Tom pov.
Namaku Tom, Tom Eginhardt. Aku adalah seorang teman yang bisa merangkap juga sebagai ksatria pedang, pengawal pribadi, sektretaris, dan juga koki.
Ya aku tau aku memang berbakat hehehe. Tapi aku cukup kesal karena harus melayani seorang yang bahkan hatinya terkunci. Dia sangat dingin seperti kau berada di kutub. Ayolah man, aku tidak berbohong.
Aku berasal dari keluarga Eginhardt, keluarga swordmaster dengan ayahku yang sekarang menjadi kepala keluarga. Keluarga ku memanglah seorang keluarga bangsawan, tapi hanya bangsawan Count.
Walaupun kedudukan bangsawan Count dengan bangsawan Earl sama, namun tugas kami berbeda.
Count yang berada langsung dibawah kekuasaan Marquis bertugas untuk menjaga wilayah perbatasan negara yang juga berdampingan dengan tanah County untuk wilayah kami sendiri.
Keluarga Marquis Jarvas dan keluarga Count Eginhardt merupakan saudara seperguruan ketika berada di kelas militer dengan Marquis Jarvas yang satu tahu lebih tua dari Count Eginhardt.
Aku adalah anak ke-dua dari tiga bersaudara. Anak yang pertama, dia perempuan. Dia mirip dengan ibuku yang lemah lembut, rambut coklat panjangnya selalu terurai indah dengan sapuan angin, mimik wajah yang selalu ramah, benar-benar kakak idaman.
Lalu anak ke-dua adalah aku, dan anak terakhir adikku. Dia laki-laki. Aku menyayangi nya. Dia bersikap tegas dan agak, kaku? Mungkin karena didikan keras ayah yang merupakan seorang swordmaster.
Dan aku? Aku tidak ingin berada di tanah ini sepanjang hidupku. Meskipun disini berkecukupan, namun aku tidak terbiasa. Itu terjadi saat aku berusia 7 tahun.
Saat aku memasuki Mahoutokoro Academia, aku bertemu dengannya. Sosok yang begitu menyilaukan mataku, sosok yang begitu besar meskipun dia masih 9 tahun. Dia adalah William, anak pertama dari keluarga Duke Sylvester.
Aku mengagumi nya, dan pada saat itulah aku telah melakukan sumpah setia ku padanya. Dan kalian tau? Kabar ini cepat tersebar dan sampai di telinga ayahku.
Ayahku memarahiku habis-habisan, tapi aku diam seolah menganggap suara ayahku tidak ada. HeheEntah bagaimana caraku membujuknya, aku berhasil meyakinkan ayah kolot itu agar aku melayani calon Duke masa depan, bukan Marquis.
Dan nantinya yang akan menggantikan ayah tentu saja adik kecilku yang kaku, kalau kakak perempuan ku tidak akan mau. Dia ingin menjadi desainer katanya.
Aku berlatih bersungguh-sungguh hingga bisa berada di sisi seorang yang dulu sangat aku kagumi. Dan setalah bertahun-tahun mengikuti nya aku sadar dia sangat menyebalkan namun juga menyenangkan secara bersamaan.
Dia jarang tersenyum bahkan ketika pernikahan pertamanya dengan Lady Rose yang merupakan seorang Imperial Highness atau kerabat dari kekaisaran, dia tidak menunjukkan raut bahagia.
Walaupun begitu dia memiliki dua orang putra, sangat aneh. Tapi entah masalah apa diantara mereka, Lady Rose meminta Willian untuk bercerai dengannya dan Lady Rose kemudian menikah dengan lelaki yang ia cintai. Ya, ini merupakan pernikahan politik sih.
2 tahun setelah perceraian itu, kami diberi tugas untuk bertemu dengan Yvonna sang Dewi Elf di hutan terlarang, dan pulang membawa seorang gadis berambut merah terang dengan telinga runcing kebawah.
Saat itu juga William membawanya pulang, dan selang beberapa minggu dia menikah dengan gadis yang diyakini memiliki nama Emerald Gardenia Verlee. Aku lupa dimana pernah mendengar marga itu, tapi lupakanlah.
William banyak tersenyum dan kembali hidup saat itu, namun dia kembali seperti tidak bernyawa lagi ketika Emerald sedang mengandung anaknya, dan ajaibnya sampai 22 bulan.
Usai melahirkan, Emerald dikatakan meninggal. Dengan tubuh bersimbah darah namun bayinya tidak ada. Saat itu juga, William menjadi tidak terkontrol emosinya.
Namun dia berhasil menekan emosinya sendiri dengan menyimpan mayat Emerald di peti mati yang sudah di beri sihir pengawet tentunya, dan banyaknya bunga. Jangan lupa dengan Dandelion kesukaannya.
Kita kembali untuk masa kini, aku kembali masuk ke hutan terlarang dengan William dan dihadang beruang coklat besar namun ada anak kecil yang berhasil mengalahkan dengan sihir tingkat 4, kurasa.
Tidak ada angin atau hujan lebat, tiba-tiba saja William membawa anak itu pulang dan mengatakan dia bungsunya? Serius? Tapi memang terlihat mirip dengan es batu itu.
Sangat menggemaskan, tentu saja untuk E-than!
Kalian berharap aku memuji kalian? Jangan harap.Tom pov end.
***
Perjalanan dari hutan terlarang menuju Dukedom Sylv memakan waktu 2 hari lamanya dengan memakai kereta kuda.
Sudah 2 hari pula E-than bersama dengan seorang pria yang dia panggil sebagai papa. Selama itu, William tidak ingin berpisah jauh dengan buntalan daging bernyawa dengan nama Ethan.
E-than sangat antusias melihat pemandangan dari dalam jendela kereta, sangat bagus menurutnya.
William hanya terkekeh geli melihat bungsunya antusias seperti itu, dia juga sudah menyuruh Tom untuk mencari tahu informasi bocah menggemaskan ini.
"Jangan jauh-jauh dari papa sayang, nanti kamu jatuh" ucapnya lembut dengan mata yang tak henti-hentinya menatap objek di sampingnya.
"Um! Um!" Anggukan semangat juga tak kalah E-than berikan, melihat bagaimana para prajurit menaiki kuda juga Tom yang setia berada di samping kereta kuda.
Karena rasa penasarannya, E-than menempelkan pipi tembam nya dia kaca jendela. Itu terlihat seperti akan tumpah.
Tom yang melihat kejadian itu secara langsung, tentu saja tertawa terbahak-bahak, bagaimana tidak?
Pipinya yang bulat seperti mochi itu kini tengah menempel sempurna di kaca kereta, tangan bantetnya mengecap di kaca jendela juga, sangat menggemaskan.
Namun itu tidak berlangsung lama, William yang tau bahwa bungsunya sedang di tertawakan langsung mengambil paksa tubuh mungil itu, memangku dan memeluknya dengan posesif.
Tangan besar itu terulur untuk mengusap rambut pirang yang sama sepertinya. "Halus" sambil menghirup rakus aroma vanilla yang sekarang menjadi candunya.
"Hihihi papa deliii" kekehan pelan kembali keluar dari mulut William, entah sudah berapa kali ia menarik sudut bibirnya dengan hanya melihat tingkat absurd E-than yang menurutnya menggemaskan.
🪴🪴🪴
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince of Dragon | ONGOING
FantasyAkihiko, seorang bocah laki-laki berusia 6 tahun yang melintasi dunia dimensi setelah dirinya mengalami tragedi keracunan karena iri dengki dari saudaranya. Ia berhasil hidup kembali dengan tubuh bayi dan sayap merah yang melekat di punggungnya. Ini...