4. Musuh Bebuyutan

195 12 2
                                    

"Selamat pagi papiku sayang!" sapa Jongseong setelah siap dengan seragamnya. Anak TK itu berjalan dengan riang menuju ruang makan.

Beomgyu menoleh dan tersenyum ke arah anak kesayangannya.

"Loh papi kok mukanya pucat? Papi sakit? Jalannya papi juga aneh. Papi jatuh lagi dari tangga?" Jongseong mendekat ke arah Beomgyu dan menarik tangan papi kesayangannya agar mau menunduk, setelahnya meletakkan punggung tangan ke kening Beomgyu.

"Papi tidak panas. Tapi papi jalannya aneh lagi. Papi beneran jatuh dari tangga?" tanya Jongseong lebih menuntut.

Sudah sejak dulu alasan jatuh dari tangga menjadi penyelamat bagi Beomgyu ketika anaknya menanyakan cara jalannya yang aneh. Tapi untuk saat ini apakah akan berhasil, melihat sang anak yang semakin banyak tanya.

"I-iya sayang, papi jatuh lagi."

"Tuh kan, makanya Jay bilang kita tuker aja kamar tamunya ke atas terus kamar papi jadi dibawah."

Beomgyu tersenyum mendengar ocehan sang anak. Begitu khawatirnya Jongseong padanya. Ia jadi semakin gemas.

"Gapapa sayang, papi suka kamar diatas," elak Beomgyu masih dengan senyuman manis. Mencoba meyakinkan sang anak bahwa dirinya akan baik-baik saja.

"Bener ya? Yaudah papi kalau mau naik turun tangga harus sama Jay. Nanti Jay gandeng."

Tangan Beomgyu sudah beralih pada pipi Jongseong, mencubitnya gemas. Kemudian mengacak surai hitam itu.

"Iya kesayangannya papi. Tapi hari ini berangkat sekolah sama ayah ya?"

Jongseong melunturkan senyuman. Inilah yang tak iya sukai jika papinya sakit. Ia harus berangkat dengan sang musuh bebuyutan.

Tanpa menjawab langsung mengambil duduk di kursi yang berseberangan dengan ayahnya. Dapat Jongseong lihat bahwa ayahnya kini tersenyum menyebalkan. Seperti mengejeknya yang sudah kalah diawal. Jongseong jadi makin merengut sebal.










---0_0---











Taehyun melirik melalui kaca spion tengah. Sudah sangat ia hafal kelakuan sang anak yang tak mau duduk disebelah kemudi dan memilih duduk sendirian dibelakang. Meskipun Taehyun terasa seperti supir saat ini, tapi tak apa setidaknya ia sedang bahagia karena semalam bisa menghabiskan malam panas lagi dengan sang istri. Kemarin sih sempat main, tapi tak puas karena bertabrakan dengan waktu jemput anaknya.

"Sampai kapan kau akan terus bermusuhan dengan ayah?" tanya Taehyun yang mencoba mencairkan suasana. Jongseong yang awalnya memainkan jarinya menoleh ke depan.

"Sampai ayah jauh-jauh dari papi!"

"Kau itu aneh sekali. Anak lain akan bahagia melihat orang tuanya akur, kenapa kamu berbeda ya?"

Jujur Taehyun tak mengerti dengan pola pikir sang anak. Apa mungkin Jongseong itu anak yang tertukar waktu di rumah sakit dulu? Lalu ia bertemu orang tua kandungnya dan diminta untuk merusak rumah tangga Taehyun dan Beomgyu?

Padahal Taehyun tidak suka nonton sinetron tak bermutu macam itu, tapi pikirannya seperti sutradara sinetron keluarga.

"Karena Jay sayang sama papi!"

"Ayah juga sayang papi tuh. Tapi kenapa kamu bertingkah seperti ayah itu jahat ke papi?"

Jongseong tak menjawab, lebih memilih memalingkan wajah menuju kaca jendela. Taehyun mendengus sebal. Kenapa harus Jongseong yang jadi anaknya?

Tak beberapa lama mobil itu telah sampai di gerbang sekolah. Jongseong langsung turun tanpa bersalaman dengan ayahnya, ia langsung masuk ke kelas.

"Emang anak kurang ajar. Awas aja ya, gak bakal saya izinin Beomgyu deket-deket kamu," gerutu Taehyun sambil menjalankan mobilnya menjauhi area sekolah.











Father vs Son || TaeGyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang