Senin 1 Oktober 2022
.
.
."Baik pemirsa, saya Rania Tamia selaku pembawa acara podcast Yeeeeesssssaaaahhh uh, mmm , uh Two baddies, two baddies, one Porsche. Sambil melakukan gerakan dance NCT 127 2 Baddies.
"Ehe, maaf yaa promosi dulu. Baik sesuai janji ku dengan kalian, yaitu mengundang seorang tamu yang selamat dari gunung Bawakaraeng".
"Hmmm... Pasti sudah bisa tebak kan?? Yaaa ini dia orangnya".
*Tap*
*Tap*
*Tap*
Seseorang melangkah kan kakinya masuk ke siaran itu, menarik kursi di depannya lalu duduk berhadapan dengan pembawa acara tersebut.
"Halo". Kataku.
"Oh, halo juga adik manis". Jawabnya sambil wink.
Memulai dari sebuah perkenalan, lalu basa basi selama 5 menit. Hingga...
.
.
."Jadi.... Bagaimana anda bisa selamat di gunung itu??". Tanya Rania, selaku pembawa acara podcast ini.
"Saya bisa selamat berkat teman saya, apalagi dia...". Jawabku pada pertanyaannya.
"Dia?? Siapa yg anda maksud dia??".
"Dia adalah teman berhargaku, walaupun dia hanya halusinasiku, tapi dia membantuku untuk bisa keluar di area berbahaya gunung itu".
"Oooh..hmmm...". Angguknya
"Bukankan aneh ya sebuah halusinasi yang tidak nyata membantuku?? Jika orang liat, mungkin mereka akan menganggap ku orang gila haha" kataku dengan di akhiri ketawa (miris) yang dibuat.
*Brak!*.
"Tidak! Tidak seperti itu, harusnya orang memaklumi nya, bukan mengejek. Apa mereka tidak bisa bedakan mana penyakit mental skizofrenia dan mana penyakit gila?? Ckckck dasar orang-orang". Sontak aku kaget saat dia memukul meja, lalu marah-marah hanya karna perkataan tentang halusinasiku
Aku hanya tertawa, maksudku aku baru pertama kali melihat ada orang seperti ini. Biasanya orang yang mewawancarai ku tidak seperti ini, prinsipnya cukup tanyakan hall yang penting lalu sudah.
"Aaaaa maaf kan saya yang sudah tidak sopan tadi haha". Katnya.
"Haha iya tidak apa-apa". Aku hanya menjawabnya sambil tersenyum ramah kepadanya.
"Jadi... Siapa nama teman halusinasi anda??".
"Namanya.... Hmmm....". Sambil menutup mataku, lalu ingatan masa akhir ujian sekolah ku terlintas di kepalaku begitu saja. Itu... Membuatku mengingat kenangan indah itu...
Sebelum....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.3 bulan yang lalu, 23 Juni 2022
.
.
."10"
"9"
"8"
*Sret, sret*
"7"
"6"
"Aaaaaaaaa tunggu buuu".
"5"
"4"
"Uraaa uraaa, dengan kekuatan animeh yang menyertaiku!!!".
"3"
*Sret, sret, sret*
"2"
*Degh*
*Degh*
*Degh*
"1"
*Tak*
"Baik, waktu sudah habis. Ketua kelas kumpul kertas ulangan temannya, lalu bawa ke meja ibu".
"Siap Bu"
"Kalau gitu ibu permisi, selamat berlibur dan semoga kalian lulus, supaya bisa masuk ke perkuliahan yang kalian inginkan". Ucap guru itu lalu pergi dengan membawa barang-barangnya. Di ikuti oleh ketua kelas sambil membawa kertas ujian.
"Aaaaaa semoga saja lulus Yaallah".
"Hahaha apa sih alay, tapi amin deh".
"Woi! Ayok pulang".
"Yoo!" Serentak ke-3 orang itu.
Tapi...
"Woi! Tunggu ya. Yaaak Aneska Tri
Sanja!".*Tap*
*Tap*
*Tap*
Aneska berhenti, lalu berbalik, melihat seseorang berlari ke arahnya.
"Woi! Cepat moko makanya".
"Hahahaha... Hmm??". 4 temanku berbincang tawa, hingga salah satunya menyadari bahwa aku tidak berada di sekita mereka.
"Aneska!! Cepat moko, siapa mu tunggu i??".
"Iyo woi, cepat lah laparma kodong".
Dengan suara buatan seperti ingin menangis."De'eh ku tunggu dulu ini anak".
*Tap*
"Hehe maap yah" "muach". Sambil meletakkan tangannya ke pundak lalu... Melakukan kiss bay.
"Iisssh" imajinasi kan saja ya julidnya.
"Dah, Ayomi".
.
.
.
.
.'siapa??, Apa dia kumat lagi?? Tidak, bukankan memang?? Sudahlah, kenapa juga ya harus di rahasiakan??'. Batinnya... Siapa?? Apa yang dia maksud?? Dan rahasia??...
Mari mengucapkan Bismillah kerna telah menerbitkan cerita ini😇. Awokawok alay amat saya🗿🙏
Karnah ihnih pertama kali sahya buhat cerita, semoga suka🥰
Maap jika ada pengetikan kata yang salah (typo), ketikan yang aneh di baca, dan cerita yang kurang nyambung di baca🙏. Silahkan komen dan vote~
KAMU SEDANG MEMBACA
Aneska Tri Sanja
RandomAneska Tri Sanja, seorang siswi SMA yang akan tamat SMA menceritakan pengalamannya bersama sahabat-sahabatnya selama berada di gunung Bawakaraeng. Mulai dari sudah di rencana hingga tidak direncanakan. Selama berbulan-bulan, Aneska Tri Sanja melewat...