Adrian Maxim Aligro

571 22 0
                                    

Mirae hanya mampu menghela nafas saat ia sudah tak tahan akan rasa bosan. Sudah terhitung 6 jam sejak ia bangun ia tidak diperbolehkan pergi ke manapun oleh kedua orang tuanya.

Xin Mirae atau yang kini menjadi Lieve tidak pernah mendapat kekangan seperti ini dan dia terbiasa hidup sesuai kemauan dia, hanya saja setelah ia menikah dengan Raja Jeon Darax hidupnya mulai terbelenggu oleh aturan kerajaan bagi seorang selir sepertinya.

Banyak sekali memori yang masuk kedalam ingatannya, itu adalah memori pemilik tubuh yang asli yaitu Lieve. Ternyata walaupun Lieve dimanja dan dilimpahkan kasih sayang oleh kedua orang tua dan kakaknya,tetap saja ia memiliki kesulitan hidup.

Bukan segi materi yang membuat hidup Lieve sengsara, tetapi banyak sekali orang yang iri dengan kebahagiaan yang ia punya, hingga mereka yang membenci Lieve tak segan untuk mencelakakanya.

Disisi lain Lieve yang asli merasa tertekan dengan sikap protectif dari keluarganya, ia tahu itu demi kebaikan dirinya , tapi ia merasa tercekik dan merasa tidak bisa hidup layaknya remaja lainnya, Lieve tidak diperbolehkan berteman dengan sembarang orang, tidak boleh bermain sepulang sekolah, tidak boleh berdekatan dengan laki laki, tidak boleh makan makanan sembarangan, tidak boleh keluar rumah, dan masih banyak larangan lainnya.

Mirae teringat dengan ayahnya Jendral Xin Muryeong, menurut Mirae ayahnya itu adalah ayah terbaik didunia, ayahnya itu tak pernah melarang apapun yang ia inginkan jika itu tidak berbahaya, selalu menghargai keputusannya, selalu menjadi penyemangat hidupnya dan masih banyak lagi. Jika sudah begini, rasanya ingin menangis karena terlalu rindu ayahnya,apakah ayahnya itu baik baik saja?

Note:mulai sekarang kita panggil Mirae sebagai Lieve(Eve)

Ceklek
Lieve yang masih bergulat dengan lamunannya tidak sadar jika pintu ruang rawatnya sudah terbuka dan berdiri disana laki laki berusia 21 yang tak lain adalah kakak pertamanya yaitu Adrian Maxim Aligro.

Adrian kini sedang berkuliah di luar negeri dan ia langsung pulang ketika mendengar adik kesayangannya kecelakaan dan dirawat dirumah sakit.

"Eve, kamu gak papakan? Maafin kakak gak bisa jagain kamu sampe kamu kaya gini" Ucap Adrian dengan raut khawatir karena ia merasa bersalah apabila Lieve terluka, karena dulu ia sudah berjanji kepada kedua orang tuanya untuk menjaga kedua adiknya.
Lieve yang mendengar suara bass laki laki yang masuk ke indra pendengarannya, langsung menoleh.
Yang ia lihat saat ini adalah laki laki memiliki kontur wajah yang sangat tampan, rahang tegas, mata tajam, hidung mancung ditambah surai hitam yang ditata rapi.

"Kamu siapa?" Pertanyaan yang keluar dari mulut Lieve membuat Adrian sangat terkejut.

"Jangan becanda Eve! Gak lucu, kakak tahu kakak salah karena ninggalin Eve. Tapikan Eve udah janji sama kakak kalau gak bakal marah sama kakak?"Hati Adrian sungguh sangat sakit melihat adiknya terlihat linglung dan terbaring lemah, lalu apakah adiknya semarah itu hingga ia tidak mau mengenali kakanya lagi?

Lieve awalnya bingung tetapi ketika pria didepannya ini menyebut dirinya kakak, berarti pria ini adalah salah satu kakak dari Lieve.

" Maaf ka Eve hanya becanda" kalimat itu membuat Adrian menghela nafas lega awalnya ia sangat takut bahwa Lieve benar benar marah kepadanya tapi ternyata hanya bencanda.

Lieve memilih pura pura mengerti dan diam diam memahami siapa saja orang orang disekitarnya daripada bilang jika dia amnesia,karena bagaimanapun dokter tidak akan pernah berbohong,dokter yang menangani Lieve mengatakan bahwa ia baik baik saja, lalu jika ia tiba tiba amnesia itu akan mencurigakan.

" lain kali jangan seperti itu lagi! Kakak gak suka kamu lupain kakak, apalagi marah sama kakak, kalaupun kakak ada salah kamu bilang biar kakak bisa minta maaf dan introspeksi diri,hm"ucap Adrian sambil mengelus surai hitam panjang milik Lieve dengan sayang.

Lieve hanya mengangguk pelan dan tersenyum kepada Adrian, lagi lagi ia merasa hatinya menghangat dengan perlakuan orang orang disekitarnya. Tapi ada satu hal yang membuat ia takut, yaitu ia takut tiba tiba menghilang dari dunia ini dan pergi ke tempat yang seharusnya karena bagaimanapun ia hanyalah arwah tersesat, ia takut apabila suatu saat ia sudah nyaman dan bahagia disini tiba tiba harus meninggalkan mereka.

"Eve kamu kok malah melamun, ada apa?" Tanya Adrian lembut

"Ehmm tidak apa apa kak, Eve cuma rindu sekolah sama teman teman Eve" Adrian yang mendengar itu tersenyum maklum

Dia mendapat sedikit ingatan tentang apa itu sekolah, entah hanya itu ingatan yang diberikan Lieve asli kepadanya.

"Mangkannya Eve cepet sembuh biar bisa sekolah sama ketemu teman teman Eve lagi yah" Lieve tersenyum dan mengangguk.

The Second Life [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang