Chapter 21

23 14 1
                                    

Siang itu, sepulang sekolah, Yera kini berdiri di depan gerbang rumah yang pernah ia datangi. Rumah sang dukun yang memberinya kehidupan padanya. Cukup lama Yera berdiri di sana tanpa ingin memberanikan dirinya untuk mengetuk atau menekan bel yang tersedia. Hingga hujan mulai turun membasahi sekitar, namun Yera masih diam di depan gerbang.

"Masuklah" pandangannya teralihkan pada dukun yang baru tiba di rumahnya, dengan menggenakan payung dukun itu membuka gerbang rumahnya "Kau takan masuk" tanyanya lagi, akhirnya Yera pun mengikuti kemana langkah wanita itu pergi.

Di depan pintu rumahnya Yera kembali diam, karna ia tak bisa masuk kedalam dengan kondisi bawah seperti ini. Sang dukun kembali ke arah pintu saat dirinya telah menyimpan beberapa belanjaan miliknya. "Masuklah" namun Yera masih diam tak bersuara "Yera" panggilnya

Setetes air mata mulai turun membasahi pipi Yera, dengan cepat ia menghapusnya "Ada apa denganmu" Yera hanya menggeleng "Masuklah, aku tau apa masalahmu" mendengar itu Yera akhirnya melihat wanita yang sedari tadi berbicara padanya. "Tapi.. pakaianku basah" dukun itu tertawa kecil "Masuklah, aku sudah menyiapkan pakaian untukmu"

Kini Yera sudah berganti pakaian dengan pakaian yang di berikan oleh dukun itu, dan saat ini mereka tengah duduk berhadapan. "Kau pasti bingung soal dirimu yang selalu kehilangan kesadaran bukan" ucap dukun itu

"Bagaimana.."

"Aku melihatnya sendiri hari itu"
"Aku juga tidak tau kenapa wanita itu berada di dalam tubuhmu, tapi aku tidak bisa mengeluarkannya begitu saja"
"Karna, itu juga bisa mengakhiri hidupmu" jelas dukun itu

"Jadi.. apa yang terjadi?" tanya Yera bingung

Dukun itu berdiri dari duduknya, membuka tirai besar yang berada di dekatnya, terdapat cermin besar di sana. "Lihatlah kesini, dan kau akan melihat sosok lain dari tubuhmu" Yera bangkit dari duduknya, berjalan menuju cermin itu dan benar saja ia melihat sosok lain yang berada di dalam cermin itu. Seorang gadis cantik putih pucat berada di depannya. "Gadis ini, yang selalu mengambil kesadaranmu?" tanyanya

"Cih" gadis itu berdecih mendengar ucapan dukun itu

"Kenapa?" tanya Yera

Gadis bernama So Hyun itu melirikkan pandangannya ke arah lain, "Kalian bicaralah, aku harus mengurus sesuatu" pamit dukun itu yang lantas berjalan pergi meninggalkan mereka.

"Kenapa kau selalu mengambil kesadaranku?" tanya Yera lagi

"Untuk balas dendam" jawabnya

"Pada siapa"

"Pria tua" jawab So Hyun

Yera diam sesaat "Kenapa kau harus balas dendam" mendengar ucapan itu So Hyun mengeraskan rahangnya "Kau ingin tau"
"KAU INGIN TAU ITU__ crakkk" Yera berjalan mundur begitu ada retakkan kaca yang terjadi pada cermin itu. "Pria itu, dia sudah memenjarakanku hingga membuat aku mati kelaparan"
"Bahkan, dengan kematian itu, dia masih bisa hidup bebas saat ini, setelah apa yang telah ia perbuat pada salah satu siswinya, hingga membuatnya mati tertabrak truk saat jam pelajaran" jelas So Hyun, Yera kaget mendengar ucapan itu, jadi ingatan soal gadis yang pernah mendatanginya adalah ingatan gadis ini.

"Memangnya apa yang sudah di perbuatnya"

"BODOH"
"KAU ITU BENAR BENAR BODOH" Yera diam mendengar teriakan itu "Aku sudah bilang bukan, dia menyebabkan salah satu siswinya mati, dan kesalahannya ia lampiaskannya padaku"
"Dan kau tau.. setelah kematian siswi itu dia mengambil semua harta yang menjadi milik siswinya, tapi apa ini.. dia saat ini bahkan masih berkeliaran hidup bebas di dunia ini dengan seluruh harta yang bukan miliknya"
"Dengarkan aku Yera, manusia itu.. mereka hanyalah sekumpulan orang orang serakah, mereka tidak__" So Hyun tak melanjutkan ucapannya dan lebih memilih menghela napas.

Cat, My Beautiful ✓ [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang