Chapter 3

3 3 0
                                    


*Tak,tak,tak*

*Blubub,blubub*

"Hmmm... Lalu tuangkan air panas...". " Oh, harus hati-hati".

"Nah selesai deh".

"Tap, tap, tap"

"Makanan dan minuman sudah jadi" kataku dengan membawa nampan berisi makanan dan minuman.

"Yeeeeeeyyyy". Lihatlah Aru sampai bahagia!.

*Plak*

"Addeh".

"Sopan-sopanko dikit di rumahnya orang tiang!". Siapa yang memukul?? Yaa Nana, Nana memukul Aru tapi itu bagus!.

"Sipin-sipinki dikit di rimihnyi iring Nak AYAM!". Balas Aru dengan nada mengejek.

"Waaaah". "Kau benar-benar mau di pukul yaa...". Dengan senyum seperti iblis. Ini dia pertarungan antar tiang dan anak ayam, siapakah yang menang???.

"Oooohhh, ayok sini, neh sini-sini". Sambil menampar pipinya.

"Kauuu!!".

"Stoop!".

"Tidak baik begitu sahabat, lebih baik nikmati makan dan minuman kalian ya. Ucap Indi sambil berada di tengah-tengah mereka ber-2. Tapi mereka ber-2 tidak menggubrisnya! Malah masih lanjut!.

"Weeh berhenti!!". "Kalau mau berkelahi di luar saja, noh di luar luas!". Kataku dengan emosi.

"Yaa maap". kata Aru.

"Kaa Ine Aru deluan".

"What??!!".

"Kaa memang kau!".

"Woi sudahmi, kuhabiskan Ki itu makanan sama minuman KA".

Aku,Aru, dan Nana menoleh melihat Dara yang porsinya jumbo!. Aku melotot dan ke-2 sahabatku....

"Yaaak, apa yang kau lakukan Dara!". Tegas Aru.

"Isseng Ine, kenapa banyak sekali mu makan!". Di lanjutkan Nana.

"Kan sayang gituloh makanannya jadi dingin gara-gara kalian bertengkar".

*Hap*. Dengan santainya Dara memakannya di depan mereka ber-2.

...

...

"Seeraaang Daaraaa!". Teriak Aru.

"Yooooo!".
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Ayoh, makan dick-adick". Dengan senyumku yang CEMERLANG.

"I-iya...". Sahut Aru, Nana, dan Dara.

"Hahahahahaha".

"Dih, diam Moko kau. Si paling fotografer aib!". Kata Nana sambil memicingkan matanya dengan tajam.

"I-iya kak ampun". Jawab Eun dengan menunduk, tapi juga ketawa kecil.

*Huuff*. Sambil menggelengkan kepalaku. Itu artinya aku pusing dengan tingkah mereka!. Kenapa aku tidak dapat teman yang normal??.

'Tuhan aku mau resign saja'. Batinku.

"Capek ya?? Sama kok aku juga". Kata Indi sambil menaik turunkan alisnya.

"Dih, saya yang lebih capek daripada kau nah". Aku menatapnya dengan tajam, apa?? Dia capek?? Padahal aku yang capek di sini!!.

"Hahahaha, iya deh, sipaling capek".

"Yaaak". Aku mau melayangkan satu pukulan, tapi tanpa ku sadari seseorang menatapku seperti mengisyarakan...

...

Aneska Tri SanjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang