▪︎ Happy reading
▪︎ Kalo suka like, komen, sama share, ya~~~
Kehadiran Bagas membuat ketiga wanita yang sedang membicarakan dirinya itu terkejut. Terutama Alesha yang tertangkap basah tengah mengulik kehidupan pribadinya. Dia menahan tawa sebisa mungkin saat melihat wajah sekretarisnya berubah pucat. Dewi dengan sigap segera memberikan bayinya yang sudah tenang ke pangkuan Alesha untuk mengalihkan perhatian wanita itu.
"Kalo mau tau tentang kehidupan saya bisa tanya langsung sama saya, kok. Nggak perlu cari tau dari orang lain. Biasanya, orang lain suka melebih-lebihkan," sindir Bagas sambil berjalan melewati ketiga wanita yang sudah membicarakan topik lain itu.
Bagas dan Aji, suami Dewi, meletakkan barang belanjaan di meja dapur. Mereka lalu menata meja yang berada di taman belakang untuk acara barbeku. Bagas juga menyiapkan kompor dan alat panggang. Dewi dibantu Aqila membawa bahan-bahan yang akan dipanggang lalu menatanya di meja. Sementara, Alesha sibuk menimang bayi mungil yang sudah terlelap lagi itu.
"Mbak Dewi, ini bayinya nggak diambilin selimut aja? Kasihan dingin di luar."
Alesha ikut berjalan ke taman belakang sambil memeluk erat bayi dalam gendongannya itu.
"Oh, iya. Tolong ambil di deket sofa ruang tengah. Tadi aku taruh situ."
"Biar saya aja." Bagas menawarkan diri untuk mengambil selimut bayi saat Alesha hendak berbalik.
"Makasih, Om Bagas." Alesha mengucapkannya menggantikan bayi yang tetap tenang dalam pangkuannya itu.
Bagas kembali ke posisinya semula untuk menyiapkan kompor dan alat panggang. Dia memastikan semua siap dipakai dan aman, barulah dia bergabung untuk duduk di meja bersama yang lain. Pria itu duduk di samping Alesha karena hanya itu tempat yang kosong.
"Oke. Kita serahkan proses panggang-memanggang kepada ahlinya. Silakan Pak Aji mengambil tempat." Dewi menyiapkan piring besar berisi daging yang siap dipanggang lalu mempersilakan suaminya membawa piring tersebut.
"Mbak, rumahnya, kok, asyik banget gini, sih? Aku dari dulu pengen punya rumah minimalis tapi elegan kayak gini." Alesha membuka obrolan sambil menunggu Aji selesai memanggang.
"Makanya buruan nikah. Terus minta suami buat belikan rumah kayak gini. Lagian, suruh siapa pakek kabur dari rumah segala."
"Ih, Mbak Dewi ngomongnya, deh." Alesha mencoba memberi kode agar Dewi tidak membicarakan ayahnya karena ada Bagas di sana.
"Matamu kenapa? Kelilipan? Dari tadi kedip-kedip mulu."
Alesha langsung gelagapan saat aksinya diketahui oleh Bagas. Dia hanya meringis sambil menggaruk kepala dengan sebelah tangan yang bebas. Wanita itu melotot kepada dua wanita lain di hadapannya yang bukannya membantu, melainkan justru menertawakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Secretary [TAMAT] - SEGERA TERBIT
Roman d'amourTidak selamanya menjadi putri tunggal dari orang tua kaya raya membuat hidup seseorang bahagia. Alesha Kinan Wijaya justru memilih pergi dari rumah dan hidup mandiri karena menolak untuk dijodohkan dengan putra dari sahabat ayahnya. Wanita manja dan...