3

338 17 0
                                    

Siang tadi adalah momen yang tak akan pernah kulupakan. Pertama kali dalam hidupku, aku pergi jalan-jalan dengan teman.

Kita pergi ke toko buku, berkaraoke, dan bermain video game sampai kita hampir pingsan, tapi aku tetap menikmati setiap detik yang kulalui.

Ya... Meskipun tadi aku masih terbayang seringaian Samuel yang sukses membuat aku diam seribu bahasa, tetapi James selalu membuatku tertawa hingga aku melupakan semuanya.

"Kau kenapa senyum-senyum sendiri, kak?" Aku terkesiap, oh ternyata Alicia, adikku.

"Hanya mengingat kejadian tadi siang," jawabku sambil tersenyum lebar. Kulihat dia membalas senyumku, dan tangannya memegang tanganku.

"Kau tau kak? Aku juara 1 olimpiade matematika!" Ujarnya bersemangat.

"Sungguh? Kau sudah memberitahu ini pada ayah dan ibu?" Tanyaku.

"Aku ingin memberitahu mereka dari siang tadi, tapi kau tau sendiri, mereka selalu sibuk sepanjang waktu, hanya untuk menjawab telepon kita pun tidak bisa," dia berbicara dalam raut sedih, membuatku tidak tega melihatnya. "Mereka seperti tidak menyayangi kita, kak," lanjutnya.

"Jangan mengada-ada, mana ada orangtua yang tidak sayang dengan anaknya? Mereka juga bekerja untuk kita, Al," ujarku.

Dia hanya menunduk, lalu berdiri dari sofa dan berlari ke kamarnya, aku sungguh tidak tega melihatnya.

Suara telepon rumah mengagetkanku, aku segera mengangkatnya.

"An, ada apa dengan ponselmu? Mengapa tidak bisa dihubungi?" Aku mendengar suara Bella diseberang.

"Ponselku ada di kamar, ada apa?" Tanyaku.

"James, dia pingsan saat sedang bermain dirumahku, dan sekarang dia ada dirumah sakit dekat sekolah, kau cepat kesini!" Suruhnya.

"Baik, aku akan segera kesana," jawabku sembari menutup telepon.

Aku berlari menuju kamar Alicia dan kubuka pintunya, kulihat dia sedang membaca novel Harry Potter favoritnya.

"Al, kakak pergi sebentar ke rumah sakit dekat sekolah kakak, teman kakak ada yang jatuh sakit," aku melihat dia mengangguk, dan aku langsung melesat turun menuju pintu utama.

30 menit berlalu dan aku sekarang berdiri didepan ruangan bertuliskan UGD bersama Bella.

"Bagaimana bisa ini terjadi?" Tanyaku pada Bella.

"Tadi James sempat bermain sebentar dengan kakakku, saat dia mau pulang, tiba-tiba dia pingsan didepan pintu, aku dan kakakku langsung membawanya kesini," jelasnya.

"Sekarang dimana kakakmu?" Tanyaku.

"Sedang membeli minum di kantin," jawabnya.

Selang 10 menit menunggu, dokter keluar dari ruangan dan berbicara padaku dan bella.

"Ada apa dengan teman saya, dok?" Tanya Bella.

"Aku akan hubungi keluarganya, aku tidak bisa membicarakan ini jika bukan dengan keluarganya," jawab dokter itu, "Kalian temui pasien saja, dia sudah sadar," lanjutnya.

Kami segera masuk ke ruangan untuk menemui James, dan disambut dengan senyuman hangat khasnya.

"Aku sungguh kaget saat kau pingsan tadi," ucap Bella.

"Aku merasakan sakit kepala yang sangat sangat sangat sakit, tidak seperti sakit kepala biasa," jelasnya sambil tersenyum.

"Apa sekarang masih sakit?" Tanyaku.

Aku bisa melihat matanya berbinar, membuatku mengerutkan kening.

"Sedikit, paling tidak ini lebih normal." Jawabnya.

Aku melihat jam tanganku, jarum jam menunjukkan pukul 9 lewat 15 menit. Ah iya! Aku sungguh lupa aku meninggalkan Alicia dirumah.

"James, Bella, bisakah aku pergi? Aku meninggalkan adikku sendirian dirumah," izinku.

"Sendirian? Bukankah dirumahmu ada pelayan?" Tanya Bella.

"Dia susah berinteraksi dengan pelayan," jelasku.

"Okay, sampai bertemu besok di sekolah, An," ucap Bella.

"Yang benar saja, besok hari sabtu Bell," James melemparkan tissue ke arah Bella. Aku hanya memutar bola mataku sambil melambaikan tanganku.

Aku berjalan cepat menuju lobby dan langsung menaiki taksi menuju rumah. Saat sampai dirumah, kulihat Alicia duduk di ruang tamu sambil menyantap cream soup.

"Katamu hanya sebentar," ujarnya. Aku duduk di sebelahnya dan menariknya ke pelukanku.

"Memangnya aku pergi berapa lama?" Tanyaku.

"1 jam," jawabnya. Aku tertawa renyah.

"Itu hanya sebentar, Al," ucapku.

"Itu lama untuk orang yang menunggu," jawabnya. "Malam ini, kau tidur di kamarku ya kak?" Tanyanya.

"Okay, ayo sekarang kita tidur," ucapku.

Kita berdua berjalan menuju ke kamarnya dan segera tidur. Sebelum aku terlelap, aku mendoakan James agar dia baik-baik saja.

------------------------------
8 mei 2015
DemiraPramapa

My HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang