Melarikan diri

230 13 0
                                    

  Entah sudah berapa lama Xin mirae atau yang kini hidup sebagai Lieve merenung sambil bersandar ditepian kolam ikan. Ia kini bagaikan boneka hidup, wajah dengan tatapan kosong kulit putih pucat, bibir pink merona, rambut yang digerai diberi hiasan pita hitam dilengkapi dengan gaun putih, membuat siapa saja yang melihatnya mungkin akan menganggapnya hanya manekin.

"Harus sampai kapan aku seperti ini?" Lirihnya "Apakah dikehidupanku yang kedua ini harus mati karena kebosanan dan terkurung di tempat yang sialnya indah ini?" Lama kelamaan nada bicaranya mulai ketus dan putus asa

Lieve kini menegakkan tubuhnya lalu mulai  berpikir apa yang mesti ia lakukan agar bisa keluar dari tempat itu. Ia berjalan keluar dari ruangan itu menuju tembok yang biasanya jadi pintu masuk kakak dan pelayan ke kamarnya itu.

Ia mulai meraba semua permukaan tembok itu dengan teliti, keningnya berkerut seiring tanganya yang aktif bergerak menyusuri permukaan tembok berwarna hitam itu. Sialnya tidak ada yang bisa ia temukan, bukankah harus ada sesuatu yang bisa membuka tembok itu seperti yang kakak dan pelayannya lakukan.

" huft... kenapa aku bodoh sekali?, harusnya ketika mereka hendak pergi dari kamar ini aku mengikuti dan memperhatikan apa yang mereka lakukan untuk membuka tembok ini!" Kesalnya pada diri sendiri

Tangannya masih terus menyusuri setiap permukaan tembok itu, badannya bergerak kesana kemari menjangkau setiap hal yang ada didepannya, hingga entah kenapa kakinya tergelincir dan badannya limbung hingga tak sengaja menyenggol salah satu guci yang berdiri tepat disebelah kanan tubuhnya, hingga akhirnya guci itu sedikit bergeser.

Dan yap..tanpa diduga tembok dihadapannya terbuka secara perlahan, Lieve yang melihat itu sontak langsung berdiri dari jatuhnya dan menatap tembok yang bergerak terbuka itu dengan mata berbinar.

"Akhirnya" leganya

Kakinya langsung melangkah meninggalkan kamarnya itu dengan antusias namun, karena ia terlalu bahagia ia menjadi lupa bagaimana jika ada salah satu orang yang melihatnya keluar kamar tanpa izin, itu pasti akan menjadi masalah baginya.

Kaki putih pucat itu terus melangkah dengan antusiasnya, kepalanya celingak celinguk bibirnya tak henti tersenyum karena ia kagum dengan apa yang ia lihat di rumah besar itu.

Langkahnya terhenti ketika ia menabrak sesuatu didepannyamembuat dahinya terasa berdenyut.

"Aduh.. kenapa tiba tiba ada tembok didepanku?" Ia mengusap dahinya sambil menggerutu

" Siapa yang kau sebut tembok itu?" Suara yang terdengar deep dan tegas itu mengagetkan Lieve hingga gadis cantik itu termundur beberapa langkah sambil memegang dadanya.

Lieve melotot karena dihadapannya kini ada seorang laki laki tampan, berpakaian rapih, dengan badan yang tegap dan proposional sedang menatapnya dengan datar

"Kenapa menatap saya seperti melihat hantu hm?" Ucap laki laki itu sambil mencondongkan badannya kedepan dengan tangan ia masukan ke dalam saku

Namun Lieve tetap bergeming sambil menatap kearah pria itu. Hingga pria tampan itu jengah dan hendak menyentuh bahu Lieve bermaksud untuk menyadarkan gadis di hadapannya ini.

Namun belum juga tangannya sampai Lieve sudah memundurkan tubuhnya, hingga membuat pria itu mengerutkan dahinya kesal.

" Ada apa dengan mu nona? Sebenarnya siapa kamu hingga bisa masuk kekediaman keluarga Aligro?" Tanya pria itu heran

Lieve hanya bisa bergeming dan berpikir apakah ia setersembunyi itu hingga tidak ada yang mengenalinya sebagai salah satu anak dari seorang Aligro?

Lieve yang tak ingin berada di dekat pria itu langsung berlari tubuhnya sedikit menyenggol pria yang berdiri dihadapannya, langkahnya sempat berhenti dan ia menoleh kebelakang dan menatap pria itu dengan pandangan yang sulit diartikan, namun tatapan balik pria itupun tak kalah misteriusnya dari Lieve.

Lieve melanjutkan aksi melarikan dirinya hingga ia tanpa sadar sudah sampai di depan pintu besar mungkin saja itu adalah pintu keluar dari rumah ini.

Sebelum membuka pintu itu ia terus mengecek kondisi sekitar apakah sudah aman atau tidak, hatinya terus gelisah berpikir apakah yang ia lakukan ini benar atau tidak, karena ia sunggu tidak bisa terus diam terkurung bagai burung.

Kret...pintu itu terbuka perlahan, terlihat 3 meter dari tempatnya berdiri ada 2 orang laki laki berbadan besar sedang berdiri tegap, mereka adalah para penjaga yang sedang bertugas.

Lieve berpikir bagaimana caranya keluar dari sana tanpa tertangkap oleh para penjaga itu. Sayangnya itu adalah hal yang sulit bagi Xin Mirae karena memang dikehidupannya yang dulu ia adalah wanita yang lemah dan tak berbakat apalagi pintar membuatnya selalu dikucilkan, ia hanya mampu berlindung dibalik bahu ayahnya dan mungkin memanfaatkan posisi selirnya untuk bertahan hidup walaupun pada akhirnya itu tak menyelamatkan hidupnya.

Hingga tak lama kelamaan ia melihat laki laki yang menghambat jalannya tadi berjalan kearahnya dengan tampangnnya yang masih datar. Ia tiba tiba mendapatkan ide yang menurutnya cukup cemerlang.

" Tuan tolong bantu aku!" Ucapnya sambil memegang sedikit jas dari pria itu dengan tatapan memohon

" Kau butuh bantuan apa, nona penyusup?"

" Tuan tolong bantu saya, sebenarnya saya bukan penyusup saya adalah putri dari salah satu pelayan disini, saya sudah tak mau tinggal disini karena saya akan dijodohkan dengan salah satu pria yang sedang berdiri disana" Ucap Lieve sambil memelas seolah tersakiti dan putus asa

" Benarkah?" Tanya pria itu datar

" ya saya berbiacara jujur tuan , tolong bantu saya tuan, bantu saya untuk kabur dari sini!" Mata nya berair seperti ingin menangis

Pria itu mulai merasa iba lalu mengangguk dan akhirnya ia mau membantu, pria itu menarik tangan gadis dihadapnnya ini lalu berjalanke samping halaman rumah dan disana ternyata terdapat gerbang kecil yang tak terkunci.

" Kau bisa keluar dari sini lewat gerbang ini"

" Terimakasih banya tuan atas bantuannya, saya berhutang budi kepada anda" Ucap Lieve sambil terburu buru keluar dari sana dan berlari sebisanya.

Pria itu menatap punggung Lieve yang mulai hilang dengan tatapan yang sulit diartikan"  Finally i found you"

Tanpa disadari ditengah larinya Lieve menangis, luka yang belum sembuh dihatinya kembali menganga begitu besar kala ia melihat laki laki itu.

Pasalannya pria itu adalah perwujudan suaminya di kehidupannya yang dulu, ya rupa pria tadi adalah suaminya yaitu raja Jeon Darax yang sialnya adalah salah satu penyebab kematiannya. Orang yang kini ada didalam daftar kebencian seorang Xin Mirae.

" Kenapa ini bisa terjadi hiks... kenapa aku bertemu kembali dengan dia orang yang paling tidak ingin aku temui dikehidupan manapun. Kenapa dia bukannya ayah saja  hiks.. sakit..a.aku benci seperti ini ....ayah ini sakit...hiks" tubuhnya terjatuh lalu terduduk dijalan yang sepi itu tangisnya terdengar begitu pilu dan mengiris hati siapapun yang mendengarnya.

Tanpa ia sadari sepasang mata menatapnya dari kejauhan" maaf" 

Note: Typo tandai ya manteman🙏
Jangan lupa vote and komen gak bayarr alias gratiss...
Saranghaeee🍁🍁🍁

The Second Life [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang