Chapter 20

27 15 2
                                    

Yera saat ini tengah berjalan menelusuri jalan untuk tiba di rumahnya, pasalnya tadi ia menghentikan taxi di depan karena ia ingin. Ia juga ingat jika anak anak yang pernah mengganggunya kini tak terlihat lagi, ia beruntung karenanya.

Langkahnya terhenti di depan gerbang rumahnya, manik matanya menelisir rumah besar di hadapannya. "Apa yang kau lakukan di luar?" ucapan itu membuat Yera berbalik ke belakang "Bibi" ucapnya begitu wanita itu keluar dari taxi. Langkah Yera mengikuti wanita itu yang tengah berjalan masuk "Bibi kemana mobilnya" tanyanya saat wanita itu tengah menekan tombol sandi. "Ban nya pecah, jadi aku tinggalkan"

"Begitunya" mereka berjalan masuk "Lalu apa bibi baik baik saja"

"Tentu saja" ucap Mina sedikit tinggi

"Syukurlah, kalau begitu, saya pamit ke kamar" ucapnya dan berjalan pergi melewati wanita itu untuk berjalan ke kamarnya.

Yera menutup pintu kamarnya dan kembali melihat apa yang ada di hadapannya. "Ini menyenangkan" ucapnya, ia pun menghembuskan napas dan berjalan ke arah ranjangnya.

•••

Di cafe, Jisoo dan Irene saat ini tengah duduk berhadapan dengan sebuah cake dan minuman yang mereka pesan. "Irene.." Irene berdehem sambil menyeruput minumannya menggunakan sedotan "Aku, sebenarnya tak mau menjauhinya" manik mata Irene melirik ke arah temannya, bahkan saat ini raut wajah gadis itu tengah menunduk sambil memainkan cake dengan garpunya. "Apa aku harus meminta maaf padanya duluan?"
"Lagian, aku yang memulai menjauhinya" Irene masih diam tak menjawab ucapannya.

Karena tak ada jawaban dari temannya, Jisoo melihatnya "Irene" panggilnya

"Sepertinya aku juga salah karena menjauhinya"
"Kita bahkan tidak pernah menanyakan alasan, kenapa ia tidak bisa bermain bersama kita" Jisoo berdehem menyetujuinya.

•••

Yera terbangun dari tidurnya yang langsung pergi untuk membersihkan tubuhnya dan bersiap ke sekolah. Ia pergi menemui Mina setelah selesai dan mendapatkan beberapa lembar uang yang di berikan wanita itu. Tanpa pamit Yera langsung berlalu pergi meninggalkan Mina yang bertanya tanya, "Tumben sekali tak pamit" sahutnya dan kembali berjalan menuju dapur, langkahnya terhenti saat manik matanya melihat waktu yang masih menunjukkan pukul 6 pagi "Tumben sekali berangkat pagi, dia bahkan belum makan"

Waktu kini menunjukkan pukul 9 pagi dan saat ini Yera tengah berada di luar gedung tinggi. Manik matanya terus melihat ke arah atas. "Apa yang kau lakukan disini?" ucapan itu mengundang Yera untuk berbalik "Siapa kau?" Yera tersenyum kecil saat manik matanya melihat dukun yang memberi kehidupan pada kucing putih, yang kini harus menanggung kehidupan seseorang.

"Aku tanya siapa kau" ucap dukun itu lagi

"Aku penghuni tubuh ini" jawab Yera

"Apa?" kaget dukun itu
"Apa maksudmu?" sambungnya

"Aku memiliki urusan yang belum selesai di dunia ini"
"Dan kebetulan, kau memberi kucing itu wujud, jadi.. aku mengambil kesempatan itu"

"Yaaa" bentak dukun itu

"Haa ah.. ini menyenangkan, aku bisa kembali hidup seperti sebelumnya" ucap Yera

"Keluar dari tubuhnya"

"Tidak mau"

"Aku bilang keluar dari tubuhnya" ancamnya

"Aku bilang ti dak mau" jawab Yera dengan sedikit senyuman miring

Dukun itu mengeluarkan sesuatu dari tasnya "Jika kau melakukannya, kau mengingkari ucapanmu pada wanita itu" mendengar ucapannya membuat dukun itu memasukkan kembali barangnya "Tenang saja.. aku tidak bisa leluasa menggunakan tubuh ini"
"Hanya saja, aku ingin__" ucapannya terhenti yang membuat dukun itu melihatnya "Sampai nanti" ucap Yera lalu lantas berjalan pergi

Cat, My Beautiful ✓ [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang