa bungkus mi di rak paling atas dengan gerakan cepat. "Gue-duluan ya."
Bara cuma ngangguk.
Setelah membayar, Caca langsung pergi keluar. Dia buru-buru mengambil ponsel untuk melihat kondisi mukanya yang untungnya masih kelihatan cantik.
"Oy."
Caca terperanjat. Langsung noleh ke samping dengan ekspresi tegang. Tapi kemudian ia menghela napas lega saat dilihatnya Enno tengah berjalan ke arahnya.
"Darimana aja sih lo!" Caca ngamuk.
Sebenarnya tadi dia pergi bareng Enno. Cuma cowok itu malah kelayapan dulu gak tau kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
bumi maetala
Fanfictionft. 97line bumi yang ideal bagi para penghuni maetala. .. deukitae, 2023