"Hei... kau. Yang berkuncir kuda"
"Ya?..." ujar nya sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Ya, kau. Apa dari tadi kau tidak memperhatikan apa yang ku katakan?!"
Jisoo hanya menundukan kepala, karena dia ketahuan tidak memperhatikan senior yang sedang memberikan intruksi kepada para mahasiswa baru.
"Sudah lah, jangan diperpanjang cepat lanjutkan intruksi nya, agar semuanya cepat selesai" Ujar salah satu mahasiswa senior yang tiba-tiba datang meredahkan amarah rekannya.
Sebenarnya senior itu yang membuat Jisoo tidak memperhatikan apa yang senior itu intruksikan. Dimana ia malah sibuk mencari keberadaan sosoknya.
Ya, sosok yang menjadi alasan Jisoo begitu mati-matian belajar agar bisa masuk Universitas ternama ini.
Choi Minho, dimana ia adalah sosok kakak yang diam diam ia cintai.Ya, Choi Minho adalah kakaknya, jika kalian bertanya kenapa marga mereka berbeda. Itu karena Jisoo adalah anak angkat dari tuan dan nyonya Choi selaku orang tua Minho. Meskipun ia sudah diangkat menjadi anak oleh keluarga Choi akan tetapi Jisoo menolak meninggalkan marga aslinya.
"Panasnya..." ujar Jisoo sambil mengipas wajah nya dengan tangan.
Benginilah lelahnya menjadi mahasiswa baru, saat ini Jisoo sedang beristirahat di salah satu kantin fakultas. Ia lupa Fakultas apa. Maklum saja Jisoo begitu pelupa dan ceroboh, itu mengapa ia begitu mati matian belajar agar bisa masuk Universitas Seoul. Meskipun begitu akhirnya ia bisa masuk Universitas impian nya.
Meski sebenarnya bukan hanya itu alasannya. Alasan terkuat ia begutu ingin masuk Universitas ini tentu saja karena Minho.
Jisoo kembali meminum soda yang sebelumnya ia beli. Dan memandang sekeliling kantin yang lumayan ramai untuk kembali mencari sosok Minho.
"Kemana dia? Apa dia ada kelas?" Ujarnya sambil kembali meminum sodanya.
"Bolehkah aku duduk di sini?" Seorang gadis tiba tiba duduk di samping Jisoo.
"Semua bangku penuh. Jadi bolehkan aku duduk di sini" karena tidak mendapat respon gadis itu pun bertanya kembali kepada Jisoo.
"Ah... ya... silahkan" Jisoo tidak terlalu menanggapi sosok yang duduk di sebelahnya karena ia masih sibuk mencari keberadaan Minho.
"Apa kau mahasiswa baru juga?"
Karena merasa tidak sopan jika terus mengabaikan gadis yang duduk di sampingnya. Akhirnya Jisoo pun berhenti mencari keberadaan Minho dan memfokuakan atensi nya kepada gadis itu."Ya, kau juga?" Ujar Jisoo sambil memperhatikan gadis di sebelahnya.
Gadis itu terlihat bukan seperti orang korea. Ia memiliki mata yang lumayan besar untuk ukuran orang korea."Ya. Aku Lalisa, dari Fakultas Sastra" ujar Lisa sambil mengulurkan tangannya.
"Aku Kim Jisoo, aku juga dari Fakultas Sastra" Ujar Jisoo sambil menjabat uluran tangan Lisa.
"Kita berada di Fakultas yang sama. Kita bisa menjadi teman" ucap Lisa begitu antusias.
Gadia itu terliahat begitu senang karena baru mendapatkan teman.
"Ya... kita bahkan bisa menjadi sahabat" ujar Jisoo sambil menganggukan kepalanya. Ia juga merasa senang karena mendapat teman baru.
Karena baru hari pertama masuk Universitas ia belum mendapatkan teman dan Lisa adalah teman pertamanya. Dan ia begitu senang karena mereka satu Fakultas.
Lisa terlihat begitu ceria dan sepertinya sangat baik."Kau, seperti bukan orang korea" tanya Jisoo dengan nada ragu.
"Aku dari Thailand, karena aku adalah penggemar Drama Korea aku memaksa kedua orang tua ku agar aku bisa kuliah di sini" jawab Lisa dengan antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Love [Jisoo]
FanfictionCinta? Yang Choi Minho tahu ketika usianya 5 tahun ia begitu menginginkan Kim Jisoo untuk selalu berada di sisinya.