A Man That Grabbed The Attention

133 23 6
                                    

Hael terbangun cukup siang, tidurnya nyenyak. Sinar mentari yang terhalang gorden membuat Hael siap untuk kembali tidur kalau saja ponselnya tidak bergetar panjang. Hael menggumam, seingatnya dia tidak pernah memasang alarm meski selalu susah bangun pagi. Matanya memicing menatap layar ponsel yang menampilkan deretan nomor asing tanpa nama.

"Halo?"

Suara serak khas bangun tidurnya Hael justru membuat seseorang di seberang sana terdiam. Hael sampai harus menatap ponsel dengan mata menyipit untuk kedua kali. Cahaya ponsel sangat tidak ramah untuk mata bangun tidurnya.

"Halo? Siapa, ya?"

"Ih, udah gue duga kalau lo gak bakal save nomor gue."

"Ha?" 

Mohon maaf, kerja otak Hael memang suka lemot saat baru bangun tidur.

Sebelum mulutnya kembali menanyakan apa-apa lagi, seseorang di seberang sana sudah berdecak dan mematikan sambungan telepon.

Hael tidak mau ambil pusing, melanjutkan tidur tentu lebih menyenangkan. Dalam kondisi setengah sadar, Hael masih bisa mendengar tawa gadis asik yang ia kenal lewat sebuah insiden kecil di coffe shop kemarin, dan ... Mari kita ingat nama gadis itu, hmm ... Aksel.

AKSEL?!

Hael kembali menghubungi nomor barusan saat akhirnya tersadar suara itu adalah milik Aksel. Tidak ada jawaban. Jadi Hael meninggalkan sebuah pesan.

MH🐻
Lo ke kampus ya?
Share lokasi dong
Let's grab brunch

***

Aksel menikmati sarapan sekaligus makan siangnya di kantin fakultas, sendirian. Karena kelas hari ini dimulai jam tujuh, Aksel tidak sempat sarapan. Biasanya Aksel lebih suka cari makan di luar sambil nongkrong, namun entah kenapa ajakan teman-temannya hari ini terdengar tidak menggoda. Biasanya mah Aksel hayuk-hayuk aja.

Kondisi kantin FISIP cukup ramai, setiap sendok makanan yang masuk ke mulut Aksel selalu dibarengi dengan ricuh mahasiswa lain yang juga lagi nongkrong. Rombongan gadis-gadis yang baru memasuki kantin lebih ricuh lagi, suara cekikikan terdengar bersamaan gaduh-gaduh lainnya. Tadinya Aksel tidak berniat menyimak atau mencuri dengar obrolan mereka, namun saat gadis-gadis itu melewati meja Aksel, obrolannya terdengar.

"Eh liat cowok tadi gak sih? Bukan anak FISIP, ya? Asing gitu mukannya?"

"Iyaa bukan deh, fakultas lain kali?" Gadis lain menyahut.

Kantin FISIP paling jarang didatangi mahasiswa fakultas lain yang akhirnya membuat Aksel kepo, siapa sih yang lagi diomongin?

"Ganteng bangettt lagi. Ih! Itu bukan sih? Cowok tadi?"

Bak adegan romantis di drama-drama picisan orang yang dimaksud muncul begitu saja dari pintu masuk kantin, menarik atensi semua mahasiswa yang ada di sana. Aksel jelas mengenal cowok itu. Dan ... dia memang bukan anak FISIP, cowok itu bahkan bukan mahasiswa sini.

"Kak Hael?"

"Gampang banget nemuin lo. Kayaknya satu kampus gak ada yang gak kenal Aksel deh." 

Cowok itu terkekeh, dia bahkan tidak perlu repot menjelaskan ciri-ciri gadis yang ia cari saat mereka malah bilang, "oh, Kak Aksel? Tadi di kantin FISIP kak." dan begitulah Hael dengan mudah menemukan gadis yang ia cari.

Find Me when I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang