🏡 nasi padang

703 66 5
                                    

.

Kalau Minggu tuh rata-rata pada gak punya kerjaan alias waktunya bermalas-malasan. Contohnya Dika yang baru selesai jemur sepatunya yang itu-itu aja di halaman rumah langsung balik ke kamar karena hari ini gak ada rencana apa-apa.

Ruang tv yang biasanya sering dipakai ngumpul sekarang kosong. Kebanyakan pada mengeram diri di kamar masing-masing atau main di kost-an temennya. Atau ada juga yang hangout kayak Milan, June, dan Yugo.

Jika penghuni lantai satu sepi, maka penghuni lantai dua sebaliknya. Cewek-cewek yang gak punya kerjaan kayak Yuma, Rosie, Jihan, dan Una lagi asik kutekan di rooftop sambil ngobrol-ngobrol cantik.

"Menurut lo kenapa si Jaka gak pernah nyari cewek lagi semenjak putus dari Saras?"

Topik mereka kali ini adalah membahas tentang Jaka yang dua bulan terakhir ini gak pernah kelihatan deket sama cewek manapun.

Tentunya pertanyaan Yuma tadi bikin semua orang jadi ikutan mikir.

Jaka dikenal sebagai buaya yang rajin menebar jala ke tiap-tiap cewek yang imannya lemah. Konon katanya punya simpanan di setiap fakultas. Tapi dari sekian banyak cewek yang masuk perangkapnya, satu-satunya yang pernah dia pacari cuma Saras, anak akuntansi yang cantiknya luar biasa memabukkan.

"Kalau kata gue mah dia tuh lagi menata ulang perasaannya. Ya, bayangin aja deh kalau gue jadi Jaka juga bakal trauma seumur idup setelah mergokin sendiri ceweknya selingkuh. Mana doi juga bucin tolol kan pasti susah buat move on," kata Jihan.

"Ya tapi kan ini Jaka loh, Jaka Mahesa. Gak yakin deh gue dia lagi gak deket ama  siapa-siapa. Segitu masih banyak cadangan masa iya dianggurin gitu aja," ujar Rosie yang memang udah khatam sama kelakuan buaya satu itu.

"Atau mungkin dia udah tobat," seru Una bikin sebagian dari mereka memasang wajah shock.

"Gue lebih percaya Billie Eilish lahir di Nganjuk daripada percaya si Jaka udah tobat mah," kata Yuma.

Rosie menatap kuku-kuku cantiknya yang baru selesai dikutekin Jihan. "Mungkin gak sih dia lagi deket sama cewek tapi backstreet gitu deh."

Perkataan gadis itu jelas bikin yang lain terkejut. Sejak kapan Jaka yang selama ini selalu terang-terangan kalau lagi deket sama cewek, sekarang jadi main di belakang gini?

"Atau jangan-jangan dia lagi deketin anak kontrakan sini?" kata Jihan menyeletuk asal.

Una baru mau buka suara ketika Lisa yang hari ini lagi dasteran muncul sambil memegang kopi kalengan. "Anjir ye lu pada gua cariin gak taunya ada di sini."

"Nape bos?"

"Noh, anak-anak pada mau beli makan."

"Siapa yang beli?"

"Gak tau. Masih pada mikir mau beli apa."

"Elah beli itu aja apasih nasi rames pak Iman, gue lagi pengen deh," kata Rosie.

"Mending pada ke bawah aja dah."

Dan emang betulan lagi pada ngumpul di ruang tengah. Padahal beberapa menit yang lalu masih sepi. Ternyata awalnya tuh Jeffry yang baru banget bangun langsung nyari makan ke dapur karena lapar. Eh gak ada apa-apa. Jadilah sekarang dia ngajakin yang lain buat beli makan di luar.

"Nasi rames pak Iman. Siapa yang setuju angkat tangan!!!" suara Rosie.

"Bosen. Yang lain lah."

"Gofood ajalah, males banget entar ujung-ujungnya gue juga yang beli," kata Jihan sewot.

Setelahnya langsung pada diam. Gak tau kenapa di kontrakan ini tuh paling malas kalau udah bahas menu makanan, karena semua orang punya pendapatnya masing-masing. Kalau udah begitu ujung-ujungnya pada debat sampai kadang-kadang Jiya yang berperan sebagai mamah mengusulkan untuk voting.

"Gua mengusulkan diri untuk beli sidang." Ini kata Bams sewaktu keadaan lagi hening.

"Sidang paan begoo naspad kali?" Lisa yang pertama kali nyahut. Gak tau juga kenapa cewek itu bisa langsung nangkep omongan Bams disaat yang lain masih mikir.

"Loh ya terserah saya dong."

"Lu sekte mana anjing gue tanya?!" Jaka mulai emosi. "Bertahun-tahun gue idup gak pernah nemu orang aneh kayak lu yang ngasih nama sidang."

Una yang baru konek langsung ikut nyeletuk, "Sidang apaan?! Nasdang woi!!!"

"Lu gak usah ikut-ikutan ya Aluna!"

"Paan sih ini berisik banget." Dika muncul dari dalam kamar setelah denger keributan.

"Udah beli itu aja sidang buruan lapar nih gua," usul Jeffry.

"Naspad maksud lo?"

"Nasdang ih!"

"Sidang ego udah lu diem aja."

Nah kan kalau udah gini tuh bakalan panjang urusannya. Entah kenapa penghuni Maetala ini hobi banget berantem cuma gara-gara hal sepele seperti sekarang ini. Terakhir mereka cek-cok gara-gara makanan tuh waktu kegiatan bersih-bersih Minggu kemarin yang sampai melibatkan Joni si tukang bubur ayam.

Masalahnya sepele, cuma gara-gara tim bubur diaduk yang gak terima dikata-katain oleh tim bubur gak diaduk ataupun sebaliknya. Untungnya pertikaian itu diakhiri dengan kalimat ultimatum Enno yang bikin semua orang langsung mingkem.

Jaka menggebrak meja buat keadaan senyap seketika. "NASI PADANG YA NYET. KAGAK ADA ITU ISTILAHNYA SIDANG NASDANG PALA LU SINI GUA TENDANG ANJENG."

"Bagus nih emosinya dapet," kata Yuma pura-pura tepuk tangan.

"Jaka nih tipikal temen yang gak asik kalo lagi di tongkrongan," celetuk Lisa yang dari tadi asik menikmati keributan.

"Santai bro, ngamer dulu lah." Jeffry menambahi.

"Serem banget." Rosie ikut-ikutan.

Jaka mendengus, daripada makin emosi mending dia ke kamar. "UDAHLAH GAK USAH AJA!"

"Ini gimana sidang gue...." Jeffry manyun.

"Serah lah, gue tim naspad." Yuma yang udah capek menjatuhkan tubuhnya ke sofa.

Sementara itu Dika kembali muncul setelah mengambil sepatunya dari luar. Cowok itu berdiri ngeliatin mereka sambil ngelipat tangan depan dada. "Apaan naspad, sipad yang bener!"

HADEH.

BERANTEM LAGI.

"LO SEMUA SAMA AJA ANJING!" teriak Lisa frustasi.

"Sipad apalagi sih jancokkkk???" Jeffry betulan kesal.

Una duduk di sebelah Yuma sambil memijit pelipisnya. "Haduh, gak ada abisnya nih ngomongin nasdang."

"Sipad mah penyanyi," kata Bams.

Dengan begonya Yuma malah nanggepin, "Hah? Emang ada?"

"Ada, Siti Padriah."

"ITU SIBAD YA TOLONG."

"Jadinya nasi badang dong?" sahut Rosie malah bikin yang lain makin bingung.

"Dibilang nasdang yang paling bener!" Una masih kekeuh dengan opininya.

Dan begitulah, masalah per-nasi-padang-an ini gak berhenti sampai di sana. Mereka malah berantem betulan. Kayak biasa, ujung-ujungnya malah gak jadi beli apa-apa.

"Memang anjing," gitu kata Jeffry.

bumi maetala Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang