Part 11

1.1K 101 5
                                    

Prosesi pemakaman Jennie dilakukan hari itu juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prosesi pemakaman Jennie dilakukan hari itu juga. Papa Kim bahkan meminta ijin pada kedua orang tuanya untuk menyemayamkan Jennie dirumah mereka.

Tepat pukul 6 sore proses pemakaman telah selesai dilakukan. Orang tua Jennie juga telah kembali pulang.

Taehyung masih duduk diam dihalaman belakang dengan Jungkook yg setia menemani.

"Kenapa kakak gak pernah bilang kalau Jennie sakit parah?" Tanya Jungkook.

Taehyung menyeka airmatanya sekilas lalu mendongak agar airmata yg lain tak ikut menyusul turun.

"Untuk apa? Jennie tidak ingin dikasihani lagipula sekarang dia sudah tidak sakit lagi. Jennie sudah sembuh dan sedang tersenyum diatas sana" Taehyung menunjuk langit malam yg bertabur bintang.

"Sejak kapan dia sakit kak?"
Jungkook masih penasaran rupanya.

"Kamu ingin tau?"
Jungkook mengangguk antusias.

Taehyung mulai menceritakan semuanya dari awal. Bagaimana Jennie dulu menyelamatkan nyawa ibunya, tentang penyakitnya hingga alasan kenapa mereka memutuskan untuk menikah.

Jungkook tidak menyangka jika Jennie ternyata sebaik itu dan sangat menyayangkan gadis sepertinya harus pergi begitu cepat.

"Taehyung Jungkook masuk, kita perlu bicara" Interupsi papa Kim menyudahi obrolan mereka.

Keduanya berdiri mengikuti langkah papa Kim yg sudah lebih dulu memasuki rumah.

Sang papa menggiring mereka ke ruang keluarga dimana disana sudah menunggu bunda dengan raut wajah cemas.

"Duduk"

Suasana mendadak mencekam, wajah papa Kim terlihat serius dan sedikit menakutkan. Jungkook bahkan berkali kali meremat tangannya sendiri untuk mengatasi rasa gugup.

Papa dan bunda saling pandang sebelum sang kepala keluarga menyampaikan maksud dan tujuannya mengajak mereka berkumpul di ruangan itu.

"Tae, Jungkook apa benar kalian memiliki perasaan lebih dari saudara seperti apa yg dikatakan Jennie dalam videonya tadi?"

Keduanya diam tidak ada yg berani buka suara.

"JAWAB TAEHYUNG, papa tidak pernah mengajarimu untuk menjadi seorang pengecut" Papa Kim benar-benar murka.

"Benar pa, aku dan Jungkook telah berpacaran bahkan sudah dari 4 tahun yg lalu"

"A__ apa?" Sang bunda syok.

"Sayang lihat bunda, apa benar yg dikatakan hyungmu? Bukankah hubungan kalian hanya sebatas dosen dan mahasiswa saja?"

Jungkook terus menunduk dan sesenggukan karena tak mampu melihat kekecewaan di mata bundanya.

"B__ benar bunda, maaf"
Ucapnya lirih.

"Kalian tau kan ini salah? Kenapa masih kalian lakukan?" Papa Kim mulai hilang akal.

"Pa, kami berdua memang saling mencintai tapi kami sudah mengalah saat kalian mengatakan ingin menikah. Aku bahkan harus menyakiti Jungkook dengan menikahi Jennie yg sebenarnya tak sedikitpun aku memiliki perasaan padanya"

Papa Kim bungkam, dia sedang berpikir bagaimana caranya membuat mereka membuang jauh perasaan itu apalagi mereka sekarang saudara.

Lama berpikir hingga akhirnya terbersit ide untuk mengirim Jungkook ke kampung halaman bundanya saja di Busan.

Mungkin dengan memisahkan mereka, perasaan itu lama kelamaan akan menghilang. Mereka berdua akan menemukan jodohnya masing-masing lalu saling melupakan.

Taehyung tentu menolak keras ide gila itu, bagaimana mungkin dia sanggup berpisah lama dengan Jungkook. Sedangkan saat serumah saja dia masih sering dibayangi rindu.

Bucin memang dan itu fakta.

"Pa jangan mengambil keputusan sepihak tanpa memikirkan perasaan kami, lagipula Jungkook juga baru merintis usaha tidak mungkin dia meninggalkan tanggung jawabnya begitu saja"

Segala protes dan sanggahan dilayangkan Taehyung tapi tak membuat sedikitpun pertahanan papa Kim goyah, dia tetap kekeuh pada pendiriannya akan mengirim Jungkook ke Busan dan itu mutlak karena sang Bunda juga telah menyetujuinya.

Jungkook tak berani melawan karena takut keadaan semakin runyam, dia sudah pasrah mungkin memang sudah jalannya dan Taehyung yg tak mungkin bersama.

Malam itu Taehyung pergi ke bar, terlalu stress menghadapi sifat sang papa yg egois memikirkan dirinya sendiri.

Belasan gelas membasahi kerongkongannya, kesadarannya juga mulai menurun beruntung dia masih sanggup menyetir dengan benar hingga selamat sampai rumah.

Jungkook yg baru saja bersantai setelah mengemasi barang barang yg akan dibawa besok ke Busan, tentu kaget melihat kondisi Taehyung yg pulang dalam keadaan mabuk berat.

"Astaga"

Jungkook segara memapah Taehyung ke kamarnya, untungnya papa dan bunda sudah tidur jadi Taehyung aman.

Jungkook menidurkan Taehyung dikasurnya lalu melepas sepatu serta jaketnya.

Lamat lamat dia pandangi wajah kacau pria yg telah mencuri hatinya itu, tak tega rasanya tapi Jungkook bisa apa???

Taehyung terus bergerak gelisah, bibirnya sesekali menggumamkan nama Jungkook membuat si pemilik nama semakin tak sanggup meninggalkannya.

Jungkook memberanikan diri mendekat, aroma alkohol yg kuat tercium.

Dia tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan Taehyung kedepan tanpa dirinya?

Wajah itu semakin mendekat hingga akhirnya bibir mereka bertemu, Taehyung menekan tengkuk Jungkook.

Awalnya Jungkook kaget namun sebisa mungkin mengimbangi ciuman Taehyung yg terkesan menuntut.

Mereka sama sama menikmati, hingga tak sadar kini kedua tubuh itu telah polos tanpa penutup.

Jungkook sibuk mendesah dengan Taehyung yg sibuk menggempur analnya.

Pergumulan panas itu berakhir 2 jam kemudian, ada rasa pilu serta sesak memenuhi rongga dada Jungkook yg meringkuk nyaman dalam dekapan Taehyung.

Ini malam terakhir mereka, mulai besok Jungkook dan Taehyung akan menjalani hidup mereka masing-masing.

-Endless Love-
12 Okt 2022

Endless Love (Taekook/End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang