0 1

81 16 0
                                    

.
.
.

cerita ini dibuat karena ingin dibuat, enjoy!

Senin pagi yang menyebalkan, pasalnya hanya karena sepotong roti saja Yangyang dan Seungmin sampai pukul-pukulan. Sang pemilik marga Hwang ini sudah muak, haruskan setiap pagi mereka meributkan hal yang sama? Akhirnya ia pun terpaksa untuk memukul kedua orang itu.

Dan apa yang terjadi? Tentu saja, ruangan itu semakin ricuh. Soobin miris melihat kelakuan mereka, sudah besar harusnya mengerti caranya bersikap dewasa tapi malah berkelahi karena sepotong roti.

"Ribut mulu, kuliah noh dipikirin! Roti doang sampe pukul-pukulan" ucap Soobin berlalu melewati ketiganya.

Tidak dia saja, anak yang lain juga berlalu begitu saja dan menatap ketiganya dengan tatapan kesal.








Ternyata bukan hanya itu saja, kota itu tiba-tiba saja menjadi gelap, seluruh lampu jalanan pun menyala, kilatan cahaya mulai menyambar satu sama lain, suaranya begitu menganggu pendengaran.

"Hfftt, ini antara mau bersyukur atau mau marah" ucap pemuda ini sambil menunggu bus datang.

"YOSHI!"

Seseorang memanggil pemuda ini, Yoshi. Dari kejauhan orang itu melambaikan tangan nya sambil berlari kearah Yoshi. 'Haechan' gumamnya pelan.

"Ya ampun, hampir aja telat, padahal gue udah pasang alarm jam 5 tapi tetep aja bangun telat" ujarnya langsung duduk.

"Lo nya aja yang males bangun pagi, lagian ditawarin ke asrama gamau" ucap Yoshi.

"Ck! Males, berisik"

"Bener sih, tadi juga Yangyang sama Seungmin berantem, eh si Hyunjin juga ikutan" jelas Yoshi.

"Kenapa dah?"

"Cuman gara-gara roti doang" jawab nya.

"Gi-

Belum sempat berbicara, bus nya sudah datang. Mereka segera menaiki bus nya, lebih sial lagi Yoshi lupa mengisi saldo kartu bus nya. Ia menoleh ke arah Haechan sambil tersenyum penuh arti.

Mau tidak mau, Haechan akhirnya membayar lebih untuk Yoshi. Mereka segera mencari tempat duduk kosong. Yah, diluar sudah hujan lebat.

Keduanya saling bertatapan, memang benar ini adalah hari paling sial, mereka bahkan tidak membawa payung ataupun ponco.










Soobin terus menatap locksreen ponsel nya, terpampang gambar seorang wanita cantik berambut hitam lurus dan bermata cantik. Tanpa ia sadari air matanya menetes, segera ia sadar dan menghapus air matanya.

"Andai kamu ga nekat dulu, semua ga akan terjadi"  gumam nya.

Bus berhenti ditempat tujuan, Soobin segera berjalan keluar, untungnya Ia sedia payung. Ia berjalan menyusuri jalanan sekolah yang masih sepi, hanya ada beberapa murid saja yang baru datang.

Tatapan dingin nya membuat penjaga sekolah tak berani menyapanya. Soobin menyadari nya.

"Selamat pagi pak Yuto, selamat pagi pak Yuta" sapa nya pada kedua satpam itu.

TRAITORS | 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang