kado ⚠ warning⚠

54 2 0
                                    

Setelah di rasa cukup baikan akhirnya Daffin membawa Valencia pulang cowok itu dengan hati- hati menjaga Valen dan menuruti segala keinginannya seperti saat ini keduanya tengah memilih cake di toko kue langganan Valen

Valen menunjuk tersebut karena sangat simple dan Valen suka namun bukan Daffin namanya jika cowok itu tidak membuat ulah begitu keduanya sampai di rumah Valen buru- buru duduk lalu membuka kue pesanannya namun alangkah terkejutnya Valen ketika kue...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Valen menunjuk tersebut karena sangat simple dan Valen suka namun bukan Daffin namanya jika cowok itu tidak membuat ulah begitu keduanya sampai di rumah Valen buru- buru duduk lalu membuka kue pesanannya namun alangkah terkejutnya Valen ketika kuenya berubah menjadi lebih kecil.

Ingin rasanya Valen mengacak-acak rambut Daffin atau menjambaknya namun melihat tampilan kue itu yang terlihat manis Valen lupa untuk melakukan hal itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ingin rasanya Valen mengacak-acak rambut Daffin atau menjambaknya namun melihat tampilan kue itu yang terlihat manis Valen lupa untuk melakukan hal itu

"Happy birthday Valen " ucap Daffin yang telah memeluk Valen dari belakang

"Kamu juga fin" ucap Valen mengusap pipi Daffin yang menempel di pipi Valen .

"Gue belum bisa kasih lo kado Val " sesal Daffin sambil mengeratkan pelukannya

" gue gak butuh kado Fin " ucap Valen mengusap pelan tangan Daffin yang melingkar di perutnya

" tahun ini gue mau minta sesuatu dari lo Val " ucap Daffin serak hidungnya mencium aroma tubuh Valen

" lo mau apa? "

Daffin tidak menjawab matanya terfokus pada bibir Valen secara perlahan Daffin meraih wajah Valen lalu membingkai wajahnya bergerak mengikis Jarak keduanya, bohong kalau Valen tidak gugup saat ini dia merasakan degup jantungnya memompa lebih cepat dari biasanya.

" Daff.. " ucapan Valen terputus begitu bibir Daffin melumat bibirnya dengan lembut, Valen memejamkan kedua matanya  menikmati momen intim keduanya Daffin yang sudah di liputi gairah mendorong pelan tubuh Valen di atas sofa  tak ada penolakan dari Valen dia tidak munafik Valen juga menginginkan sentuhan dari Daffin  begitu lidah keduanya saling membelit  tangan Daffin bergerilya  mengusap lembut perut rata milik Valen  .

Daffin terus merayu cowok itu melepaskan pagutan keduanya membuat Valen merasa kecewa  namun kekecewaan Valen tergantikan begitu Daffin mencium tulang selangkanya memberikannya tanda kepemilikan sebuah tanda berwarna merah ke unguan yang tidak akan hilang dalam hitungan jam  Valen lemas permainan Daffin membuatnya gila.

Friend with benefit (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang