Bagian 07

230 32 24
                                    

Hai hai gimana nih kabarnya?

Ada yang kangen Bian sama bundanya gak nih?

Happy reading

...

"Bercandanya gak lucu tau" ucap Carel.

"Aku lagi gak bercanda rel"

"Kasih aku alasan kenapa kamu mau kita putus" tanya Carel tetap menggunakan suara lembutnya yang membuat jantung Naya berasa mau pindah tempat.

"Maaf, di agamaku dilarang pacaran. Berpacaran dalam agamaku itu udah termasuk zina. Jangankan berpacaran, di agamaku bersentuhan dengan yang bukan mahram nya aja udah dosa. Apalagi kemarin kita berpegangan tangan, berpelukan itu termasuk dosa besar dan aku gak mau mengulanginya lagi. Aku juga gak mau membuat orang tua ku yang ada di sana sedih" Naya menghentikan ucapannya dan mendongak ke atas melihat langit, Carel mengikuti arah pandang Naya .

"Dan aku juga gak mau membuat kakakku kecewa. Aku juga gak mau jadi contoh yang buruk buat adek aku" lanjut Naya.

"Jika itu alasanmu aku gak masalah, aku terima alasanmu. Jugaan kalo hubungan kita di lanjutkan kita gak akan bersatu, tuhan kita berbeda" ucap Carel penuh kelembutan.

Bagaimana Naya gak mengagumi Carel. Walaupun dalam keadaan seperti ini Carel tidak marah, dia tetap menggunakan suara lembutnya dan tatapan tulusnya.

"Tapi bolehkan kita tetap berteman? Ah tidak aku tidak mau berteman tapi bersahabat" ucap Carel.

"Boleh"

"Akhirnya aku punya sahabat cewek" binar di mata Carel membuat dia terlihat lucu di mata Naya.

Carel menyodorkan tangannya dihadapan Naya, yang membuat naya mengerutkan dahinya bingung.

"Salam persahabatan" ucap Carel.

"Bukan mahram"

"Maaf aku lupa" Carel menurunkan tangannya lagi.

"Gak papa" terjadi keheningan setelah itu dan tidak lama suara bel masuk berbunyi membuat mereka berdua beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah kelas.

Sementara itu di tempat lain, Nisa beserta Arsen sedang menumpangi mobil yang melaju menuju ke rumah calon mertuanya.

Hanya membutuhkan waktu tiga puluh menit mobil yang di tumpangi Nisa dan Arsen pun berhenti di depan rumah bertingkat dua bercat putih. Nisa dapat melihat di depan rumah calon mertuanya sangat banyak tanaman bunga. Nisa turun dari mobil dan tidak lupa berterima kasih kepada supir calon mertuanya yang telah menjemputnya.

"Ayo dek" Nisa menggandeng tangan Arsen untuk berjalan kearah pintu depan yang terbuka lebar dan terdengar suara perbincangan dari arah dalam.

"Assalamu'alaikum" salam Nisa setelah sampai di depan pintu.

"Waalaikumussalam" jawab bunda Rani dengan antusias menghampiri Nisa dan Arsen yang masih berada di luar.

"Akhirnya kamu datang nak. Ayo masuk" bunda Rani mempersilahkan Nisa dan Arsen masuk ke dalam rumahnya yang rame dengan ibu-ibu.

"Itu siapa jeng Rani" tanya Nia salah satu teman bunda Rani.

"Kenalin ini calon menantu saya namanya Nisa. Gimana cantik kan?" Bunda Rani memperkenalkan Nisa dengan sombongnya.

AnnisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang