Chapter 14

32 17 1
                                    

Yera kembali kerumah sakit setelah dirinya kembali ke rumah untuk membawa beberapa buku pelajaran hari esok dan menyalin pelajaran tadi. Sambil menghabiskan waktu ia menyibukkan dirinya dengan menyalin pelajaran barusan.

Pintu ruangan terbuka hingga membuat Yera langsung menutup wajahnya dengan buku miliknya "Tenang saja.. hanya ada aku disini" Yera menurunkan sedikit bukunya untuk mengintip dan benar saja hanya ada dokter itu di ruangan, yang tengah memeriksa Yerin secara rutin. Tak bicara Yera masih diam dengan setengah wajahnya yang tertutup.

Dokter itu menyudahi pemeriksaannya dan berjalan ke arah Yera. Dokter itu tertawa kecil "Sampai kapan kau akan menutupi wajahmu itu" Yera menyimpan buku itu dimeja "Apa yang kau pelajari?" Yera sedikit terkejut saat dokter itu berjongkok disampingnya "Heum.. nilai bahasa inggrismu sangat jelek" Yera menutup buku miliknya dengan cepat. "Kenapa?" tanya dokter itu
"Mau aku ajari?" tawarnya yang membuat Yera meliriknya, ia pun menggeleng "Apa ibuku melarangnya?" tanyanya, namun Yera masih diam tak menjawab ucapannya.

Dokter itu beranjak dan duduk di sofa "Duduk di atas, jangan di lantai, kau bisa sakit" ucapnya namun Yera masih diam "Kau mendengar ucapanku bukan"

"Kenapa.."

"Apa?" tanya dokter itu saat gadis itu menghentikan ucapannya, Yera melirik ke arah belakang dimana dokter itu berada "Kenapa dokter berbicara padaku?"

"Eh?? Memangnya ada masalah dengan itu" jawab dokter itu

"Hanya saja.. bibi selalu menghiraukanku"
"Ia hanya memberiku makan dan menyuruhku bersikap bagaimana layaknya putrinya"

"Apa ibuku seperti itu?" Yera mengeleng "Bibi sangat baik padaku" jawabnya

"Kau ini aneh.. kau bilang jika ibuku selalu menghiraukanmu, dan tadi kau bilang baik, aku tidak mengerti" pandangan Yera kembali pada buku miliknya "Lupakan saja" jawab Yera

Dokter yang menjadi anak dari Mina itu melihat punggung gadis itu yang kian membungkuk, bagaimana pun kini gadis itu adalah manusia yang sama sepertinya dan mungkin kini ia sudah mulai memiliki perasaan dan emosi sama seperti manusia lainnya. Dokter itu beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah luar untuk pergi dari ruangan itu tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Yera.

"Ada apa denganku.. kenapa aku sangat ingin menangis saat ini" ucapnya pelan, yang bahkan ia tidak tau ada apa dengan dirinya. Yera memfokuskan dirinya pada buku pelajarannya.

•••

Pagi itu Yera sudah tiba di sekolah karena kemarin sore Mina menjemputnya dan mengantarnya pulang, dan pagi tadi ia sudah berangkat dari rumah pukul 6 pagi dimana sekolah masih sangat kosong dan sepi. Tanpa ingin menghamburkan waktu, Yera kembali membuka buku bahasa Inggris dan kamus yang selalu ia bawa, karena ia masih belum bisa mengerti dengan bahasa asing itu. Tapi beruntungnya, ia sudah mulai hapal namun masih sangat sulit dalam mengucapkan.

"Kau sudah datang" pandangan Yera teralihkan pada seorang pria bernama Nam Joon sang ketua kelas, yang tengah berjalan ke mejanya. "Bibi berangkat lebih awal hari ini"

"Bibi? Kau tidak berangkat sendiri" ucap pria itu dari mejanya yang berada beberapa di depan mejanya. "Tidak, lagian.. bibi hanya memberiku ongkos untuk pulang" pria itu diam sesaat mendengar ucapan itu "Ne.. Yerin"

"Oh" jawab Yera

"Kau seperti bukan__"

"Yerinnnn" ucapan Nam Joon terpotong saat Jisoo berteriak memangil Yerin "Tumben sekali kau sudah datang" ucap Jisoo yang kini berada di samping meja Yera "Bibi ada pekerjaan penting jadi aku berangkat lebih awal" jawab Yera

"Ayo ke kantin.. aku belum sarapan" ajaknya sambil menarik Yera dan menyimpan tasnya di meja miliknya lalu berjalan keluar.

Kini mereka berdua tengah duduk berhadapan dengan Jisoo yang tengah menyantap sarapannya "Kau yakin takan makan" tawar Jisoo sambil menyuap makanannya, Yera menggeleng "Baiklah" jawab Jisoo

Cat, My Beautiful ✓ [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang