Suatu hari Raja Harun Al-Rasyid memanggil Abu Nawas untuk menghadap ke istana. Raja ingin menguji Abu Nawas.
Ketika Abu Nawas sampai di hadapan raja, Raja Harun bertitah “Hai, Abu Nawas. Aku menginginkan enam ekor lembu berjenggot yang pandai berbicara. Bisakah engkau mendatangkan mereka dalam waktu satu minggu? Kalau gagal, aku akan penggal lehermu!”
“Baiklah Tuanku Syah Alam, hamba junjung tinggi titah tuan”, jawab Abu Nawas.
Semua orang dalam istana yang hadir pada saat itu berkata dalam hati “Mampuslah kau, Abu Nawas”.Abu Nawas kemudian memohon diri untuk pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, ia duduk berdiam dan merenungkan keinginan raja. Abu Nawas cukup lama berada di dalam rumah dan tidak kunjung keluar.
Seminggu setelahnya, ia beru keluar. Hari itu adalah batas akhir dari tugas yang diberikan oleh raja. Abu Nawas kemudian menuju kerumunan orang. Ia kemudian berkata “Hai orang-orang muda, hari ini hari apa?”
Orang-orang menjawab benar akan dia lepaskan, tetapi orang yang menjawab salah akan dia tahan. Rupanya, tidak ada satu orang pun yang menjawab dengan benar. Abu Nawas pun marah kepada mereka.
“Begitu saja, kok, tidak bisa menjawab. Kalau begitu, mari kita menghadap raja untuk mencari tahu kebenaran yang sesungguhnya.” ujar Abu Nawas.
Keesokan harinya, istana dipenuhi oleh warga yang ingin menonton kesanggupan Abu Nawas membawa enam ekor lembu berjenggot. Sampai di depan raja, ia pun menghaturkan sembah dan duduk dengan khidmat.
Raja berkata “Hai Abu Nawas, mana lembu berjenggot yang pandai bicara itu?”
Abu Nawas kemudian menunjuk enam orang yang dibawanya, sambil berkata “Inilah mereka, tuanku Syah Alam.”“Hai Abu Nawas, apa yang engkau tunjukkan kepadaku itu?”
“Ya, Tuanku Syah Alam. Tanyalah pada mereka hari apa sekarang.”
Raja kemudian bertanya, dan keenam orang tersebut memiliki jawaban yang berbeda-beda.
Maka Abu Nawas kembali berujar “Jika mereka manusia, tentunya tahu hari ini hari apa. Apalagi jika tuanku menanyakan hari yang lain, akan tambah pusing mereka. Manusia atau hewan kah mereka ini? Inilah lembu berjenggot yang pandai bicara itu, Tuanku.”
Raja heran melihat Abu Nawas yang pandai melepaskan diri dari ancaman hukuman. Kemudian raja memberikan hadiah 5000 dinar kepada Abu Nawas.
Wallahu a'lam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nu'aiman Dan Abu Nawas Story
Ficción históricaKocak, Jahil, dan Konyol Nu'aiman bin Amr bin Rafa'ah adalah sahabat Nabi SAW yang terkenal kocak, jahil, konyol, tapi kreatif. Sahabat dari kalangan Anshar, alias warga Madinah asli ini, sering membuat Rasulullah tertawa terpingkal-pingkal. Kendat...