episode 17

6K 499 9
                                    

_________________

______

_
.
.
.
.
.
.
.
Aaron memijat pelipisnya,memandang isi pesan pada handphone yang sedari tadi ia genggam membuat ellard yang sedari tadi memperhatikan itu geram

"Apa perlu ku hancurkan handphone mu itu emperor?"
Sakras ellard,lalu berjalan ke arah Aaron, mengambil hp itu lalu melemparkannya ke sembarang arah

"Sorry dear"

Aaron meremat pinggang ellard yang kini tengah berdiri di hadapannya,memeluk pinggang itu lalu tiba tiba menariknya membuat sang empu pemilik pinggang kehilangan keseimbangan

"Jangan salah faham dear"

Hanya dengusan yang ellard keluarkan membuat Aaron tertawa pelan lalu mengecupi tengkuk itu dengan sesekali menyesap nya

Berjalan mendekat,Aaron lalu menunjukkan apa yang ia lihat pada ellard, terlihat layar ponsel menunjukkan foto sepasang kalung couple

"Aku ingin membeli ini untuk kita"

"Hahaha kita sudah memiliki ini Aaron"

Ellard mengangkat bandul kalung yang menggantung di leher Aaron, menunjukkan bandul dengan ukiran naga serta ular yang saling melilit pada sang dominan

"Aku juga memilikinya"
Ellard membuka kemejanya, mengeluarkan kalung yang menggantung di dalam kemeja lalu menunjukkan pada Aaron

"Lihat bahkan milik kita lebih baik di banding barang murahan itu"

Tak bisa berkata apa apa Aaron hanya menggeleng, kembali menarik pinggang pemimpin werkxas secara tiba-tiba lalu menghampit nya

"Pilihan mu selalu indah dear"

Seringai tersungging di wajah manis na lembut ah ralat angkuh ellard

"Kalung ini bukan hanya sebagai pertanda jika kita adalah pasangan namun juga sebagai penanda jika kau adalah milik ku, dan aku adalah pemilik mu"

Aaron tertawa renyah sungguh kekasih nya yang brutal ini sekarang amat menggemaskan

"Kau tak terima Aaron?"

Tiba tiba sebuah kecupan mendarat di tengkuk ellard membuat sang embut menjengit kaget

Jarak di antara mereka sudah tak ada lagi,tubuh ellard dan Aaron saling bertubrukan,deru nafas masing masing saling beradu di udara

Dentingan jam Ding dong menjadi
Harmoni yang mengiringi suasana sepi di dalam kamar sunyi tersebut

Mata tajam ellard menatap Aaron dengan lekat,tatapan itu penuh selidik intimidasi yang di balas dengan terangkatnya salah satu alis Aaron seakan bertanya "ada apa"

Jemari lentik namun kekar secara bersamaan itu terulur mengusap rahang tegas sosok yang saat ini tengah berdiri di hadapannya dengan lembut tetapi dengan sedikit rematan kasar di setiap sapuan nya

Aaron hanya tersenyum membiarkan apa yang ingin kesayangannya lakukan
Dengan sesekali ia mengusap sayang pipi tirus sang kekasih,

ellard menghela nafas kasar entah kenapa saat mengandung seperti ini membuat emosi nya tak terkendali,ia menjadi emosional bahkan ia bisa sangat marah jika seseorang yang di hadapannya sekarang ini bukanlah sosok Aaron

"Baby....."

"Kenapa dengan baby dear?"

Aaron menarik ellard membaringkan kepala si manis di atas pahanya, dengan sayang ia mengusap perut rata sang kekasih membuat ellard yang sedari tadi mati Matian menahan rasa kesal entah karena di sebabkan apa kini merasa tenang

"El..mau mam"

"Hanya El? Baby nya enggak?"

Gelengan ellard berikan,berbalik badan menghadap pada perut Aaron lalu menggambar pola abstrak di sana

"El mau mam tapi baby mau bunuh orang"
Cicit nya

"Hahaha"
Aaron tertawa,sungguh mengapa singa ganas ini kini amat menggemaskan, dengan sayang ia kembali mengusap kepala ellard membuat sang empu memepet kan wajahnya pada perut Aaron

"Akhhh"
Gigitan amat keras yang ellard berikan pada perut nya membuat Aaron meringis pelan, usapan pada kepala ellard terhenti dan kini malah kembali mengusap tengkuk si kecil ganas werkxas

"El pengen bunuh orang"

Aaron hanya bisa menghela nafas, permintaan baby snake nya ini sungguh di luar ekspektasi, mengangguk lalu menunduk guna agar bisa mengecup pipi tirus ellard

Aaron tersenyum sayang berlanjut ia kembali menundukkan kepala dan menjilat rahang tegas ellard

"Apa Aaron Ndak mau?"

Ellard mengerucutkan bibirnya,ia kesal atas penolakan yang Aaron berikan.
Untung saja yang membuatnya kesal saat ini adalah Aaron jika orang lain maka ia jamin jika ia akan langsung menarik pelatuk pistol dan membuat timah panas itu menembus tepat di kepala nya

"Aku mau sayang apa yang tidak untuk ular pembunuh ku ini"

Aaron mengecup pipi tirus ellard dengan gemas sedikit mengigit nya,
Lalu mengusap pipi tersebut sembari mengamati ekspresi kesal ellard

Tiba tiba suasana hangat dua sejoli tersebut terganggu oleh deringan ponsel yang berada di nakas di sebelah Aaron

Sebelah alis Aaron terangkat,mengambil benda pipih itu lalu memberikan setelah melihat nickname sang penelepon

Ellard mengambil ponsel yang Aaron sodorkan padanya, *Anggara arkienzo* sebuah nama tertulis di layar ponsel

"Ada apa"

"Ah Abang ipar apa kau melihat Avan?"

"Bukannya Zavan berada di tempat mu?"

Sosok di sebrang menghela nafas gusar membuat kening ellard berkerut mendengarnya

"Ada apa gara?"

"Zavan ku saat ini tak berada di sini aku tak tau dia pergi kemana,ponsel nya ia tinggal begitupun dengan motornya"

"Bagai mana kau bisa? Apa yang sedari tadi kau lakukan sampai kau tak tau dia pergi kemana"

Aaron yang mendengar ucapan kesal ellard hanya bisa menggeleng sembari ia sesekali mencium pucuk kepala sang kekasih

"Aku mentri pertahanan bang kau tau di negara ini beberapa teroris sedang berkeliaran jadi aku bersama beberapa tentara beserta penyidik khusus menyelidiki siapa saja teroris itu"

"Aku sudah bilang pada Zavan ituk duduk diam di ruang istirahat ku di istana negara tapi sekarang lihat? Adik mu itu sudah pergi entah kemana"

Ellard hanya mampu menghela nafas ketika mendengar penuturan calon adik ipar  nya ia terlampau hafal dengan sifat sang adik yang pecicilan jadi mana mungkin jika Zavan mau duduk tenang di suatu ruangan itu sangat mustahil

"Baiklah jika begitu kau kemarilah nanti kita akan mencari kekasih mu itu bersama sama masalah teroris biar werkxas yang mengatasi nya"

"Ok"

Ellard berpaling,menatap Aaron yang saat ini juga tengah memandangnya,mengubah posisi dari tidur menjadi duduk lalu bersandar di pundak Aaron

"Why dear?"

"El capek"

"Capek kenapa hm?"

"Capek sama tingkah Zavan rasanya pengen El titipin aja dia ke panti asuhan"

The cruel mafia is my wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang