Masih di malam yang sama. Dino tidak mendengarkan perintah alpha-nya untuk meninggalkan pernikahan Seungkwan karena ia masih ingin melihat sisi manusia dari Seungkwan untuk terakhir kalinya sebelum mereka hendak berangkat bulan madu ke Brazil malam itu juga.
Ternyata banyak juga yang belum berdansa dengan Seungkwan, sehingga hal ini memberinya kesempatan untuk benar-benar menenangkan diri dan memantapkan hati.
Saat Vernon melingkarkan kedua lengannya ke tubuh Seungkwan, Seungkwan mampu mengeluarkan perasaan bahagianya seperti yang tadi ia rasakan saat pemberkatan dan meyakinkan Seungkwan bahwa segala sesuatu dalam hidupnya berada di tempatnya yang semestinya malam ini.
Seungkwan pun tersenyum dan meletakkan kepalanya di dada Vernon sambil mempererat pelukannya.
"Aku mulai bisa terbiasa dengan ini." kata Seungkwan.
"Jadi, sekarang kau sudah gak keberatan lagi untuk berdansa? Dulu kau kaku sekali." kata Vernon.
"Berdansa ternyata lumayan juga saat bersamamu. Tapi maksudku sebenarnya adalah ini..." kata Seungkwan lalu menempelkan tubuhnya lebih rapat lagi ke tubuh Vernon.
"Yaitu gak pernah harus melepaskanmu." sambung Seungkwan.
"Gak akan pernah, sayang." janji Vernon, dan ia membungkuk untuk mencium bibir Seungkwan.
Ciuman yang sangat mesra, intens, dan perlahan makin lama makin panas. Seungkwan sampai lupa di mana ia berada saat itu sampai mendengar Jeonghan berseru.
"Seungkwan! Sudah waktunya!" seru Jeonghan.
Seungkwan langsung merasakan secercah perasaan jengkel terhadap kakaknya dan juga ibu mertuanya yang seenaknya saja menginterupsi ciuman mereka.
Vernon malah tak memedulikan Jeonghan dan bibirnya terus melumat bibir Seungkwan, lebih bergairah daripada sebelumnya. Jantung Seungkwan berpacu kencang dan telapak tangannya terasa licin di leher Vernon yang sekeras marmer.
"Kalian mau ketinggalan pesawat, ya?" rongrong Jeonghan, berdiri tepat di samping Seungkwan sekarang.
"Aku yakin kalian pasti senang jika harus berbulan madu di bandara karena ketinggalan pesawat dan harus menunggu pesawat selanjutnya datang." sindir Myungho dari kejauhan.
Vernon memalingkan wajahnya sedikit dan bergumam, "Iya, aku tahu. Aku bisa mengatasi semuanya. Jadi, pergilah." katanya dan kemudian mencium Seungkwan lagi.
"Seungkwan, jadi kau mau memakai tuxedo itu di pesawat nanti?" tuntut Joshua.
Seungkwan tidak terlalu memerhatikan kata-kata member lainnya dan benar-benar sedang tidak peduli. Yang Seungkwan pedulikan saat ini hanyalah bermesraan dengan Vernon saja.
Woozi kemudian menghampiri mereka dan menggeram pelan, "Aku akan membocorkan kepada Seungkwan kemana kau akan membawanya, Vernon. Jadi tolonglah aku, agar aku gak aku benar-benar membocorkannya." katanya.
Vernon seketika membeku. Lalu ia mengangkat wajahnya dan memelototi Woozi dan member lainnya.
"Kak Woozi ini... Tubuhmu memang kecil, tapi kau luar biasa menjengkelkan." kata Vernon.
"Setelah capek-capek memilih baju untuk pergi berbulan madu, aku ini gak mau baju itu jadi mubazir karena gak terpakai." Woozi balas membentak sambil meraih tangan Seungkwan.
"Ikut aku, Seungkwan." imbuh Woozi.
Namun, Seungkwan menarik tangannya yang ditarik oleh Woozi lalu berjinjit tinggi-tinggi untuk mencium Vernon sekali lagi.
Woozi pun menyentakkan tangan Seungkwan dengan sikap tidak sabar sambil menyeret Seungkwan menjauh dari Vernon.
Beberapa tamu terkekeh saat melihat tingkah mereka berdua. Lalu Seungkwan akhirnya menyerah dan membiarkan Woozi menyeretnya masuk ke rumah yang kosong dengan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN : Code Seven ✓
Fanfic"Tak akan ada yang bisa melawan takdir." • Code 7 : Grand • Inspired by Twilight Eclipse & Breaking Dawn ⚠️WARNING!⚠️ - BxB - Mature Content Highest Rank : #3 Joshua #5 VerKwan #7 Jeonghan #10 The8 Prequel Start : 2022-09-22 The Real Start : 2022-10...