Chapter 6

851 90 30
                                    

Sudah genap dua jam dua puluh menit setelah penahanan. Seungcheol terlihat sedang mondar-mandir di koridor untuk mencari Mingyu yang menjadi target selanjutnya.

Saat akan berbelok ke kanan, Seungcheol dikagetkan dengan Mingyu yang muncul menuju ke arahnya secara tiba-tiba dari kejauhan.

"Aduh, kaget aku!" seru Seungcheol sambil mengelus dadanya.

"Para penjaga itu ada di seluruh lantai, kak Seungcheol." kata Mingyu.

"Dimana?"

"Di seluruh lantai gedung ini."

"Tapi kau gak tertangkap sama sekali, kan?"

"Enggak sih."

"Apa yang terjadi pada Dokyeom?"

"Aku gak tahu."

"Apakah kau menemukan kuncinya di ruangan tadi?"

"Aku gak menemukannya. Kemarilah."

Mingyu mengajak Seungcheol untuk masuk ke sebuah ruangan dan memberitahukan hal yang penting di dalam sana.

"Ada apa? Kenapa kau mengajakku kesini?" kata Seungcheol.

"Kita harus memeriksa lantai tiga lagi, lantai lima, dan juga lantai tujuh. Aku akan memperlihatkan petanya padamu." kata Mingyu.

Mingyu kemudian mengeluarkan peta yang ia simpan di dalam jaketnya dan menunjukkannya pada Seungcheol.

"Wah, dimana kau mendapatkan peta ini?" kata Seungcheol.

"Aku dan Dokyeom yang menemukannya di ruang loker dekat dapur. Ada gambar kunci di klinik lantai lima, kita harus kesana. Sekarang kita berada di ruang komputer lantai lima." kata Mingyu.

Di saat Mingyu sedang menunduk sambil membaca peta, Seungcheol memundurkan diri untuk bersiap-siap melakukan misinya pada Mingyu.

KLETAKK...

Namun saat mendengar suara tersebut dari luar, Seungcheol pun harus menunda aksinya dan bersembunyi di bawah meja bersama dengan Mingyu.

Sebenarnya, Seungcheol agak canggung dengan Mingyu karena mereka sebenarnya bermusuhan di kode empat. Ini yang membuat Seungcheol harus mengambil kesempatan dengan hati-hati pada Mingyu.

Setelah ditunggu-tunggu, untung saja tidak ada penjaga yang masuk ke ruangan tempat mereka berada.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" bisik Mingyu.

"Entahlah, aku merasa akan gila." bisik Seungcheol.

Beberapa menit kemudian, mereka memutuskan untuk bersiap-siap keluar dari ruangan itu sambil tetap waspada. Seungcheol mencoba melihat sekelilingnya dengan mengintip dari celah kecil pintu.

"Kak Seungcheol, jangan buka pintunya. Mereka bisa melihatmu dari celah pintu itu. Maksudku, mereka bisa melihatmu sedang mengintip begitu dari kejauhan." bisik Mingyu.

"Baiklah, tunggu sebentar." kata Seungcheol.

"Kemarilah, kak Seungcheol." kata Mingyu sambil menghampiri Seungcheol dengan menggeret sebuah kursi ke depan pintu.

"Pegang ini." kata Mingyu sambil menaiki kursi itu untuk mengintip sekitar dari celah ventilasi di atas pintu.

"Wah, Kim Mingyu. Kau ini benar-benar sesuatu." kata Seungcheol.

Dan posisi inilah yang dinantikan oleh Seungcheol, yaitu Mingyu yang sedang membelakangi dirinya saat ini.

Tanpa ragu-ragu, Seungcheol mengeluarkan pistolnya dan menembakkan cairan merah itu ke tag nama Mingyu. Setelah berhasil melakukan misinya, barulah Seungcheol benar-benar memegangi kursi Mingyu.

SEVENTEEN : Code Seven ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang