Anak kecil dengan gaya bak model itu menangis di depan gerbang sekolah. Beberapa kali gurunya membujuk untuk menunggu jemputan di tempat bermain saja, tetapi anak itu tetap kekeuh pada pendiriannya.
"Tunggu di dalam saja yuk, sambil bu guru telponkan papinya," rayu guru dengan nametag Park Nari yang tersemat dibajunya.
"Gamau! Papi jahat papi lupa sama Jay!"
Bagaimana tidak merajuk, bahkan sekarang sudah lebih dari satu jam selepas kegiatan belajar mengajar dilaksanakan.
Karena merasa kasihan, Bu Nari kembali menelepon orang tua dari sosok anak yang nangis sesenggukan di depan gerbang.
---0_0---
"Astaga sayang!" Beomgyu mendorong tubuh sang suami yang mendusel manja pada ceruk lehernya.
"Kenapa hmmm? Kurang puas main di sofa?"
"Aish kau ini! Bu gurunya Jongseong nelpon. Ah, aku lupa menjemputnya," dengan cepat Beomgyu meraih ponsel yang sedari tadi berbunyi. Ternyata sudah puluhan telpon masuk dari nomor yang sama. Karena terlalu fokus dengan suaminya sampai ia tak mendengar ada telpon masuk.
"Iya bu guru. Mohon maaf, katakan pada Jongseong saya segera kesana."
"..."
"Baik baik, terimakasih Bu guru."
Setelah menutup panggilan tersebut, Beomgyu merapikan kembali pakaiannya. Sang suami yang melihat istrinya bergegas pergi langsung menampakkan wajah murung.
"Suruh Heeseung yang jemput saja, nanti kita jemput di toko," pinta Taehyun dengan wajah memelas. Bahkan tangannya masih setia merengkuh pinggang sempit sang istri.
"Ayah... Gak boleh menelantarkan anak. Dosa!"
Okey. Taehyun mengalah saja.
"Aku antar ya?" tawar Taehyun yang ikut berbenah. Namun tubuhnya kembali didorong hingga jatuh ke sofa.
"Selesaikan pekerjaanmu. Jangan buat ulah."
Beomgyu melesat dengan cepat setelah memberi ultimatum pada sang suami. Taehyun kembali menghela nafas kasar. Ada saja yang mengganggu waktu berduaannya.
---0_0---
Beomgyu berlari dengan cepat menuju halte terdekat. Berdoa semoga anaknya tidak marah besar padanya. Sungguh ia bermain sampai tidak ingat waktu, semoga aroma laknatnya tidak tercium. Sebab parfum sudah ia semprot sebanyak mungkin.
Tak menunggu lama, akhirnya bus yang ditunggu datang. Beomgyu segera melakukan pembayaran menggunakan kartu, kemudian masuk dan memilih kursi agak belakang.
Cemas.
Saat ini perasaan Beomgyu semakin tak enak pada sang anak. Sebab saat tadi pagi diperjalanan mengantar ke sekolah, sang anak sudah berpesan untuk menjemput lebih cepat karena anak itu mau mengajak kencan di kedai eskrim.
Pasti Beomgyu di cap sebagai pembohong.
Selang beberapa menit Beomgyu telah sampai di area sekolah Jongseong. Dapat ia lihat dari kejauhan sang anak yang berdiri didepan gerbang sembari cemberut lucu.
"Sayangnya papi," Beomgyu berjongkok dan hendak meraih tubuh anaknya untuk dipeluk, namun Jongseong mundur beberapa langkah. Bu Nari ikut terkejut melihat penolakan dari anak itu.
"Terimakasih bu guru karena sudah menjaga Jongseong, kami pamit pulang."
Setelah mengucapkan terimakasih pada sang guru, Beomgyu langsung meraih tangan anaknya untuk dibawa pergi. Jongseong tak menolak, tapi tetap bersikap dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Father vs Son || TaeGyu
FanfictionAyah sama anak ini gak pernah bisa akur, kerjaannya rebutan papi mulu. ___-_-___ Lapak BL guys. Gasuka pegi aja #Taegyu #Jaygyu #mpreg