06

130 19 5
                                    

hari ini Jisoo dan Mingyu akan pulang kerumah mereka sendiri, Jisoo hanyaa mengiyakan saat Mingyu bilang bahwa mereka akan hidup mandiri

"mah pah kami pamit dulu yah" ucap Mingyu, Jisoo hanya diam dibelakang suaminya itu

"hati-hati dijalan yah nak, jaga Jisoo, bimbing dia" ucap Siwon

"pasti pah, do'akan kami yah" Mingyu memeluk mertuanya itu

"Jisoo sayang, gamau peluk mamah sama papah?" Yoona menyadarkan Jisoo dari lamunannya, Jisoo mendongak menatap kedua orangtuanya, mendekat dan memeluk orangtuanya bergantian

"Jisoo pamit mah pah" ucap Jisoo dengan senyuman lembut ke orangtuanya

"jaga diri yah nak, harus nurut apa kata suami, gaboleh ngebangkang" Yoona menasihati anaknya

"iyah mah Jisoo janji" balas Jisoo

Siwon hanya diam sembari terus mengelus rambut anaknya, dia sadar putrinya memiliki ribuan topeng tapi hanya topeng cantik nan bahagia yang selalu ia pertunjukkan

Mingyu menarik koper Jisoo, dia tidak membawa koper karna sudah berada di kediamannya, Mingyu sudah tinggal sendiri sejak lulus kuliah dan bekerja di perusahaan cabang milik papahnya

"kita akan terbang ke Malang yah sayang" ucap Mingyu saat mereka di perjalanan

"loh kamu gabilang ke aku dari awal" Jisoo sedikit ketus, bagaimana tidak, Mingyu tidak membicarakan hal ini sebelumnya

"maaf sayang, tolong jangan marah dulu, aku memang sudah lama tinggal sendiri, aku mengurus perusahaan cabang di Malang sebelum nanti ketika papah pensiun aku akan pindah ke jakarta mengurus perusahaan pusat" jelas Mingyu sembari mengelus tangan istrinya

"maaf sudah bicara tidak sopan tadi" Jisoo menunduk merasa tidak enak

"gapapa kok, wajar kamu marah, aku ngasih tau mendadak gini" sahut Mingyu yang hanya dibalas senyuman oleh Jisoo

mereka sudah sampai di bandara jakarta, memilih bandara jakarta karna kalau penerbangan dari Bandung akan memakan wakru lebih dari 18jam, pesawat transit dulu, untuk itu Mingyu memesan tiket dari jakarta saja.

mereka bersiap memasuki kabin pesawat menuju Malang

Mingu mengarahkan kepala Jisoo untuk bersandar di bahunya, saat Jisoo hendak menolah Mingyu lebih dulu berkata "biar kamu ga capek sayang", Jisoo mengalah tidak ingin berdebat

penerbangan hanya memakan waktu kurang dari dua jam, mereka sudah sampai dan kini sudah berada dikediaman Mingyu, rumah yang tidak terlalu besar namun snagat nyaman

"selamat datang tuan dan nyonya" mbok Lim menyapa

"terimakasih mbok" sahut Mingyu, Jisoo masih di belakangnya

"sayang kenalkan, ini mbok Lim dan yang dibelakang itu mang An, merek sudah merawatku sejak kecil, jadi sudah ku anggap seperti orangtuaku sendiri" tutur Mingyu, Jisoo maju untuk memeluk mbok Lim

"semoga betah nyonya" mbok Lim membalas pelukan Jisoo, mbok Lim dan mang An suaminya tidak memiliki anak, dia merasa sangat nyaman berada di dalam pelukan Jisoo

"yasudah mari kita masuk" lerai Mingyu, membawa Jisoo masuk kedalam, koper Jisoo sudah diambil alih oleh mang An

mereka berada diruang tamu, Mingyu merebahkan dirinya di sofa menjadikan paha Jisoo sebagai bantalnya

Jisoo hendak protes

"sebentar saja, aku sangat lelah sayang" ucap Mingyu, membuat Jisoo tidak tega, ia memberikan usapan lembut pada kepala Mingyu

"silahkan diminum nyonya" mbok Lim tersenyum melihat Mingyu yang sudah tertidur di pangkuan Jisoo

"terimakasih mbok" sahut Jisoo

"nyonya" mang An sedikit berteriak memanggil Jisoo

"sutt mang jangan berisik" ucap Jisoo pelan, mang An langsung menutup mulutnya yang dibalas kekehan oleh Jisoo

beberpa saat, Jisoo ikut tertidur dengan terduduk dan tangan yang berada di kepala Mingyu, pemandangan itu tidak terlepas dari penglihatan suami istri penjaga rumah Mingyu

"akhirnya tuan menemukan seseorang yang tepat mas" ucap mbok Lim pada suaminya

"iyah Lim, kau benar, tuan sudah berubah, nyonya Jisoo adalah malaikat baik yang dikirim Tuhan untuk tuan Mingyu" sahut mang An

beberapa lama, Mingyu bangun lebih dulu, mendongak melihat istri cantiknya sudah tertidur pulas, ia tidak tega membangunkan Jisoo, dia memutuskan untuk mengendong Jisoo ala bridal

baru beberapa langkah Jisoo terbangun, dan memekik kaget saat dia melihat wajah Mingyu

"turunkan aku, aku ini berat" ucap Jisoo

"sudah tidak apa sayang, dari mana berat, kau sangat kurus begini" sahut Mingyu

sampai dikamar Mingyu menurunkan Jisoo di ranjang, Mingyu langsung melepas pakaiannya. Jisoo kaget dan mengalihkan pandangannya ke arah lain

"kita sudah menikah sayang" ucap Mingyu tiba-tiba

"a-aku..aku.." Jisoo tergagap

"aku hanya meminta hakku, aku tau kau belum mencintaiku, tapi mau tidak mau suka tidak suka kau harus mengurusku dan memberikan hakku sayang" tutur Mingyu, sembari mendekat kearah Jisoo yang duduk di tepi ranjang

Mingyu membawa Jisoo untuk tidur di ranjang, mengelus pipi Jisoo dengan lembut dan teratur

"aku akan bermain dengan sangat hati-hati" ucap Mingyu sembari terus mengelus pipi Jisoo

"a-aku ingin mandi" sahut Jisoo

"nanti saja, habis ini kita akan mandi bersama" balas Mingyu saat Jisoo akan menjawab dia kalah cepat dengan Mingyu yang sudah membungkam bibir nya dengan ciuman menuntut

Jisoo memukul dada Mingyu, dia kehabisan pasokan oksigen

"ini akan menjadi candu untukku honey" ucap Mingyu sembari mengelus bibir Jisoo

"kau sudah siap?" tanya Mingyu, Jisoo bergelut dengan pikiran dan hatinya, ini adalah kewajibannya sebagai seorang istri, tidak mungkin dia menolak

setelah lama hening akhirnya Jisoo mengangguk "lakukanlah" katanya pelan

BUNGA TERAKHIR🥀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang