|khawatir

32 9 0
                                    

Valen mengerjakan soalnya dengan senyum yang mengembang,sementara Daffin menggeleng tidak percaya  1 jam yang lalu Valencia jatuh pingsan dengan wajah pucat menghiasi wajahnya, membuat Daffin khawatir setengah mati. namun apa yang gadis itu lakukan begitu gadis itu sadar?, dia justru dengan mudahnya mengerjakan  soal kimia yang membuat Daffin mual, kepalanya pusing di sertai mata yang berkunang- kunang.

Anggap saja Daffin lebay tapi begitulah Daffin dan kebodohannya.

" gimana ulangannya? " tanya Valen pada Daffin

"Seperti biasa gue dapat nilai jelek " sahut Daffin sambil cengengesan

Valen memutar bola matanya malas

" kapan sih lo serius belajar? " tanya Valen dengan raut wajah kesal

" suatu saat nanti " sahut Daffin sekenanya

" keburu gue mati dong" Valen terkekeh dengan jawabannya sendiri

" Val lo jangan ngomong gitu dong!  lo harus positif thinking lo bisa sembuh, izroil lama- lama insecure deh sama lo "

" kenyataannya gue memang sekarat Daff, gue pingin di sisa umur gue lihat lo jadi juara, biar pas gue di surga nanti gue bangga  bisa kenal sama lo dan jadi sahabat lo, meskipun gue cuma ngerepotin " Valen tertawa  miris

Daffin sadar di balik sikap Valen yang Judes dan menyebalkan hati gadis di sampingnya ini memang baik

" lo ga bakal masuk surga len, yang ada penghuni surga pada takut lo geplak kalau ngelakuin kesalahan " Daffin tertawa puas melihat raut wajah Valen yang berubah datar

" lo emang monyet ya fin sini lo gue tampol " Valen segera mengejar Daffin yang sudah lari tunggang langgang tentu saja Daffin tidak akan lari terlalu jauh dia sadar betul jantung Valen lemah dan tidak akan kuat untuk berlari terlalu lama  bahkan Valen tidak boleh kecapean sama sekali

"Ampun Val " Daffin melindungi kepalanya agar tidak jadi samsak tinju Valen  namun alih- alih mendapatkan amukan Valen ia justru tak merasakan apa- apa Daffin segera bangkit  lalu menghampiri gadis tersebut yang terfokus pada selebaran audisi pencarian bakat.

" lo. Liatin apa Val? "

" ada audisi pencarian bakat kenapa lo gak ikutan?, suara lo kan bagus Daff. "

Daffin menghela napasnya panjang sudah tau arah pembicaraan gadis di sampingnya,

"Kejadian kemarin udah bikin gue kapok, gue gak mau sampai itu terulang lagi, lo gak bisa sendiri Val jantung lo bisa kambuh kapan aja" Daffin menggenggam tangan Valen

" jadi karena gue ya?, maaf ya Daf gue jadi penghalang kesuksesan lo, tapi coba lu pikir ini kesempatan lo jangan lo sia- siain! "
Valen menggenggam tangan Daffin dengan erat seolah memberi kekuatan pada cowok tersebut

"Ayolah Daff gue yakin lo pasti bisa lolos audisi itu " ucap Valen yakin

"Gue takut Val, kalau gue jadi artis nanti gue gak punya waktu sama lo lagi " sahut Daffin tersirat nada kesedihan dari kata- katanya tersebut.

Valen tersenyum lalu mendekati sahabat dari oroknya tersebut

"Gue yang akan nyamperin lo dan akan selalu di samping lo " ucap Valen sungguh-sungguh.

Di tengah obrolan keduanya terlihat pak Bayu sang guru olahraga menghampiri keduanya

"Alhamdulillah ketemu kamu juga di sini " pak Bayu  menepuk pundak Daffin

"Memang ada apa pak? " tanya Valen penasaran

" kemarin saya mengajak Daffin untuk masuk team basket sekolah kita, tapi Daffin belum memberi jawaban, jadi gimana fin? "

"Maaf Pak saya gak bisa "

Valen melotot tak santai ke arah Daffin

"Pak kami permisi dulu " ucap Valen  namun sebelum Valen melangkah pak Bayu justru menarik tangan Valen untuk menjauh dari Daffin  sesaat keduanya terlibat obrolan yang cukup serius

"Tolong Val, cuma kamu yang bisa bujuk Daffin, dia pasti nurut sama kamu, kita butuh kapten team basket dan Daffin itu sangat berbakat di bidang olahraga  meskipun bapak dengar dia justru lemah dalam bidang akademik "

" lebih tepatnya dia bodoh pak " Valen melirik ke arah Daffin yang masih setia menunggunya

"Bapak pikir kalau dia mau bergabung di team basket bapak akan memberinya nilai yang bagus dan itu juga bisa berpengaruh pada nilai rapotnya nanti "

Valen nampak berpikir sejenak berusaha memikirkan nasib sang sahabat.

" apalagi kalau Daffin bisa memenangkan turnamen tahunan mungkin guru- guru lain akan membantu dia untuk menambah nilai "

Senyum Valen mengembang sepertinya dia tau apa yang harus dia lakukan

" kalau begitu saya permisi  dulu pak"pamit Valen lalu segera menghampiri Daffin yang masih setia menunggunya, cowok itu nampak bingung dengan kedatangan Valen yang tersenyum cerah, tak seperti biasanya.

"Pak Bayu ngomong apa? " todong Daffin tanpa mau menunggu lama

Valen mencebik kesal sangat tau kebiasaan Daffin cowok ini tidak mau menunggu lama.

"Gue ada kabar bahagia buat lo"

" apa? " sahut Daffin sumringah  melihat ekspresi Valen yang bahagia Daffin yakin, kalau Valen punya kabar yang luar biasa terlebih Valen sangat jarang terlihat bersemangat kecuali dia akan mengikuti Olimpiade atau memenangkan Olimpiade sendiri .

" lo mau kan jadi kapten team basket? " tanya Valen dengan senyum yang masih mengembang.

Sesaat Daffin nampak terkejut dengan pertanyaan yang di lontarkan Valencia, gadis itu terlalu khawatir akan masa depannya, namun dia juga sudah berjanji akan menjaga Valen dan membuat Valen bahagia.

Akankah Daffin menuruti permintaan Valen???

Bersambung

Friend with benefit (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang